Tips Budidaya

Dinamika Budidaya Udang di Kabupaten Sumenep

Fina Safitri
Fina Safitri
14 Oktober 2023
Bagikan artikel
shrimp-farming-dynamics-in-sumenep.jpg

Sumenep merupakan kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura dengan bentuk wilayah yang unik karena terdiri wilayah daratan dan pulau-pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau. Dari 126 pulau tersebut dapat dirincikan sebagai berikut; 48 pulau atau sebanyak 38% berpenghuni, sedangkan 78 pulau atau sekitar 62% lainnya tidak berpenghuni. Kepulauan yang cukup banyak serta letak geografis yang dikelilingi pantai menjadikan kabupaten Sumenep sebagai kawasan yang memiliki potensi untuk budidaya udang utamanya komoditas udang vaname. 

Catatan produksi udang di Kabupaten Sumenep 

Berdasarkan data dari Dinas Perikanan Sumenep per Juli 2023, produksi budidaya udang vaname di Sumenep mencapai 2.463,23 ton. Angka ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil produksi pada tahun 2021 yang hanya mencapai 976 ton. Namun, untuk potensi lahan yang cukup besar di Kabupaten Sumenep, angka tersebut masih tergolong kecil bahkan jika dibandingkan dengan produksi udang di Kabupaten lain yang berada di Jawa Timur yakni kabupaten Banyuwangi yang mencapai angka produksi sebesar 18.659 ton pada bulan Agustus kemarin.

Tantangan budidaya udang di Kabupaten Sumenep 

Akses pengecekan kualitas air dan laboratorium

Air merupakan media utama untuk menunjang tingkat kelulushidupan udang. Kualitas air yang buruk akan memengaruhi tingkat nafsu makan, pertumbuhan dan penyebaran penyakit dalam satu kolam. Oleh karenanya, pengecekan kualitas air menjadi suatu hal penting yang harus dilakukan dalam budidaya udang. Namun, laboratorium yang berfungsi untuk mengecek parameter kualitas air secara ex situ meliputi TOM, kelimpahan plankton, bakteri, dan parameter lainnya belum bisa terjangkau dengan mudah.

Menurut Supono (2017), peningkatan produksi udang vaname yang tidak diimbangi dengan pemantauan kualitas air yang baik sangat rentan menemui beberapa kegagalan akibat buruknya kualitas air akibat padat tebar yang tinggi. Saat ini, petambak udang di Kabupaten Sumenep masih berusaha mengatasi masalah tersebut dengan monitoring visual air dan tingkah laku udang.

Informasi dan pelatihan mengenai budidaya udang yang benar

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan komoditas udang yang paling banyak dibudidayakan karena memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi, tahan terhadap serangan penyakit dan pertumbuhan yang cepat. Meskipun demikian, dalam budidaya komoditas ini diperlukan teknik yang benar agar tidak mengalami kerugian di kemudian hari mengingat modal yang dikeluarkan cukup tinggi. Agar dapat menerapkan teknik budidaya yang benar, petambak di Sumenep masih membutuhkan pelatihan dari para ahli budidaya.

Ancaman penyakit udang yang tidak terdeteksi

Kematian udang secara mendadak sangat rentan terjadi di fase benur hingga umur 40 hari. Peristiwa ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kondisi kualitas air yang buruk, udang mengalami stres, benur yang tidak berkualitas, overfeeding, fase moulting, penanganan pasca turun hujan kurang tepat, serta serangan penyakit. 

Penyakit White Spot Syndrome Virus (WSSV) diketahui sering menjadi penyebab kematian udang secara mendadak dan masif. Selain itu, terdapat pula beberapa penyakit udang lainnya yang berpotensi menyebabkan kematian mendadak, termasuk Vibriosis,  Infectious Myonecrosis Virus (IMNV/Myo), White Feces Disease (WFD),  dan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND).

Penggunaan IPAL dan Tandon 

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan prasarana dalam budidaya udang yang bertujuan untuk mengelola limbah dari proses budidaya dan memperbaiki mutu air limbah tersebut sebelum dibuang agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Sementara itu, tandon merupakan prasarana yang dibutuhkan dalam budidaya udang untuk memperbaiki kualitas air sebelum masuk ke kolam, memastikan kualitas air baik melalui pengecekan, serta untuk memenuhi kebutuhan air dengan kualitas baik bila diperlukan. Karena keterbatasan lahan dan modal, IPAL dan tandon di Sumenep masih jarang digunakan. Namun, keberadaannya masih terus diupayakan di tambak-tambak.

Upaya petambak dan Dinas terkait menjawab tantangan budidaya di Kabupaten Sumenep

Tantangan-tantangan budidaya di atas merupakan hal yang dihadapi oleh petambak di Kabupaten Sumenep. Namun, petambak dan dinas terkait telah mencoba melakukan beberapa upaya untuk mengatasinya. 

Akses laboratorium dan pengecekan kualitas air yang susah dijangkau telah dicoba diatasi dengan monitoring visual air dan tingkah laku udang. Sementara itu, pelatihan mengenai cara budidaya udang yang baik dan benar juga menjadi upaya yang dilakukan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep untuk menciptakan lingkungan budidaya yang produktif berkelanjutan sehingga dapat menjadi daerah yang berpotensi besar di Jawa Timur. Selain itu, berkaca dari Kabupaten Banyuwangi yang mulai mengalami tren kenaikan produksi, penerapan budidaya yang intensif dengan monitoring kualitas air yang baik sangat perlu dilakukan dengan harapan dapat terus meningkatkan hasil produksi udang di Kabupaten Sumenep. 

Referensi

Supono. 2017. Teknologi Produksi Udang. Plantaxia, Yogyakarta. 168 hal. 

Biografi penulis

Penulis bernama Fina Safitri yang lahir di Sampang, 01 Juli 2001. Penulis merupakan alumni dari Universitas Airlangga yang sekarang sedang bekerja di JALA sebagai Field Assistant. 

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.