Penyakit Udang

Tidak Mengalami, Tapi Perlu Mengetahui: Penyakit DIV 1

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
3 Maret 2023
Bagikan artikel
not-experiencing-but-need-to-know-div-1-disease.jpg

Pada akhir 2019 hingga awal 2020, dunia tambak udang hampir digemparkan dengan wabah virus DIV 1 yang menginfeksi hingga menyebabkan kematian massal pada udang. Beruntung hingga detik ini penyakit ini tidak terdeteksi di Indonesia. Namun, bukan berarti menyepelekan karena harus selalu berupaya untuk mencegah menyebar di Indonesia. 

Maka, minimal kita perlu tahu, apa sebenarnya penyakit DIV 1 itu? Apa penyebab dan dampaknya bagi budidaya? Apakah mungkin menyebar ke Indonesia?

Tentang DIV 1

Decapod Iridescent Virus 1 (DIV 1) terdeteksi pertama kali di China, tepatnya di provinsi Zhejiang pada akhir 2014. Virus juga dikabarkan telah terdeteksi di Vietnam. Berdasarkan laporan OIE hingga akhir 2020, DIV 1 juga ditemukan di Thailand meski dengan angka kejadian yang rendah. DIV 1 menyerang organisme inang yaitu krustasea yang hidup di air, termasuk beberapa spesies udang seperti L. vannamei, P. chinensis, M. rosenbergii.

DIV 1 merupakan virus yang memiliki dua strain atau varian, yaitu shrimp hemocyte iridescent virus (SHIV) dan cherax quadricarinatus iridescent virus (CAIV). Pada udang vaname, virus ini terdeteksi sebagai shrimp haemocyte iridescent virus (SHIV). Virus menginfeksi pada musim dingin dan mereda pada musim panas saat suhu naik. Suhu di atas 30℃ mencegah infeksi virus.

Gejala udang yang terinfeksi DIV 1

Tanda awal udang yang terinfeksi DIV 1 adalah gerakan renang udang yang melambat, nafsu makan turun, usus dan hepatopankreas kosong, softshell, badan berwarna kemerahan, dan antena rusak. Kepala udang juga menunjukkan warna putih hingga kuning pucat.

Perbedaan udang sehat dan udang terinfeksi DIV 1
Udang sehat (kiri) dan udang terinfeksi DIV 1 (kanan) (Sumber: Qiu et al., 2019)

Gejala tersebut mirip dengan yang terjadi pada AHPND atau IMNV. Lebih lanjut, gejala yang cukup spesifik dari infeksi DIV 1 adalah adanya area segitiga di bawah karapas dasar rostrum yang terdeteksi pada udang galah. Sementara itu, pada sepertiga populasi udang yang terinfeksi, terjadi perubahan warna menjadi kemerahan pada tubuh udang.

Sulitnya diagnosa dini gejala klinis menyulitkan pada pencegahan dini, sedangkan penyakit menimbulkan efek fatal. Diagnosa menggunakan real-time PCR dan histopatologi menjadi metode yang paling akurat.

Dampak merugikan infeksi DIV 1

DIV 1 menyebabkan kematian massal dengan tingkat kematian mencapai 80-100% dalam 2 minggu. Penyakit ini umumnya menginfeksi pada tambak yang rendah penerapan biosekuritinya. Di China, tambak yang terinfeksi DIV 1 harus segera dipanen dan dilakukan eradikasi setidaknya selama dua bulan.

Virus dapat menyebar secara horizontal melalui kanibalisme atau melalui kontak dengan feses yang terinfeksi DIV 1. Virus tetap dapat menyebar meski udang sudah dalam kondisi dibekukan (frozen).

Upaya Indonesia bebas DIV 1

Sejak penyakit tersebut mulai menyebar, pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan mengeluarkan surat edaran untuk melakukan upaya pencegahan masuknya virus tersebut masuk ke Indonesia.

Salah satu langkah pencegahan masuknya DIV 1 ke Indonesia adalah seleksi indukan atau benur udang yang terinfeksi virus. Tidak terkecuali juga pada pakan alami (artemia dan polychaeta). Pencegahan terutama dilakukan pada indukan, benur, atau pakan alami yang diimpor dari negara yang terjangkit virus DIV 1. Konkritnya, pencegahan dilakukan dengan melakukan uji laboratorium untuk memastikan udang bebas dari DIV 1.

Bagi petambak, beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Menggunakan benur bebas penyakit (SPF)
  2. Menghindari polikultur dengan beragam spesies krustasea terutama spesies yang rentan membawa DIV 1
  3. Menghindari penggunaan pakan alami berupa artemia atau cacing polychaeta yang terkontaminasi DIV 1
  4. Meningkatkan standar penerapan biosekuriti

Dampak dari DIV 1 terbilang sangat merugikan sehingga kini petambak udang Indonesia harus berupaya agar virus tersebut tidak menyebar hingga Indonesia. Penyakit akan selalu merugikan bagi produktivitas dan keuntungan bisnis. Oleh karena itu, upaya untuk selalu menjaga udang tetap sehat adalah kewajiban.

 

Referensi:
Trobos Aqua. 2020. Decapod Iridescent Virus Serang Udang Asia Jangan Sampai Masuk RI
Catatan Dokter Ikan. 2020. Decapod Iridescent Virus (DIV 1)
Vibo. 2020. Disease Caused by DIV 1 in Shrimp
OIE. 2020. Infection with Decapod Iridescent Viruws (DIV1)
Qiu, L., Chen, X., Zhao, R., Li, C., Gao, W., Zhang, Q., & Huang, J. (2019). Description of a Natural Infection with Decapod Iridescent Virus 1 in Farmed Giant Freshwater Prawn, Macrobrachium rosenbergii
Qiu, L., Chen, X., Zhao, R., Li, C., Gao, W., Zhang, Q., & Huang, J. (2020). First report and description of Decapod Iridescent Virus-1 in giant freshwater prawns. Global Aquaculture Alliance.
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.