Tips Budidaya

Morfologi Udang Vaname yang Perlu Diketahui

Vanessa
Vanessa
10 Oktober 2024
Bagikan artikel
Cover - Morfologi Udang Vaname.webp

Udang vaname merupakan salah satu komoditas populer yang dibudidayakan di Indonesia. Meski merupakan udang laut, udang vaname dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik di lingkungan perairan budidaya yang payau. Jika Anda tertarik membudidayakan udang vaname, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu morfologi atau struktur dan bagian tubuhnya. Simak selengkapnya di artikel ini!

Daftar Isi
Artikel Terkait

Morfologi Eksternal Udang Vaname

10OKT_ARTIKEL-FROSALA_MORFOLOGI-UDANG_ID.png

Morfologi eksternal udang vaname terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian tubuh. Bagian kepala menyatu dengan bagian thorax sehingga disebut sebagai cephalothorax. Cephalothorax memiliki cangkang yang meruncing ke depan, dan disebut sebagai karapas atau kulit. Sementara itu, bagian tubuh atau abdomen memiliki enam pasang segmen. Pleopod atau kaki renang dapat ditemukan pada lima segmen pertama dari abdomen. Segmen yang terakhir merupakan ekor kipas yang terdiri dari uropod dan telson, yang membantu udang untuk berenang dan menjaga keseimbangan.

Morfologi Internal Udang Vaname

1. Sistem pencernaan

Sistem pencernaan udang vaname memiliki tiga bagian. Bagian pertama atau foregut dimulai dari mulut, yang berada pada area cephalothorax. Bagian kedua atau midgut berada dari lambung hingga segmen keenam abdomen. Bagian ketiga atau hindgut memiliki sel epitelium yang dilapisi kutikula, dan menghubungkan midgut dengan anus.

2. Sistem respirasi

Sistem respirasi udang terdiri dari insang yang menempel pada karapas di bagian cephalothorax. Selain untuk respirasi, insang udang juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dan garam, ekskresi ammonia, dan penyerapan kalsium. Insang juga berperan dalam menyaring dan membuang partikel kotoran serta bakteri.

3. Sistem peredaran darah

Udang memiliki sistem peredaran darah terbuka, yang artinya oksigen diedarkan ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh darah. Udang memiliki jantung yang terletak pada bagian bawah cephalothorax. Pembuluh hemolimfa meninggalkan jantung, kemudian bercabang beberapa kali sebelum mencapai seluruh tubuh.

4. Sistem saraf

Udang memiliki otak yang terletak pada bagian belakang cephalothorax dan terhubung ke tali saraf ventral melalui dua jaringan yang melewati esofagus. Otak berperan sebagai pusat kontrol utama yang terhubung dengan seluruh bagian dalam tubuh udang. Saraf pusat udang diregulasi oleh neurohormon yang dilepaskan oleh beberapa kelenjar.

5. Sistem reproduksi

Udang vaname jantan memiliki sepasang testis, vas deferens, dan ampul terminal. Spermatid diproduksi di spermatogonia dan matang di daerah tubulus seminiferus. Sementara itu, udang vaname betina memiliki sepasang ovarium yang memanjang. Karena udang memiliki sistem reproduksi eksternal, udang betina memiliki saluran genofor yang terletak di kaki berjalan (periopod) ketiga untuk melepaskan telur yang siap dibuahi.

Baca juga: Siklus Hidup Udang Vaname: Dari Telur Hingga Dewasa

6. Sistem integumen

Sistem integumen atau kulit melindungi udang dari lingkungan sekitarnya dan patogen yang dapat masuk. Kulit udang terdiri dari kutikula yang disusun dari jaringan ikat, protein, karbohidrat, lipid, dan garam kalsium. Namun, komposisi kulit udang dapat berubah-ubah tergantung fase siklus molting-nya.

Baca juga: Molting pada Udang: Tahapan dan Cara Menanganinya [Penting!]

Kesimpulan

Morfologi udang vaname dapat terbagi menjadi morfologi eksternal dan internal. Morfologi eksternal terbagi menjadi dua bagian, yaitu kepala dan tubuh. Sementara itu, morfologi internal udang terdiri dari sistem pencernaan, respirasi, peredaran darah, saraf, reproduksi, dan integumen. Semua bagian tubuh udang vaname berperan penting dalam pertumbuhan dan siklus hidupnya.

Jika Anda tertarik membudidayakan udang vaname, pastikan untuk mencatat dan memantau perkembangan budidaya Anda secara rutin di JALA App. JALA App adalah aplikasi manajemen tambak udang yang #HadirMembantu Anda untuk mengambil keputusan terbaik di tambak.

BANNER_ARTIKEL_4.png

Belum bergabung di JALA App? Segera daftarkan diri Anda melalui app.jala.tech dan unduh versi mobile-nya di Google Play Store atau App Store!

Referensi

Dugassa, H., & Gaetan, D. G. (2018). Biology of white leg shrimp, Penaeus vannamei: Review. World Journal of Fish and Marine Sciences, 10(2), 5-17.

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.