Tips Budidaya

5 Strategi Mengontrol Penyakit Udang dan Pentingnya Teknologi bagi Budidaya

Kalyca Krisandini
Kalyca Krisandini
30 November 2023
Bagikan artikel
Cover - Teknologi dalam Budidaya.jpg

Penyakit masih menjadi tantangan utama dalam budidaya udang. Selain berisiko mengarah pada kegagalan budidaya, penyakit juga menjadi awal kerugian. Sementara itu, masih banyak petambak belum mengetahui pentingnya teknologi bagi budidaya udang. Padahal teknologi memiliki peran yang cukup besar dalam meminimalisir masalah dalam budidaya.

Untuk #HadirMembantu petambak mengenali strategi menangani penyakit dan memahami pentingnya teknologi budidaya, JALA mengadakan webinar SHRIMPS TALK yang ke-12 pada 28 November 2023 lalu. Webinar ini dihadiri oleh 98 peserta yang sangat antusias belajar dan berdiskusi tentang dua topik tersebut.

SHRIMPS TALK kali ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Heny Budi Utari, M.Si. (General Manager of Animal Health Service CP. Prima) dan Rina Wardhana, S.T. (Senior Technical Manager JALA). Secara khusus, Dr. Heny menyampaikan tentang strategi mengontrol penyakit udang, sedangkan Bapak Rina menyampaikan tentang manajemen teknologi tambak udang.

5 strategi mengontrol penyakit udang

Beberapa petambak udang menggunakan bahan organik tertentu untuk menaikkan pertumbuhan plankton. Namun, penambahan bahan organik juga diikuti dengan kepadatan tebar yang tinggi sehingga mengakibatkan kolaps.

Ketika memasukkan bahan organik ke dalam sistem budidaya, Dr. Heny menyarankan untuk memastikan supaya bahan organik bisa terurai dengan baik sehingga tidak menimbulkan penyakit. Alternatif solusinya adalah menggunakan pakan dengan kandungan protein rendah agar limbah organik tidak terlalu tinggi.

Selain itu, masih banyak petambak yang belum memasang IPAL/IPABA. Padahal buangan dari tambak mengandung sisa pakan, feses, bakteri, virus, jamur, dan sebagainya. Buangan tambak yang tidak diolah ini pada akhirnya akan memicu munculnya penyakit udang.

ST12_weather and tides monitoring.png

Dalam mengontrol penyakit udang, Dr. Heny menyarankan penerapan 4 strategi berikut:

1. Monitor cuaca dan pasang surut

Melihat data terlampir, curah hujan menjelang akhir tahun 2022 meningkat cukup drastis, tetapi menurun di bulan Desember 2022. Melihat fenomena cuaca yang fluktuatif ini, petambak harus tetap memantau keadaan alam sehingga bisa mengetahui kapan curah hujan meninggi dan kapan pasang surut terjadi.

2. Perbaikan genetik

Industri udang di Ekuador berhasil mengembangkan indukan SPR (Specific Pathogen Resistant). Walaupun EHP masih ditemukan, tetapi mereka dapat bertahan karena padat tebar di kolam tidak terlalu tinggi. Sementara itu, industri udang Vietnam sudah banyak yang menggunakan nursery pond supaya benur lebih siap hidup di tambak pembesaran.

3. Implementasi biosekuriti

Biosekuriti harus dilakukan di setiap tahap budidaya. Saat persiapan, petambak bisa memasang bird scaring devices dan crab protecting wall. Sementara itu, saat proses budidaya sudah berjalan petambak bisa menyediakan fasilitas cuci tangan sederhana di tambak dan monitoring kesehatan udang secara rutin.

4. Transformasi sistem budidaya

Melakukan transformasi sistem budidaya juga dapat dilakukan, khususnya pada sistem plankton, keseimbangan plankton dan bakteri, dan sistem bioflok indoor maupun outdoor. Sistem bioflok dinilai cukup bagus untuk mengontrol patogen serta mengatasi AHPND dan EHP.

Selain itu, penggunaan filter dengan berbagai bahan seperti batu, ijuk, dan sebagainya juga dapat dipertimbangkan. Filter air dapat menurunkan nilai TOM sebesar <10 ppm, tetapi tetap harus diiringi dengan penggantian air. Fasilitas seperti tandon, pompa, buangan sentral, buangan atas, dan kencingan juga penting.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah kecukupan air. Karena banyak tambak yang sulit menerapkan pergantian air, penumpukan bahan organik dan kandungan vibrio di dalamnya cukup tinggi.

5. Mengontrol vibrio

Untuk mengontrol vibrio di kolam, monitoring hasil analisis kualitas air dan bakteri sangatlah penting. Petambak dapat melakukan pengujian sampel udang melalui anco untuk mengontrol kesehatan dan pola makan udang. Selain itu, pemberian probiotik juga penting untuk meningkatkan sistem imun udang.

Apabila disimpulkan, penyakit—terutama yang disebabkan vibrio—masih menjadi tantangan budidaya udang. Sementara itu, strategi untuk mengontrol penyakit masih memerlukan kajian lebih lanjut agar terbukti optimal dan perlu diterapkan dengan benar supaya budidaya udang berhasil.

