Tips Budidaya

Cara Tebar Benur Udang Vaname: Panduan Lengkap

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
15 Desember 2023
Bagikan artikel
benar-menebar-benur.jpg

Dalam budidaya udang vaname, kesuksesan tidak hanya diraih melalui pengelolaan tambak yang baik, tapi juga proses penebaran benur yang tepat.

Mengapa demikian? Karena pemahaman tentang teknik penebaran benur yang efektif dapat membantu petambak untuk menghasilkan udang yang sehat dan juga produktif.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang cara menebar benur udang vaname. Mulai dari hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai penebaran hingga teknik penebaran benur yang efektif.

Daftar Isi
Artikel Terkait

Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Sebelum Menebar Benur Udang Vaname

Sebelum menebar benur, ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan terlebih dulu, yaitu:

1. Pastikan Parameter Kolam Ideal untuk Benur

Untuk memastikan kolam sudah siap untuk ditebar benur, pastikan parameter kolam sudah memenuhi standar.

Standar yang dimaksud dapat dilihat dari parameter kualitas air kolam seperti pH, DO, suhu, dan salinitas yang sesuai atau mendekati kondisi yang ideal untuk pertumbuhan benur.

Selain itu, tujuan dari pengecekan ini adalah untuk mengetahui perbedaan kondisi kualitas air benur setelah tiba di lokasi dengan kondisinya saat masih di hatchery.

Jika terjadi perbedaan kualitas air tambak dengan air pada kantong benur maka diperlukan aklimatisasi lebih lama. Jika relatif sama, proses aklimatisasi akan jadi lebih cepat sehingga dapat meningkatkan survival rate dan meminimalisir kematian benur.

2. Cek Dokumen Benur

Saat benur sudah datang ke lokasi tambak, sebaiknya Anda mengecek kelengkapan dokumen atau surat-surat terkait benur tersebut. Contohnya seperti surat spesifikasi Specific Pathogen Free (SPF) atau Specific Pathogen Resistant (SPR).

SPF merupakan tanda yang menunjukkan bahwa benur sudah bebas dari patogen, seperti virus penyebab WSSV, TSV, dan IHHNV. Sedangkan SPR menunjukkan karakter genetik benur yang resisten terhadap patogen tersebut.

Adanya kedua dokumen tersebut membuktikan bahwa benurnya sudah dicek dengan biosecurity yang ketat oleh pihak hatchery sebelum dikirimkan.

3. Lakukan Sampling Benur

Sebelum menebar benur, Anda perlu melakukan sampling terlebih dahulu untuk mengecek ulang kondisi benur yang datang.

Sampling dilakukan dengan minimal 10% dari total benur yang dipesan. Dengan begitu, kita bisa mendapat gambaran tentang kualitas benur tanpa harus menebar semua benur.

Jika Anda ingin tahu lebih jauh tentang ciri-ciri benur yang berkualitas, Anda dapat mengunjungi artikel kami yang membahas tentang ciri benur udang vaname yang bagus.

banner-cta-jala-app.png

4. Cek Kondisi Fisik Benur

Anda dapat mengecek kondisi fisik benur melalui dua pengujian, yaitu uji nekrosis dan uji bolitas benur, yang mana harus dilakukan di laboratorium.

Uji nekrosis bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kematian sel atau nekrosis yang terjadi dalam organ benur. Nekrosis ditandai adanya penumpukan sel epitel pada tubulus yang membuat warna sel menjadi lebih gelap hingga berwarna kemerahan.

Sedangkan uji bolitas ditandai dengan jaringan hepatopankreas benur yang berubah membentuk bola-bola. Ditemukannya bolitas menunjukkan adanya kelainan organ tubuh pada benur, yang dapat terjadi karena benur mengalami stres dalam perjalanan.

5. Hitung Jumlah Aktual Benur

Perhitungan jumlah benur perlu dilakukan karena berkaitan dengan padat tebar masing-masing kolam. Apabila jumlah benur yang ditebar melebihi ketentuan padat tebar yang sudah ditetapkan, tentu hal ini akan berdampak pada carrying capacity kolam kedepannya.

