Semua cerita
TEBAR by JALA

Bagaimana petambak asal Banyuwangi ini melawan AHPND di tambaknya?

Tujuan:

Menghadapi serangan penyakit di tambak udang.

Pendekatan:

Melakukan manajemen kualitas air dan aplikasi berdasarkan kondisi terkini (data budidaya), salah satunya dengan JALA App.

Hasil:

Hasil panen mencapai 1,5 ton dengan nilai SR 52% dan FCR 1,39. Udang berbobot 24 gram di umur budidaya (DoC) 82 hari.


Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) adalah penyakit udang yang disebabkan oleh bakteri dan telah menyebabkan kematian massal di berbagai negara produsen udang termasuk Indonesia. Pak Sunarto adalah salah seorang petambak dari Karangrejo, Banyuwangi, yang harus diperhadapkan dengan serangan AHPND di tambaknya meski telah menerapkan biosekuriti dan uji PCR sebelum menebar benur.

Article_paksunarto_image_EN&ID_04_fotopaksunarto2.png

30 hari setelah tebar benur, udang yang dibudidayakan mengalami kematian secara mendadak dengan gejala yang menunjukkan bahwa udang terserang oleh AHPND, yaitu saluran pencernaan kosong, tubuh udang berwarna pucat, serta hepatopankreas yang pucat, mengecil, dan berwarna kuning. Jumlah kematian udang pada hari tersebut mencapai ribuan ekor dan terus meningkat hingga beberapa hari setelahnya.

Didampingi oleh JALA, Pak Sunarto melanjutkan kegiatan budidaya dengan melakukan perbaikan kualitas air melalui siphon di pagi dan sore, serta sirkulasi air secara rutin setiap hari untuk membersihkan kotoran dan udang yang mati di dasar kolam. Penentuan perlakuan dan obat -obatan dilakukan dengan perhitungan yang cermat dari sudut pandang ekonomi maupun sosial dan budidaya.

Setelah 30 hari, beliau berhasil mengembalikan nafsu makan udang hingga menekan jumlah kematian menjadi hanya ratusan bahkan puluhan ekor saja setiap harinya. Di akhir siklus, Pak Sunarto masih mampu mencatatkan hasil panen mencapai 1,5 ton dengan nilai SR 52% dan FCR 1,39. Meski angka kehidupan udang rendah, namun beliau berhasil membesarkan udang hingga 24 gram di umur budidaya (DoC) 82 hari.

Pak Sunarto mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pihak JALA atas arahan dan pengetahuan yang diberikan. Beliau berpesan bahwa jika kita cermat dan telaten serta mau berusaha maksimal dalam budidaya, kita pasti bisa menemukan solusi yang lebih baik dalam berbudidaya. Salah satunya yaitu telaten untuk terus mencatat kondisi terkini tambak.


Bagikan artikel ini
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.