Pada Kamis, 22 Desember 2022 lalu, JALA bekerja sama dengan JUARA (solusi penanganan limbah dengan enzim) dan Forum Informasi Budidaya Udang untuk mengadakan webinar SHRIMPS TALK dengan tema “Strategi Tepat Budidaya Udang untuk Keberlanjutan Proses Budidaya Guna Mendapatkan Keuntungan yang Maksimal”. SHRIMPS TALK kali ini mendatangkan dua pembicara, Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, MS dan Ir. Denny D. Indradjaja, M. Sc. Terdapat 160 audiens yang menghadiri webinar ini.
Pada sesi pertama, Ibu Sri membawakan materi tentang Pengelolaan Kualitas Air untuk Pengendalian Lingkungan yang Buruk. Air merupakan senyawa yang vital bagi udang. Perubahan kualitas air secara fisik, kimia, maupun biologi dapat mengakibatkan stres pada udang, yang dapat berujung pada kematian. Oleh sebab itu, kualitas air perlu dipantau dan dipertahankan dengan tepat.
Ibu Sri juga membagikan beberapa tips untuk mengelola kualitas air, salah satunya dengan sistem resirkulasi, dimana air kolam dibersihkan kembali untuk mengurangi kandungan limbah dan toksin yang berlebih, kemudian dikembalikan ke dalam kolam. Dengan begitu, pergantian air pun dapat diminimalisir. Beberapa jenis sistem resirkulasi antara lain filter mekanis dari bambu atau kayu, pengendapan/sedimentasi ataupun adsorpsi dengan activated carbon.
Selain resirkulasi, probiotik juga dapat menjadi strategi meningkatkan kualitas air. Probiotik dapat diberikan melalui air dan dasar kolam, ataupun melalui pakan. Probiotik dapat menurunkan kandungan bahan organik serta mengurangi bahan beracun seperti amonia.
Selanjutnya, Bapak Denny memberikan presentasi tentang “Penanganan Pasca Panen dan Strategi Pemasaran Udang”. Penanganan pasca panen udang merupakan tahapan penting untuk memastikan udang dapat dipasarkan dan diterima dengan baik oleh pembeli. Salah satu sertifikasi yang penting dimiliki petambak adalah IndoGAP (Indonesia Good Aquaculture Practices - Cara Pembesaran Ikan yang Baik).
Selain itu, traceability atau ketelusuran juga harus terjaga, karena merupakan jaminan bahwa udang yang dipanen sudah sesuai dengan persyaratan mutu dan keamanan yang berlaku. Dengan adanya traceability, udang yang didistribusikan dari hulu ke hilir dapat ditelusuri melalui pemenuhan alur informasi dan basis data. Untuk pasar internasional, beberapa kriteria yang diperhatikan adalah sumber bahan baku, kondisi benur, dampak lingkungan, kesejahteraan pekerja, dan adanya sertifikasi seperti GMP dan HACCP.
Sebagai salah satu negara dengan peluang produksi udang yang tinggi, Indonesia tentu berpotensi memasarkan udangnya hingga ke pasar internasional. Karena itu, petambak didorong untuk memastikan budidaya udang berjalan dengan maksimal, serta memperhatikan penanganan pasca panen udang.
SHRIMPS TALK kali ini menjadi penutup tahun 2022 yang bermanfaat bagi petambak yang tampak sangat antusias menanyakan tips memaksimalkan budidaya dan strategi memasarkan udang. JALA berharap materi yang sudah dibagikan dapat menjadi bekal dan motivasi untuk menjalankan budidaya dengan lebih baik lagi di tahun 2023.
Apa Anda terlibat dalam industri budidaya udang dan menunjang produktivitas tambak Anda dengan informasi dan wawasan terkini? Follow Instagram JALA di @jalaindonesia agar tidak ketinggalan jadwal SHRIMPS TALK dan acara lainnya dari JALA. Sampai jumpa di SHRIMPS TALK berikutnya!