Tips Budidaya

Waspada Perlu, Tapi Vibrio Tidak Selalu Berbahaya

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
5 April 2023
Bagikan artikel
cover-blog-vibrio.jpg

Bakteri Vibrio merupakan salah satu kelompok bakteri yang banyak ditemukan di tambak udang. Karena sifatnya oportunistik, Vibrio berpotensi menjadi bakteri patogen penyebab penyakit. Contoh bakteri ini adalah Vibrio harveyi, Vibrio alginolyticus, Vibrio parahaemolyticus, dan lain sebagainya.

Berdasarkan ekspresi warna koloninya, Vibrio dibedakan menjadi empat jenis:

  • Vibrio koloni kuning yang merupakan jenis Vibrio cholerae. Vibrio jenis ini dapat menyebabkan penurunan pH.
  • Vibrio koloni hijau yang berasal dari jenis Vibrio parahaemolyticus. Vibrio ini dapat menginfeksi udang melalui luka di eksoskeleton udang dan menyebar melalui hemolymph.
  • Vibrio koloni hitam yang berasal dari jenis Vibrio damsela. Jenis Vibrio ini mampu memproduksi H₂S yang merupakan gas toksik bagi udang.
  • Vibrio koloni berpendar (luminescent) yang berasal dari Vibrio harveyi. Jenis ini biasanya muncul saat bahan organik dalam tambak sedang tinggi.

Vibrio di tambak udang

Vibrio selalu ada di tambak udang sebagai bagian dari ekosistem. Agar keseimbangan di tambak tetap terjaga, kadar Vibrio sebaiknya rutin dipantau agar tidak melebihi 1x10⁶ CFU/ml. Beberapa permasalahan dapat timbul jika Vibrio telah melampaui 1x10⁴ CFU/ml. Lebih lanjut, jika total Vibrio mendominasi dari total bakteri, petambak harus segera mengambil tindakan agar Vibrio tidak bersifat patogen.

Vibrio hidup pada salinitas 25-40 ppt dengan suhu optimal 27-36℃ dan tumbuh melimpah pada kondisi akumulasi bahan organik yang tinggi. Meski pada lingkungan yang kekurangan oksigen, Vibrio tetap dapat tumbuh dengan melakukan fermentasi.

Vibrio dan quorum sensing

Quorum sensing merupakan sistem komunikasi atau ‘bahasa’ yang digunakan bakteri dalam berkomunikasi. Jika sistem komunikasi ini terbentuk, Vibrio dapat bersifat patogen dan membahayakan keberlangsungan hidup udang di tambak. Saat komunikasi tersebut terjadi, saat itulah penyakit muncul, dan semakin banyak jumlah sel bakteri, sinyal untuk komunikasi tersebut semakin besar karena bakteri merupakan organisme bersel tunggal.

Apabila diibaratkan, quorum sensing merupakan sebuah rapat pleno. Jika dalam rapat tercapai "quorum", rapat tersebut telah "menghasilkan" sesuatu. Dalam kasus Vibrio, “hasil” yang tercapai adalah sifat bakteri menjadi patogen.

Beberapa konsekuensi akibat quorum sensing adalah terjadinya bioluminescence (munculnya pendaran cahaya saat gelap), produksi zat bersifat toksik, pembentukan biofilm, dan lain sebagainya. Peristiwa tersebut dapat terjadi saat Vibrio mendominasi total bakteri di tambak. Oleh karena itu, kontrol quorum sensing perlu dilakukan untuk mencegah terbentuknya zat toksik.

Baca juga: Quorum Sensing: Alasan Vibrio Menjadi Bahaya Bagi Udang

Cara analisis kondisi dominasi Vibrio

Analisis dilakukan dengan membandingkan tren densitas bakteri vibrio dari waktu ke waktu. Beberapa petambak melakukan pengecekan setiap minggu atau setiap dua minggu dengan membawa sampel ke laboratorium. Kemudian dari hasil laboratorium tersebut diperiksa apakah vibrio mendominasi dari total bakteri dan secara spesifik melihat densitas setiap koloni vibrio.

Menggunakan JALA App, petambak dapat lebih mudah menganalisis tren dominasi vibrio. Terpenting, setelah hasil pengecekan laboratorium diperoleh kemudian dicatat di pencatatan mikrobiologi. Anda dapat mencatatnya melalui tombol pencatatan di beranda, pilih tombol “Kualitas Air” dan klik “Atur parameter input” untuk menambahkan input mikrobiologi kemudian masukkan hasil cek laboratorium untuk setiap jenis koloni yang ditemukan.

Pencatatan juga dapat dilakukan melalui menu “Input Excel” dan sesuaikan tampilan Excel untuk input mikrobiologi dengan memilih tab “Laboratorium” dan sub menu tab “Tes mikrobiologi”. Untuk mengakses menu Input Excel Anda perlu melakukan upgrade ke Siklus PRO dengan pencatatan yang lebih cepat cukup dengan “copy” dan “paste” atau copas dari file Excel hasil pengukuran dari laboratorium.

Langkah berikutnya adalah menganalisis kondisi berdasarkan data yang telah dicatat. JALA App memiliki beberapa fitur yang dapat mendukung analisis ini, di antaranya:

1. Histogram komposisi vibrio

Histogram komposisi vibrio dapat diakses di dua tempat, yaitu di dasbor beranda tambak dan di menu Input Excel tepatnya di tab “Laboratorium” sub menu tab “Tes mikrobiologi”.

komp-vibrio-dasbor-id.png Tampilan histogram komposisi vibrio dilihat dari dasbor

komp-vibrio-excel-id.png Tampilan histogram komposisi vibrio dilihat dari dari menu Input Excel

Melalui histogram komposisi ini akan didapatkan ilustrasi tren jenis koloni vibrio yang dominan. Setiap warna mewakili jenis koloni vibrio. Seperti penjelasan sebelumnya setiap koloni memiliki konsekuensinya masing-masing jika berada pada di atas batas normal. Oleh karena itu, perhatian analisis difokuskan pada total populasi yang tidak melampaui batas.

