Dalam berbudidaya itu tidak ada orang pintar, hanya ada orang berpengalaman.
Tutur Pak Yanto, seorang petambak udang vaname di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pak Yanto adalah salah satu petambak yang memulai budidaya dari 0. Pengalaman demi pengalaman yang ia lalui di tambak menjadi bekal baginya untuk meraih kesuksesan budidaya.
Awal Mula
Ketertarikannya pada budidaya udang vaname bermula sejak ia diminta menjaga tambak udang milik saudaranya. Saat menjaga tambak, Pak Yanto perlahan tertarik untuk belajar lebih banyak tentang budidaya udang.
Seiring berjalannya waktu, Pak Yanto berbudidaya sambil belajar. Meskipun belajar secara otodidak, Pak Yanto pantang menyerah dan tidak kenal lelah. Ia sering bertanya dan berkonsultasi dengan sesama petambak udang vaname di daerah tempat tinggalnya.
Ketika ditanya mengenai manfaat bergabung di komunitas petambak, Pak Yanto menjawab dengan antusias. “Saya mendapat banyak ilmu baru tentang budidaya udang, apalagi saya memulai dari 0,” ungkapnya.
Tantangan yang Dihadapi
Tiga siklus budidaya telah dilalui Pak Yanto. Selama tiga siklus tersebut, Pak Yanto telah menjalani banyak pengalaman baru, baik suka dan duka. Pengalaman keberhasilan panen hingga menghadapi kematian dini pada udang akibat serangan penyakit telah ia jalani.
Serangan penyakit tersebut merupakan dampak dari cuaca yang buruk. Saat hujan, suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarut (DO) di tambak akan menurun. Turunnya parameter ini menyebabkan udang rentan terserang penyakit. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi Pak Yanto.
Namun, Pak Yanto tidak diam saja saat dihadapkan pada situasi tersebut. Ia mencari solusi dengan bertanya dan bertukar pikiran dengan kawannya sesama petambak. Berkat inisiatifnya itu, Pak Yanto berhasil memperbaiki kondisi tambaknya.
Pak Yanto mengurus tambak udang seluas ±1700 m2 miliknya sehari-hari. Memberi pakan dan menerapkan perlakuan ke tambak sudah menjadi kegiatan rutinnya. Memberi kapur ke tambak dan melakukan siphon telah ia lakukan untuk menjaga kondisi tambaknya agar tetap optimal.
Dukungan dari JALA
Pak Yanto merupakan salah satu dari 27 petambak yang mengikuti program Tambak Pintar pada November 2021 lalu. Pada program tersebut, Pak Yanto dan petambak lainnya mendapat pendampingan budidaya berbasis Internet of Things (IoT) dari JALA. Program ini juga bertujuan mempererat hubungan antar petambak dengan cara membentuk kelompok petambak dan kegiatan diskusi.
Setelah mengikuti program Tambak Pintar, pengetahuan Pak Yanto akan budidaya udang semakin bertambah. Ia mulai paham mengenai berbagai parameter yang ada di tambak; pH, DO, hingga penyakit yang kerap menyerang udang.
Sebagai petambak udang, jangan ragu untuk berdiskusi tentang budidaya dengan sesama petambak. Kini, kegiatan diskusi dan berkomunitas dapat dilakukan di ShrimpHub by JALA. Pusat kegiatan stakeholder dan petambak budidaya udang ini telah dibuka di Purworejo.
Apabila Anda petambak udang yang berdomisili di Purworejo, Anda dipersilakan datang dan bergabung dalam kegiatan komunitas yang diadakan di ShrimpHub by JALA. Tunggu apa lagi? Ajak kawan-kawan Anda sesama petambak ke ShrimpHub by JALA!
Baca juga: Sinau Bersama Petambak Udang di Program Tambak Pintar