Kesehatan merupakan faktor kunci dalam keberhasilan budidaya udang vaname, namun berbagai jenis penyakit seringkali mengancam pertumbuhan udang budidaya.
Maka dari itu, penting bagi petambak untuk memahami jenis-jenis penyakit udang yang mungkin menyerang stok mereka.
Di artikel ini, kita akan membahas secara komprehensif berbagai penyakit yang kerap menghantui udang vaname. Selain itu, kita juga akan menjelaskan beberapa tips untuk mencegah berbagai penyakit tersebut.
Jenis Penyakit Udang Vaname yang Disebabkan oleh Virus
Pertama-tama, mari kita bahas terlebih dulu jenis-jenis penyakit udang vaname yang disebabkan oleh virus. Ada lima penyakit yang masuk ke dalam kategori ini, yaitu IHHNV, TSV, CMD, WSSV, dan IMNV.
Mari kita bahas penjelasan detailnya satu per satu!
1. Infectious Hepatopancreatic and Haematopoietic Virus (IHHNV)
Infectious Hepatopancreatic and Haematopoietic Virus (IHHNV) adalah jenis penyakit yang menyebabkan udang berwarna putih mengkilap terutama pada bagian sendi abdomen (bagian perut udang).
Gejala lainnya adalah warna udang menjadi kebiru-biruan dan pertumbuhan rostrum (bagian ekor) menjadi cacat pada salah satu sisi. Umumnya penyebaran IHHNV terjadi lewat kanibalisme antar udang.
2. Sindrom Taura
Taura Syndrome Virus (TSV) adalah virus yang menyebabkan Sindrom Taura. Penyakit ini pernah menyebar di Jawa Timur pada tahun 2005 dan berpotensi masih berkembang hingga saat ini.
Infeksi TSV biasanya terjadi antara hari ke-14 sampai ke-40 pasca penebaran. Udang terinfeksi TSV kerap menunjukkan gejala berupa warna tubuh yang memucat, munculnya bercak hitam, dan pleopod (ekor renang) berwarna lebih merah dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
Selain itu, gejala TSV lainnya adalah kulit yang lunak dan usus kosong. Penyakit ini juga sering terjadi pada fase akhir dari siklus molting. Sama seperti IHHNV, TSV juga biasanya menyebar melalui kanibalisme antar udang.
3. Covert Mortality Disease (CMD)
Covert Mortality Disease (CMD) adalah jenis penyakit udang vaname yang disebabkan oleh Covert Mortality Nodavirus (CMNV). Akibat dari penyakit ini adalah kematian udang di dasar kolam.
Penyakit ini banyak terjadi di Tiongkok dan akan sangat mungkin menyebar ke Indonesia jika tidak dilakukan pencegahan. CMD dapat terjadi pada 1 bulan pasca tebar, dan biasanya petambak cukup sulit dalam menyadari awal kematian udang.
Beberapa gejala awal penyakit ini adalah warna hepatopankreas yang memudar, saluran pencernaan yang kosong, kulit udang yang melunak, dan pertumbuhan udang yang lambat. Seringkali warna otot udang juga menjadi keputihan di bagian perut.
4. White Spot Disease (WSD)
White Spot Disease (WSD) atau penyakit bintik putih adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh White Spot Syndrome Virus (WSSV). Pada kondisi panas, laju replikasi virus ini umumnya meningkat.
Virus ini kerap menyebar karena proses kanibalisme. Selain itu, udang yang terjangkit WSSV (baik yang ditranspor dalam keadaan hidup, mati, dibekukan, atau tanpa dimasak) masih dapat menyebarkan WSSV.
Gejala yang tampak pada udang yang terinfeksi biasanya berupa lingkaran putih pada kulit dengan diameter 0,5-2 mm, perubahan warna dari merah muda menjadi kemerahan pada seluruh tubuh, hilangnya nafsu makan, dan setelah beberapa hari, udang akan tampak sekarat dan berenang di permukaan air di tepi kolam.
