Tips Budidaya

[MASIH] Waspada AHPND

Bambang Prakoso
Bambang Prakoso
25 Maret 2021
Bagikan artikel
masih-waspada-ahpnd.jpg

Penyakit AHPND/EMS pada udang adalah penyakit yang dikhawatirkan oleh para petambak, karena berpotensi menyebabkan kematian di DoC 30-35 hari hingga mendekati 100% yang merugikan petambak. Lantas, apa penyebab dari penyakit tersebut?

Penyakit ini disebabkan oleh Vibrio parahaemolyticus, salah satu bakteri jenis Vibrio yang termasuk bakteri anaerob. Bakteri tersebut dalam tumbuh dan berkembang biak tidak memerlukan oksigen, ditambah juga mampu memproduksi amonia dan nitrit sehingga mampu menurunkan kualitas air tambak.

Ketika udang terjangkit AHPND, bakteri tersebut cenderung menyerang hepatopankreas yang sangat berperan dalam pertumbuhan udang karena memproduksi berbagai enzim pencernaan, dan penyimpanan sari makanan. Hal tersebut juga nampak dengan perubahan warna pada organ hetapopankreas menjadi lebih pucat dan usus terlihat kosong. AHPND telah muncul sejak tahun 2009 dan telah menjangkiti tambak di berbagai negara, seperti China, Meksiko, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Filipina. 

Tak hanya berbahaya bagi udang, bakteri ini dapat menimbulkan sejumlah penyakit apabila kita konsumsi. Penyakit yang ditimbulkan antara lain mual dan muntah, kram perut, demam, diare, turunnya tekanan darah, dan dalam beberapa kasus dapat menimbulkan sianosis, kehilangan kesadaran, hingga kematian.

Kiri: Udang yang terjangkit AHPND; Kanan Udang normal
Sumber: DV Lightner

Apa yang perlu kita lakukan untuk menanggulangi serangan AHPND di tambak?

Sampai saat ini tindakan pencegahan adalah langkah terbaik yang dapat kita lakukan, mulai dari penerapan biosekuriti, persiapan air tambak, pengelolaan kualitas air tambak dan pengecekan penyakit udang secara berkala.

Pengecekan penyakit sangat perlu dilakukan untuk memastikan bahwa berbagai upaya yang telah dilakukan telah meminimalisir penyakit AHPND menyerang tambak Anda.

 

Referensi
Broberg, C. A, Calder, T. J, Orth, K. (2011). Vibrio parahaemolyticus cell biology and pathogenicity determinants. Microbes Infect 2011;13:992-1001.
Chu, K. B. Ahmad, I. Siti Zahrah, A. Irene, J. Norazila, J. Nik Haiha, N. Y. Fadzilah, Y. Mohammed, M. Siti Rokhaiya, M. Omar, M. & Teoh, T. P. (2016). Current Status of Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) of Farmed Shrimp in Malaysia. Proceedings of ASEAN Regional Technical Consultation on EMS/AHPND and Other Transboundary Diseases for Improved Aquatic Animal Health in Southeast Asia, February 22-24th 2016, Makati City, Philippines (pp 55-59). Tingbauan, Iloilo.  
FAO. (2013). Report of the FAO/MARD Technical Workshop on Early Mortality Syndrome (EMS) or Acute Hepatopancreatic Necrosis Syndrome (AHPNS) of Cultured Shrimp (under TCP/VIE/3304), 2013. Hanoi, Viet Nam, 25–27 June 2013. FAO Fisheries and Aquaculture Report No. 1053, Rome, Italy, 54 p.
Nair, G. B. Ramamurthy, T. Bhattacharya, S. K. Dutta, B. Takeda, Y. & Sack, D. A. (2007). Global dissemination of Vibrio parahaemolyticus serotype O3:K6 and its serovariants. Clin Microbiol Rev 20(1):39-48.
OIE. (2019). Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals. Chapter 2.2.1. - Acute hepatopancreatic necrosis disease.
Praja, R. K. & Safnurbaiti, D. P. (2018). The Infection of Vibrio parahaemolyticus in Shrimp and Human. Oceana Biomedicina Journal.1(1) : 44-58.
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.