Pada 22-24 Agustus 2023 lalu, JALA berkunjung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk berkenalan dengan petambak udang di sana. Nusa Tenggara Barat sendiri merupakan salah satu pusat budidaya udang yang memiliki potensi besar di Indonesia, dengan luas perairan pesisir lebih dari 29.000 km² dan garis pantai 2.332 km². Kali ini, JALA berkesempatan mengadakan dua acara yaitu gathering dan seminar dengan petambak intensif, serta program penyuluhan untuk petambak tradisional.
Gathering dan seminar dengan petambak intensif
Gathering diadakan di Hotel Aston Mataram pada tanggal 22 Agustus 2023, dan dihadiri oleh 100 orang dari Lombok, Bali, dan Sumbawa. Mereka terdiri dari pemilik, pengelola, dan teknisi tambak intensif.
Dalam acara ini, terdapat sesi seminar dari Itang Hidayat (Aquaculture and Technology Development) tentang Hepatopancreatic Microsporidiosis (HPM) pada Udang Putih Litopenaeus vannamei yang disebabkan oleh parasit Microsporidia Enterocytozoon hepatopenaei (EHP). Penyakit ini sedang banyak dihadapi oleh petambak di Lombok. Seminar ini memaparkan cara mitigasi HPM, seperti desinfeksi air serta treatment prebiotik dan probiotik.
Selain seminar tentang EHP, JALA juga memperkenalkan solusi teknologi yang membantu budidaya lebih produktif berkelanjutan, yaitu JALA App, aplikasi manajemen budidaya udang, dan JALA Baruno, alat ukur kualitas air multiparameter. Para tamu sangat antusias untuk mengikuti seluruh rangkaian acara, dan tertarik untuk mengetahui lebih dalam terkait solusi yang ditawarkan oleh JALA.
Program penyuluhan untuk petambak tradisional
Pada tanggal 24 Agustus 2023, JALA juga mengadakan program penyuluhan untuk petambak tradisional di Aula Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lombok Utara. Penyuluhan ini dihadiri oleh petambak tradisional dari 8 kelompok komunitas yang berasal dari berbagai wilayah di Lombok Utara. Mereka sangat antusias untuk mengikuti rangkaian acara, dan aktif bercerita tentang suka duka dan pengalaman yang dialami selama berbudidaya udang.
Dari semua petambak yang hadir, hampir seluruhnya (95%) adalah perempuan. Mereka bersama mengelola tambak kolam bundar atas bantuan dari pemerintah dan dinas setempat. Meski masih berbudidaya pada level tradisional, para petambak sudah menggunakan kolam tandon dan IPAL.
JALA berkesempatan memperkenalkan JALA App serta program pendampingan Jagoan Tambak yang dirancang untuk membantu petambak berbudidaya dengan lebih bergantung pada pencatatan data. Para petambak pun sangat berminat dan aktif bertanya tentang program ini.
Kedua acara yang diselenggarakan oleh JALA di Lombok disambut positif baik oleh petambak intensif maupun tradisional. Mereka ingin JALA akan lebih sering berkunjung mengadakan event serupa ataupun pelatihan di daerah mereka. JALA juga berharap kunjungan singkat ini dapat bermanfaat bagi petambak Lombok dan sekitarnya untuk #HadirMembantu mereka berbudidaya secara produktif berkelanjutan.