Berikut adalah rekomendasi padat tebar benur untuk masing-masing jenis tambak:

  • Tambak Tradisional/Ekstensif: Kurang dari 50 udang/m³
  • Tambak Semi-Intensif: Antara 50 hingga 100 udang/m³
  • Tambak Intensif: Lebih dari 100 udang/m³

Perhitungan benur cukup dilakukan pada kantong yang dipilih saat sampling. Alat yang digunakan adalah ember besar, ember kecil, hand tally counter (alat hitung manual), dan centong.

Caranya, tuang semua benur ke dalam ember besar, ambil benur menggunakan centong dan hitung jumlah yang mati dan hidup. Setelah itu, pindahkan benur yang sudah dihitung ke dalam ember kecil. Biasanya, perhitungan dilakukan oleh 2-3 orang agar lebih mudah dan cepat.

benur-berkualitas-awal-sukses-budidaya.jpg

Cara Menebar Benur Udang Vaname

Setelah Anda melakukan kelima langkah di atas, sekarang Anda sudah siap untuk menebar benur di tambak. Akan tetapi, ada hal-hal yang perlu Anda perhatikan juga agar Survival Rate (SR) udang tetap tinggi.

Benur udang harus dipastikan berada di ukuran PL 10 sampai PL 15. PL sendiri merupakan singkatan dari Post Larva, contohnya, PL 10 adalah usia udang 10 hari setelah lepas dari larva.

SR benur juga tidak boleh kurang dari 95% setelah dipindahkan dari hatchery ke tambak. Apabila angka SR-nya kurang dari itu, maka Anda harus mengkomunikasikannya dengan pihak hatchery. Sebab, kemungkinan besar ada masalah pada benur yang dikirim.

Apabila setelah dicek ternyata kondisi benurnya tidak bermasalah, Anda bisa mulai melakukan penebaran benur. Begini langkah-langkahnya:

  1. Apungkan plastik yang berisi benur udang vaname selama 15-30 menit di permukaan tambak. Hal ini tujuannya agar benur dapat beradaptasi dengan suhu air tambak.
  2. Buka ikatan plastik dan dibiarkan dalam keadaan udara terbuka selama 15-30 menit. Tujuannya agar benur bisa beradaptasi dengan udara baru.
  3. Sirami air ke dalam plastik dengan air tambak. Hal ini bertujuan agar benur dapat beradaptasi dengan salinitas air tambak.
  4. Pastikan penebaran dilakukan pada area yang terdapat arus (bukan di area titik mati).
  5. Miringkan atau tenggelamkan plastik perlahan hingga terendam air tambak. Lalu, biarkan benur berenang keluar dengan sendirinya.

Pastikan Anda juga memperhatikan waktu penebaran. Disarankan agar penebaran benur dilakukan pada suhu air rendah, misalnya pada malam hari hingga dini hari.

Biasanya, benur dikirim dari hatchery dalam kondisi suhu air rendah. Jadi, perbedaan suhu yang tidak terlalu jauh dapat mempercepat proses adaptasi suhu dan udang tidak akan stres.

Proses aklimatisasi akan berjalan lebih cepat ketika perbedaan suhu dan salinitas dalam kemasan benur dengan air tambak tidak terlampau jauh. Perbedaan suhu sebaiknya tidak lebih dari 5 derajat Celsius dan perbedaan salinitas maksimal 5 ppt.

Kesimpulan

Sebelum menebar benur di tambak, Anda mesti mengecek beberapa hal terlebih dulu. Mulai dari parameter kolam (pH, DO, suhu, dan salinitas), dokumen benur, kondisi fisik benur, hingga jumlah aktual benurnya.

Setelah itu, Anda bisa mulai melakukan penebaran benur. Pastikan benur dapat beradaptasi baik dengan suhu, salinitas, dan udara tambak. Dengan begitu, kemungkinan udang untuk stres akan menjadi lebih kecil dan nilai SR-nya pun akan lebih terjaga.

Selain menggunakan teknik penebaran benur yang efektif, Anda juga perlu rutin mengecek berbagai parameter budidaya. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan JALA App untuk mendukung keberhasilan budidaya Anda!

Sebab, JALA App dapat membantu Anda mencatat, memantau, dan memahami kondisi budidaya dengan lebih mendalam dan praktis. Daftarkan diri Anda segera di app.jala.tech dan unduh versi mobile-nya di Google Play Store atau App Store untuk memulai perjalanan budidaya Anda bersama JALA!

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.