Pada 20 Maret 2023 lalu, JALA mengadakan webinar online SHRIMPS TALK keenam bersama dengan Forum Informasi Budidaya. SHRIMPS TALK kali ini membahas 2 topik menarik, yaitu Penyakit Udang dan Strategi Penanganannya bersama Dr. Ir. Hasanuddin Atjo, MP yang juga merupakan Ketua SCI Makassar, serta Manajemen Praktis Penyakit dalam Budidaya Udang bersama Supito, S.Pi., M.Si., Kepala BBPBAP 2020. Sebanyak 273 audiens mengikuti webinar ini.
Penyakit Udang dan Strategi Penanganannya
Pada pemaparan materi pertama, Dr. Ir. Atjo menjelaskan bahwa patogen dapat masuk ke sistem budidaya secara vertikal melalui benur maupun horizontal dari air, manusia, peralatan, dan lain-lain. Selain itu, lingkungan yang tidak terkendali, seperti mutu air yang buruk dan overfeeding, dapat membuat udang stres dan memicu penyakit.
Dibandingkan dengan negara kompetitor lainnya, Indonesia sebetulnya cukup ketinggalan dalam hal meningkatkan produksi udang dan mengatasi penyakit. Karena itu, Dr. Ir. Atjo memberikan beberapa tips untuk meminimalisir penyakit di tambak udang.
Yang pertama adalah genetic improvement, atau menggunakan benur dengan gen yang lebih unggul. Di Indonesia, jenis benur yang umum adalah jenis balanced, yaitu pertumbuhan moderat namun kemampuan adaptasi lingkungan yang tinggi. Berikutnya, budidaya metode two-step juga direkomendasikan. Metode ini sudah umum di Ekuador dan Vietnam, dan merupakan metode dua tahap, dimana benur dibesarkan di nursery indoor yang lebih terkontrol, kemudian baru dipindahkan ke kolam pembesaran atau grow-out pond.
Selain itu, kualitas air juga perlu dijaga. Disarankan menjaga shading pada 55% untuk mencegah algae bloom, serta menjaga stabilitas parameter seperti pH dan suhu. Program pakan juga perlu diperhatikan. Autofeeder dapat digunakan karena lebih efisien dan mengurangi pakan tidak termakan yang dapat terakumulasi di dasar kolam dan mengganggu keseimbangan zat organik. Petambak juga perlu melakukan siphon kotoran di dasar kolam secara rutin, dan memberi perlakuan probiotik dan prebiotik untuk mencegah pertumbuhan patogen.
Manajemen Praktis Penyakit dalam Budidaya Udang
Selanjutnya, untuk membuka materi kedua, Pak Supito menjelaskan bahwa penyakit udang dibagi menjadi 3 jenis, yaitu yang berasal dari virus, bakteri, serta penyakit non-infectious (keracunan zat toksin di tambak seperti amonia). Namun, meski ada berbagai penyakit yang mengintai tambak udang, ia percaya petambak masih bisa berbudidaya dengan sukses sekalipun ada penyakit.
Tantangan dalam pengendalian penyakit udang adalah kesulitan memasukkan obat ke tubuh udang. Penyakit sebenarnya hanya bisa menyerang saat udang sedang lemah, kemudian menyebar dan mewabah melalui air tambak. Karena itu, sangat penting untuk menjaga udang agar tetap sehat.
Adapun beberapa langkah yang dapat digunakan untuk manajemen praktis penyakit udang di antaranya memfilter air tambak dan menggunakan tandon. Tanah dan air juga perlu dipersiapkan dengan baik sebelum dimulainya budidaya. Penggunaan biofilter seperti tanaman air juga dapat membantu mengurangi penumpukan zat organik dalam air.
Selain itu, pada tahap konstruksi tambak, harus dipastikan bahwa tambak udang tidak mudah bocor dan tidak mudah keruh bila dikincir. Air yang dimasukkan ke tambak pun perlu disterilisasi terlebih dahulu.
Seusai pemaparan kedua materi pada SHRIMPS TALK, audiens pun menyuarakan berbagai pertanyaan terkait tips budidaya dan pengendalian penyakit. JALA berharap materi yang dibagikan dapat bermanfaat untuk membantu petambak mencegah dan mengantisipasi penyakit di tambak mereka.
Jika Anda terlibat dalam industri budidaya udang dan ingin meningkatkan produktivitas tambak dengan informasi dan wawasan terkini, ikuti Instagram JALA di @jalaindonesia agar tidak ketinggalan jadwal SHRIMPS TALK dan acara lainnya dari JALA. Sampai jumpa di SHRIMPS TALK berikutnya!