2. Grafik rasio vibrio

Kemudian fokus kedua analisis adalah rasio dominasi vibrio terhadap total bakteri. Karena jika total vibrio melampaui batas tertentu maka quorum sensing bisa terwujud. Beberapa ahli menyebutkan batas maksimal adalah 10% dari total bakteri dan ada juga yang menyebutkan batasnya adalah 5%. Anda dapat mengaturnya di pengaturan. Jika rasio melebihi batas maka akan berada di area merah seperti pada gambar berikut.

rasio-vibrio-das-id.png Tampilan grafik rasio vibrio dilihat dari dasbor

rasio-vibrio-excel-id.png Tampilan grafik rasio vibrio dilihat dari menu Input Excel

Grafik rasio vibrio ini dapat diakses melalui dua cara juga, yaitu akses melalui dasbor beranda tambak dan melalui menu Input Excel tepatnya di tab “Laboratorium” sub menu tab “Tes mikrobiologi”.

3. Menggunakan fitur Grafik Analisis

Analisis lebih mendalam dapat dilakukan dengan membandingkan total koloni masing-masing vibrio atau total vibrio terhadap berbagai parameter. Anda dapat mengaitkannya dengan parameter kualitas air lainnya atau dengan parameter produktivitas.

param-analytics-id.png Misalnya yang pertama adalah membandingkan total vibrio dan total bakteri terhadap jumlah bahan organik. Penjelasan sebelumnya menyebutkan bahwa bakteri akan tumbuh subur saat semakin banyak bahan organik. Terlihat pada grafik berikut pada DoC 69 total bakteri (garis warna oranye) melonjak, beruntung total vibrio (garis warna biru) relatif rendah.

Didukung dengan naiknya jumlah bahan organik (garis warna cyan) total bakteri tumbuh mencapai 10⁵ CFU/ml yang artinya hampir mencapai batas maksimal. Dari hasil pengecekan ini petambak dapat mengambil langkah untuk mengatasi kondisi sebelum berdampak pada produktivitas.

graf1-id.png Kemudian untuk melihat kemungkinan dampak pada produktivitas, libatkan parameter kematian (garis warna hijau tua), pemberian pakan (garis warna biru muda), dan laju pertumbuhan udang atau ADG (garis warna hijau muda).

Memasuki DoC 60-an ADG menunjukkan tren penurunan sedangkan pemberian pakan terus naik. Terdapat indikasi pakan terbuang dengan asumsi tidak dikonsumsi dengan baik (laju ADG turun) dan terjawab langsung dengan tren jumlah bahan organik yang naik pada gambar sebelumnya. Beruntung tidak tercatat adanya kematian.

graf2-id.png Karena respon pertumbuhan udang melambat, maka FCR berpeluang melonjak. Berbagai hasil analisa tentu akan muncul berdasarkan data, kondisi di lapangan, dan pengalaman petambak. Adanya data dan fitur ini akan membantu proses analisa untuk menentukan kondisi yang tengah dialami serta kemungkinan keputusan yang tepat untuk melakukan langkah atau treatment tertentu.

Cara menekan dominasi Vibrio

Setelah melakukan analisis mendalam, sebaiknya lakukan juga beberapa tindakan untuk menekan dominasi Vibrio di tambak. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

Pertama, kontrol total materi organik (total organic matter/TOM) melalui pengecekan secara berkala. Jika terjadi penumpukan lakukan siphon secara berkala. Langkah ini akan meminimalisir media pertumbuhan bakteri.

Kedua, menerapkan perlakuan seperti penambahan probiotik kompetitor Vibrio. Gunakan dosis yang tepat sesuai dengan target penurunan, misal untuk menurunkan total Vibrio dari 10⁶ CFU/ml menjadi 10⁴ CFU/ml, Anda akan membutuhkan sekian liter aktivasi probiotik dan kontrol efektivitasnya.

Memantau dan melakukan tindakan untuk mengatasi dominasi Vibrio sangat penting dilakukan agar udang di tambak terhindar dari penyakit akibat Vibrio. JALA App siap #HadirMembantu kebutuhan manajemen tambak udang Anda. Gunakan selalu JALA App, aplikasi pencatatan dan pemantauan budidaya yang mudah dan praktis.

Daftar JALA App sekarang di app.jala.tech atau download aplikasinya di Google Play Store atau App Store. Gratis! Jangan lupa upgrade akun Anda ke Siklus PRO untuk mengakses fitur Input Excel dan Grafik Analisis.

Artikel Terkait
Semua artikel
Apa Itu Padat Tebar Udang Vaname Serta Cara Mengukurnya
Apa Itu Padat Tebar Udang Vaname Serta Cara Mengukurnya
9 Mei 2024 3 menit baca
Apa itu Klekap, Perannya di Dalam Tambak, dan Cara Mengatasinya
Apa itu Klekap, Perannya di Dalam Tambak, dan Cara Mengatasinya
7 Mei 2024 3 menit baca
Vibrio: Penyebab Penyakit Udang dan Cara Mencegahnya
Vibrio: Penyebab Penyakit Udang dan Cara Mencegahnya
29 April 2024 5 menit baca
Cara Pemberian Pakan Udang Vaname Paling Efektif
Cara Pemberian Pakan Udang Vaname Paling Efektif
22 April 2024 4 menit baca
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.