
Molting atau pergantian kulit adalah proses alami dalam siklus hidup udang, termasuk udang vaname (Litopenaeus vannamei). Proses ini terjadi secara berkala, dan salah satu faktor keberhasilannya dipengaruhi oleh kapur.
Pemberian kapur adalah salah satu perlakuan yang sering diterapkan dalam budi daya udang. Kapur telah terbukti memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan udang dan intensitas molting.
Apa saja jenis kapur yang dapat mempengaruhi siklus molting dan perannya? Temukan jawabannya pada pembahasan di bawah ini.
Jenis Kapur untuk Siklus Molting
Terdapat tiga jenis kapur yang sering dijadikan perlakuan dalam budi daya udang, utamanya untuk membantu proses molting. Ketiga jenis kapur tersebut adalah
Kapur Tohor (CaO)
Kapur tohor digunakan untuk meningkatkan ketersediaan kalsium dan mineral di air kolam. Kalsium sangat penting untuk pembentukan karapas pada udang selama pergantian kulit. Namun, dosis kapur tohor perlu diperhatikan karena dampaknya cukup ekstrem pada pH.
Kapur Dolomit (CaMg(CO₃)₂)
Kapur dolomit mengandung kalsium dan magnesium yang penting untuk proses pergantian kulit udang. Magnesium membantu pembentukan enzim yang berperan dalam metabolisme kalsium untuk pembentukan karapas. Kapur dolomit juga meningkatkan pertumbuhan plankton dan menjaga stabilitas air.
Kapur Pertanian (CaCO₃)
Kapur pertanian mengandung kalsium karbonat yang meningkatkan konsentrasi kalsium dalam air dan mendorong pembentukan kulit baru pada udang. Kalsium dalam kapur ini mengikat ion H di air untuk meningkatkan pH dan menstabilkannya.
Peran Kapur dalam Siklus Molting
Pemberian kapur memiliki beberapa peran penting bagi siklus molting udang, mulai dari menyediakan kalsium hingga mengurangi stres saat molting. Berikut pembahasannya:
Menyediakan Kalsium untuk Karapas Baru
Kapur tohor, dolomit, dan pertanian menyediakan kalsium yang diperlukan untuk pembentukan karapas udang. Kadar kalsium yang cukup sangat penting agar karapas baru udang lebih kuat setelah proses molting dilalui.
Menjaga Kesehatan Udang
Kapur juga berfungsi untuk mengatur kualitas air, menjaga pH tetap stabil, dan menyediakan unsur mikro lainnya yang mendukung kesehatan udang secara keseluruhan. Ketiga fungsi ini memungkinkan proses molting berjalan dengan lancar.
Mengurangi Stres pada Udang
Kapur dapat membantu mengurangi stres pada udang yang seringkali terjadi selama fase molting. Stres dapat menghambat keberhasilan molting dan menyebabkan kerusakan pada karapas.
Bahaya Kekurangan Kapur dalam Siklus Molting
Saat udang molting, udang lebih rentan terhadap penyakit karena kehilangan perlindungan dari kulit lama yang terkelupas. Oleh karena itu, keberadaan kapur di air tambak penting untuk mendukung proses molting.
Jika udang kekurangan kapur saat proses molting, ada beberapa risiko yang mengintainya, antara lain
Karapas Lemah
Jika kekurangan kalsium dari kapur, karapas baru yang terbentuk setelah molting menjadi lebih rapuh dan mudah retak, padahal karapas udang berfungsi sebagai pelindung tubuhnya dari predator dan kerusakan fisik. Karapas yang lemah dapat mengurangi daya tahan udang terhadap lingkungan.
Molting Tidak Sempurna
Kekurangan kalsium dapat menyebabkan pergantian kulit tidak tuntas dan mengakibatkan udang terperangkap di karapas lamanya. Imbasnya, pertumbuhan udang bisa terganggu dan udang berpotensi mengalami kelainan hingga kematian.
Risiko Penyakit Meningkat
Karapas yang lemah dan molting yang tidak sempurna membuat tubuh udang tidak terlindungi dengan baik. Imbasnya, udang semakin rentan terhadap penyakit.
Memicu Stres pada Udang
Pergantian kulit yang terganggu dapat menambah tingkat stres pada udang. Jika udang stres, sistem kekebalan tubuh mereka menjadi lebih lemah.
Kesimpulan
Salah satu perlakuan yang mempengaruhi keberhasilan molting pada udang adalah kapur. Kapur tohor, dolomit, dan kapur pertanian merupakan jenis-jenis kapur yang berperan dalam proses molting.
Peran utama kapur tersebut bagi proses molting antara lain
- Menyediakan kalsium untuk karapas baru
- Menjaga kesehatan udang
- Mengurangi stres pada udang
Sementara itu, jika kekurangan kapur, dampaknya adalah sebagai berikut:
- Karapas lemah
- Molting tidak sempurna
- Risiko penyakit meningkat
- Memicu stres pada udang
Mengingat pentingnya pemberian kapur dalam budi daya, khususnya saat siklus molting udang, Anda perlu memantau perlakuan ini secara berkala. Buat catatan setiap kali memberi perlakuan agar Anda mengetahui efektivitasnya.
Untuk mengakomodasi pencatatan dan pemantauan, JALA App hadir sebagai aplikasi manajemen budi daya udang yang praktis. Selain pencatatan dan pemantauan, JALA App juga membantu Anda memahami kondisi budidaya secara lebih mendalam.
Ayo kelola budi daya dengan lebih baik dengan JALA App! Akses melalui app.jala.tech dan unduh aplikasinya melalui Google Play Store atau App Store.