Manajemen teknologi di tambak udang

Menurut Dr. John A. Hargreaves, seorang ahli akuakultur yang berkiprah selama lebih dari 40 tahun, akuakultur adalah usaha memproduksi organisme akuatik yang memiliki nilai ekonomi atau sosial dari suatu sumber dan melalui proses teknologi yang dikendalikan. Dengan demikian, peranan teknologi mulai perlu menjadi perhatian pelaku budidaya.

Mengingat potensi sumber daya akuakultur yang cukup besar, terdapat beberapa faktor penting yang memengaruhi kesuksesan dan pertumbuhan industri akuakultur. Selain kualitas air, ketersediaan pakan, kondisi lingkungan fisik, dan sebagainya, inovasi teknologi juga menjadi salah satu faktor yang penting.

ST12_resource potential.png

Teknologi akuakultur mengacu pada kumpulan metode, pengetahuan, dan alat yang digunakan dalam praktik budidaya udang, ikan, dan tanaman air. Ada berbagai aspek yang tercakup, meliputi tingkatan teknologi, manajemen lingkungan, nutrisi, pemberian pakan, pengendalian penyakit, reproduksi, dan manajemen operasional.

Sementara itu, manajemen teknologi tambak udang mengacu pada penerapan berbagai teknologi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan budidaya. Tiga aspek tersebut tidak boleh terlewatkan dalam berbudidaya.

Lebih lanjut, terdapat beberapa teknologi yang dapat diterapkan di tambak udang, antara lain

1. Teknologi aerasi

Teknologi aerasi merupakan salah satu aspek penting karena udang memerlukan kadar oksigen yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya. Contoh teknologi aerasi adalah aerator kincir, surface aerator, airlift pump aerator, dan spiral aerator. Kincir membantu pengadukan sehingga berpengaruh pada ketercukupan kadar oksigen di dasar dan permukaan kolam.

2. Teknologi monitoring kualitas air

Teknologi monitoring kualitas air berfungsi untuk mengukur, memantau, dan menganalisis beberapa parameter kualitas air, misalnya pH, DO, suhu, dan salinitas. Contoh teknologi ini adalah alat ukur kualitas air multiparameter, test kit, pH meter, dan refraktometer (untuk salinitas).

3. Teknologi pemberian pakan otomatis

Sesuai namanya, teknologi ini berfungsi untuk membuat proses pemberian pakan lebih cepat dan praktis dengan automasi. Udang dapat tumbuh lebih optimal karena pemberian pakannya tercukupi secara teratur. Contoh teknologi pemberian pakan otomatis adalah sistem pemantauan pemberian pakan untuk mengidentifikasi kebiasaan makan udang serta autofeeder untuk mengoptimalkan jumlah dan frekuensi pakan.

4. Sistem manajemen tambak udang

Sistem ini penting karena dapat membantu petambak mengelola jalannya budidaya secara keseluruhan agar lebih efisien. Contoh sistem ini adalah aplikasi manajemen tambak yang berfungsi untuk mencatat dan menganalisis kondisi budidaya udang. Data harian yang tercatat dapat memberikan proyeksi terkait performa budidaya dari siklus ke siklus. Melalui aplikasi ini pula, petambak dapat memantau tambaknya dari jarak jauh secara real time. Dari analisis yang diberikan, petambak dapat mengambil keputusan yang tepat untuk budidaya mereka.

Pada SHRIMPS TALK ke-12 kali ini, para peserta mendapatkan berbagai wawasan baru dan antusias mengajukan pertanyaan tentang topik yang dibahas. JALA berharap rangkaian diskusi seputar kontrol penyakit dan manajemen teknologi tambak udang ini dapat membantu petambak mencapai budidaya yang lebih produktif berkelanjutan.

Bagi Anda yang terlibat dalam industri budidaya udang, ikuti Instagram JALA di @jalaindonesia untuk mendapatkan wawasan, tips dan trik, serta kabar terkini tentang budidaya udang. Jangan lewatkan jadwal SHRIMPS TALK dan acara lainnya dari JALA. Sampai jumpa di SHRIMPS TALK berikutnya!

Artikel Terkait
Semua artikel
Apa Itu Padat Tebar Udang Vaname Serta Cara Mengukurnya
Apa Itu Padat Tebar Udang Vaname Serta Cara Mengukurnya
9 Mei 2024 3 menit baca
Apa itu Klekap, Perannya di Dalam Tambak, dan Cara Mengatasinya
Apa itu Klekap, Perannya di Dalam Tambak, dan Cara Mengatasinya
7 Mei 2024 3 menit baca
Vibrio: Penyebab Penyakit Udang dan Cara Mencegahnya
Vibrio: Penyebab Penyakit Udang dan Cara Mencegahnya
29 April 2024 5 menit baca
Cara Pemberian Pakan Udang Vaname Paling Efektif
Cara Pemberian Pakan Udang Vaname Paling Efektif
22 April 2024 4 menit baca
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.