Akuakultur dengan sistem intensif dituntut menjaga kestabilan ekosistem kolam. Air sebagai komponen utama dari budidaya memerlukan pengelolaan kualitas air. Prinsipnya, menyediakan tempat yang layak dan stabil untuk mendukung pertumbuhan udang budidaya.
Selain harus memperhatikan air buangan hasil budidaya, kita juga harus menaruh perhatian air yang dimasukkan ke dalam kolam budidaya karena akan berpengaruh pada jalannya budidaya. Tambak udang rawan mengalami kegagalan dengan faktor adanya kemunduran mutu lingkungan dan serangan penyakit. Risiko tersebut bisa datang dari kualitas air yang dimasukkan ke kolam budidaya kurang baik.
Apalagi saat ini sumber air di beberapa daerah semakin menurun kualitasnya. Pencemaran bersumber dari sungai yang mencapai laut dan juga pencemaran dari aktivitas tambak udang ataupun pertanian di pesisir merupakan penyumbang terbesar (Baca juga: Tambak Udang Berpotensi Mencemari Lingkungan). Belum lagi jika terjadi wabah penyakit udang, dengan sangat mudah menyebar dari satu tambak ke tambak lain.
Tandon dan beragam manfaatnya
Tersedianya tandon air adalah untuk perbaikan kualitas air. Fungsi utamanya yaitu untuk pengendapan air sebelum masuk ke dalam kolam budidaya. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas air di tambak diminimalisir pertama dengan adanya tandon. Manajemen kualitas air untuk mengurangi pengaruh eksternal dapat dilakukan dengan menyiapkan kolam tandon dengan persentase 20-30% dari volume total kolam tambak.
Pengendapan merupakan tahap pertama yang dapat dilakukan di tandon untuk perbaikan kualitas air. Jika perlu, sterilisasi air dilakukan dengan klorin dan bahan pengeliminasi bibit ikan/udang/patogen dengan dosis yang tepat dan bijak. Penggunaan klorin dapat berpotensi membuat perairan kurang subur, agen penyakit semakin kebal dengan kadar klorin, dan plankton sulit tumbuh. Sehingga perlu memperhitungkan konsentrasi yang tepat.
Tandon diperlukan untuk menyediakan air yang sehat pada awal masa budidaya dan juga untuk mengganti atau menambah air di tengah berlangsungnya budidaya. Penggantian air dilakukan tujuan memperbaiki kualitas air. Sedangkan penambahan air dilakukan dengan alasan adanya kebocoran pada kolam atau menaikkan kapasitas tampung kolam. Prinsipnya, air yang dimasukkan adalah air yang netral atau lebih baik sehingga tujuan utamanya adalah memperbaiki kualitas air yang ada bukan justru menurunkan kualitas air.
Penggunaan tandon dapat membantu dalam menekan kandungan amonia dalam air budidaya dengan melakukan pergantian air. Amonia merupakan salah satu senyawa turunan dari unsur nitrogen yang beracun bagi udang. Amonia muncul di ekosistem budidaya sebagai hasil dari metabolisme/eksresi udang dan katabolisme protein oleh bakteri pengurai. Amonia beracun bagi udang karena dapat menyebabkan stres, menghambat pertumbuhan, bahkan menyebabkan kematian.
Tandon juga dapat diisi biofilter sebagai agen perbaikan kualitas air dan pencegahan penyakit secara alami. Biofilter dapat berupa tanaman air seperti ganggang, rumput laut, atau lumut. Tanaman air mampu menyerap unsur hara yang berasal dari air sumber.
Terakhir, letak petak tandon harus mudah dalam mendapatkan air dari sumber air dan mudah untuk mendistribusikan pada kolam budidaya.
Membuat tandon = pemborosan lahan?
Pengadaan petak tandon sering dianggap pemborosan lahan karena tandon dianggap tidak produktif, namun setelah mengetahui fungsinya yang sangat penting terhadap manajemen kualitas air maka petambak kini sudah seharusnya memprioritaskan adanya tandon. Menjaga pertumbuhan udang tetap baik dilakukan dengan menjaga kondisi kualitas air yang terjaga agar tidak menyebabkan stres pada udang dan mencegah terjadinya penyakit.
Idealnya tandon dapat memenuhi 30% volume dari volume air di kolam budidaya yang dimiliki. Tandon juga dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan kakap, nila, dan rumput laut. Komoditas tersebut dapat berfungsi sebagai biofilter atau penyaring bahan-bahan pencemar secara alami dan juga sebagai penghasil produk sampingan dari tambak.
Selain itu, adanya tandon juga menjadi salah satu syarat untuk pendaftaran ijin usaha tambak (CBIB), menarik investor, dan mendapat asuransi untuk operasional budidaya.
Setelah tandon siap, jangan lupa untuk menjaga kualitas air tambak udang Anda supaya tetap ideal. Untuk itu, JALA siap #HadirMembantu Anda dengan JALA App, aplikasi manajemen tambak udang yang memungkinkan Anda mencatat dan memantau 40+ parameter budidaya, tak hanya kualitas air saja.
Selain itu, JALA App juga memungkinkan Anda membuat estimasi performa budidaya, mengelola keuangan tambak, mengecek tren harga udang, dan masih banyak lagi. Rasakan manfaatnya langsung dengan mendaftar ke app.jala.tech atau download versi mobile-nya di Google Play Store atau App Store!