Semua cerita
TEBAR by JALA

Perempuan menjalankan tambak udang? Bisa!

Tujuan:

Mengembangkan kapasitas petambak udang dalam berbudidaya.

Pendekatan:

Pendampingan berbasis komunitas bagi petambak perempuan maupun laki-laki.

Hasil:

Petambak perempuan seperti Ibu Luluk kini dapat menjadi pemegang keputusan di tambaknya. Ia juga merupakan pelopor budidaya intensif di daerahnya.


Ibu Luluk, seorang petambak udang dari Demak yang merupakan peserta pendampingan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. Meski awalnya memiliki modal terbatas untuk melanjutkan tambak udang almarhum ayahnya, kini ia menjadi pemegang keputusan di tambaknya.

Article_bululuk_image_EN&ID_02_fotobululuk.png

Meski dengan latar belakang pendidikan yang tidak linier dengan perikanan tetap berupaya meneruskan usaha orangtua. Berkat kegigihan dan keringanan kaki untuk terus belajar membuat budidaya terus berkembang. Bahkan Ibu Luluk menjadi pelopor petambak udang yang menerapkan sistem budidaya intensif di daerahnya. Beliau juga dipercaya sebagai ketua “Kelompok Tani Ikan dan Udang Pasopati Jaya” yang didominasi oleh petambak pria.

Kesetaraan gender adalah salah satu isu yang masih ada dalam industri udang. Kaum pria masih mendominasi dalam segala aspek pekerjaan di tambak udang. Padahal, kaum perempuan memiliki kemampuan yang setara dengan laki-laki dalam berbagai proses mulai dari persiapan, budidaya, panen, dan pasca-panen. Petambak udang perempuan juga memiliki ketelitian tinggi dalam mengelola keuangan serta melakukan sorting dan grading udang. Ibu Luluk telah membuktikannya dan juga petambak perempuan lainnya di berbagai daerah.

Melihat besarnya peluang di Indonesia untuk budidaya udang, sangat disayangkan jika belum banyak petambak udang perempuan terlibat dalam budidaya. JALA berharap lebih banyak perempuan akan semakin terlibat di sepanjang proses budidaya udang.


Bagikan artikel ini
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.