Penyakit Udang

Antisipasi Penyakit Udang!

Aken Yugo
Aken Yugo
22 April 2021
Bagikan artikel
antisipasi-penyakit-udang.jpg

Beberapa waktu lalu, kita sudah membahas dan belajar bersama bahwa dalam kegiatan budidaya udang penting untuk menjaga kondisi udang agar tetap optimal supaya tidak stres, lemah, hingga akhirnya terserang penyakit. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa udang stres menjadi awal masuknya berbagai macam penyakit. Oleh karenanya, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam budidaya, kita wajib mengenal berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan udang sehingga mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang ditargetkan.

Udang sehat itu seperti apa sih?

Udang yang sehat bisa diketahui melalui beberapa ciri-ciri udang yang terlihat secara visual. Berikut ini Kabar Udang sampaikan beberapa ciri visual udang yang dapat kita temui ketika sedang memeriksa anco atau sekedar berjalan mengelilingi petak tambak. 

  1. Tingkah laku udang

Udang yang sehat cenderung aktif bergerak, melompat ketika merasa terancam, dan berkeliling mencari makanan ketika tengah lapar. Sebaliknya, udang yang sakit memiliki tingkah laku yang pasif, cenderung diam/tidak banyak bergerak, dan mengambang di permukaan.

  1. Warna tubuh udang

Ciri lain yang biasa diperhatikan adalah warna tubuh udang. Udang yang memiliki warna tubuh cenderung pudar atau pucat menunjukkan bahwa udang tersebut dalam kondisi tidak sehat. Hal ini disebabkan karena adanya kerusakan jaringan di dalam tubuh udang.

  1. Kondisi usus/saluran pencernaan

Udang dengan kondisi usus yang kosong menunjukkan bahwa ia tidak memiliki nafsu makan yang baik. Nafsu makan udang yang tidak baik ini menunjukkan kondisi udang yang sedang tidak baik-baik saja. Selain usus yang kosong, usus yang berwarna putih pucat juga menunjukkan bahwa udang tersebut terserang penyakit kotoran putih.

  1. Organ tubuh udang

Udang yang sehat memiliki organ tubuh lengkap dan sempurna, sedangkan udang yang sakit/lemah biasanya terdapat kerusakan di salah satu atau beberapa organnya seperti kaki renang, ekor, antena, hingga matanya. Kerusakan organ ini menunjukkan bahwa udang diserang oleh temannya yang diakibatkan kondisi udang yang lemah dan tidak aktif ketika di dalam air. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat sifat kanibalisme udang yang sangat tinggi.

  1. Kondisi ekor ketika di dalam air

Udang yang memiliki ekor menutup ketika berada di perairan menunjukkan bahwa udang tersebut kemungkinan tidak dalam keadaan sehat, karena udang yang aktif biasanya memiliki kondisi ekor yang terbuka karena aktif bergerak.

Lalu, bagaimana menjaga udang tetap prima?

Sebagai upaya kita dalam menjaga udang, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan jurus ampuh bagi kita sebagai pembudidaya dalam mengatur jalannya kegiatan budidaya demi menjaga udang tetap optimal selagi memicu pertumbuhan udang. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut.

Kenali Faktor Penyebab Udang Lemah

Dengan mengenali penyebab udang menjadi lemah, maka kita dapat melakukan berbagai langkah taktis dan strategis dalam menentukan treatment/perlakuan budidaya. Pada umumnya udang dalam kondisi lemah akibat beberapa kondisi seperti,

Kenali Proses dan Dinamika Air dalam Budidaya Udang 

Dalam budidaya udang, kita perlu mengetahui bahwa udang memiliki beberapa proses alami seperti proses respirasi (pernafasan), metabolisme (pembakaran makanan), osmoregulasi (pengaturan ion), dan moulting (pergantian karapas/kulit). Keempat proses ini menjadi inti proses yang akan mempengaruhi keseluruhan kehidupan udang. 

Berjalannya berbagai proses tersebut didukung oleh kondisi media hidupnya yaitu air. Kondisi air yang baik tentu akan membantu berjalannya proses kehidupan udang menjadi baik. Meski begitu, kondisi air yang baik ini juga dipengaruhi oleh dinamika air akibat beberapa proses di perairan seperti fotosintesis oleh fitoplankton, kemudian siklus N (berkaitan erat dengan trio N (nitrit, nitrat, dan amonia), serta proses penguraian di dasar perairan yang memberikan dampak cukup signifikan terhadap kondisi udang baik positif maupun negatif. Oleh karenanya kita harus memahami dengan baik masing-masing kelebihan dan kekurangan kondisi akibat adanya berbagai proses tersebut. 

Kenali Bahan Kimia/Obat dalam Budidaya Udang

Mengetahui dan memahami fungsi dan peran dari bahan-bahan kimia dan obat yang biasa digunakan juga penting dalam mengelola budidaya udang. Hal ini disebabkan karena bahan kimia yang kita gunakan tersebut pada dasarnya memiliki spesifikasi tertentu yang terkadang terlihat sama namun efektifitasnya berbeda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat mengetahui dengan baik bahan kimia/obat yang akan kita tambahkan ke dalam kolam. Hal ini bertujuan supaya kita dapat lebih bijak dalam mempertimbangkan tujuan pemakaian, dosis dan efek samping pemakaian dari bahan yang kita gunakan. 

Sebagai contoh, kandungan kapur pertanian (kaptan) dengan kapur dolomit memiliki perbedaan dimana kapur pertanian merupakan senyawa CaCO3 atau kalsium karbonat yang memiliki reaksi lebih lambat di dalam air dibandingkan dengan kapur dolomit atau kalsium magnesium (CaMg). Hal ini tentu akan memiliki pengaruh dalam ekosistem perairan budidaya. 

Contoh lain yaitu aplikasi probiotik, diantara bakteri Lactobacillus sp. dengan Bacillus sp. meski keduanya sama sama mampu mengurai kotoran dengan baik, akan tetapi terdapat perbedaan signifikan dari spesialisasi dan dampak penggunaan antara keduanya. Bakteri Lactobacillus sp. memiliki spesifikasi khusus terkait penguraian kotoran di dasar kolam serta tidak bersifat aerob. Sedangkan untuk bakteri Bacillus sp. cenderung untuk hidup di kolom air, sehingga lebih sering beraksi di kolom perairan hingga permukaan. Selain itu, Bacillus sp. juga bersifat aerob yang membutuhkan oksigen ekstra dalam kolam. Poin-poin seperti ini tentu akan menjadi pertimbangan yang penting untuk kita ketika akan mengaplikasikannya di dalam kolam.

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.