5. Myonecrosis/Myo
Penyakit infeksi Myonecrosis, atau yang lebih sering disebut dengan Myo dapat menginfeksi setiap tahap perkembangan udang dari larva hingga dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh Infectious Myonecrosis Necrotic Virus (IMNV)
Walaupun virus ini tidak menyebabkan kematian separah virus lainnya, tapi penyakit ini bisa menginfeksi bersamaan dengan WSSV. Virus ini juga bisa menyebar antar udang karena perilaku kanibalisme atau terbawa faktor lain seperti Artemia.
Biasanya, gejala awal penyakit ini adalah perubahan perilaku atau fisik udang, nafsu makan yang turun, dan jumlah kematian yang meningkat. Tanda lainnya adalah warna putih keruh pada daging terutama pada perut bagian abdomen dan ekor.
6. Yellow Head Disease (YHD)
Yellow Head Disease (YHD) adalah penyakit yang disebabkan oleh Yellow Head Virus (YHV). Umumnya, gejalanya adalah warna kepala yang berubah menjadi pucat hingga kekuningan.
Selain itu, gejala lain yang kerap muncul adalah berkurangnya nafsu makan dan udang mulai berenang di sekitar permukaan. Penyakit ini cukup merepotkan bagi petambak karena durasi dari udang baru terjangkit hingga mati hanya dalam hitungan hari saja.
Jenis Penyakit Udang Vaname yang Disebabkan oleh Bakteri
Selain jenis penyakit udang yang disebabkan oleh virus, ada juga beberapa penyakit udang vaname yang disebabkan oleh bakteri. Di antaranya adalah AHPND, White Feces Disease, Vibriosis, dan Black Spot Disease.
1. Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND)
Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) atau dikenal juga sebagai Early Mortality Syndrome (EMS) adalah penyakit bakterial yang disebabkan Vibrio parahaemolyticus.
Selain bakteri, AHPND juga bisa disebabkan oleh pemberian pakan secara berlebihan, kualitas pakan, benur, dan air yang buruk, serta blooming alga.
Udang yang terinfeksi AHPND akan menunjukkan beberapa tanda fisik, di antaranya hepatopankreas memucat, mengecil, dan tidak mudah hancur, cangkang lunak, usus kosong, serta munculnya bintik atau strip hitam di hepatopankreas.
2. White Feces Disease (WFD)
White Feces Disease (WFD) atau penyakit berak putih adalah jenis penyakit udang vaname yang dapat disebabkan oleh kualitas air yang menurun dan sisa pakan yang menumpuk. Sehingga, senyawa organik muncul di tambak dan memicu serangan penyakit.
Sesuai dengan namanya, penyakit ini kerap ditandai oleh munculnya berak putih memanjang di dalam kolam. Selain itu, dampak WFD pada fisik udang adalah pengelupasan kulit serta keberadaan parasit berbentuk cacing di dalam usus.
Dampak lain dari penyakit berak putih adalah penurunan efisiensi pakan, pertumbuhan udang yang terhambat, dan survival rate yang menurun secara signifikan.
3. Vibriosis
Penyakit Vibriosis adalah penyakit akibat infeksi bakteri Vibrio. Udang yang terinfeksi bakteri Vibrio biasanya akan memancarkan cahaya halogen.
Penyakit ini juga lebih sering menyerang larva udang dibandingkan udang dewasa dan umumnya menginfeksi ketika larva sedang dalam kondisi stres.
4. Black Spot Disease
Black Spot Disease disebabkan oleh bakteri Vibrio Anguillarum yang dapat menyebar di perairan. Sesuai namanya, udang yang terjangkit penyakit ini akan menunjukkan bercak hitam dan warna kecoklatan di bagian karapasnya.
Faktor yang biasanya menyebabkan munculnya penyakit ini adalah kualitas air yang buruk dan sisa pakan organik yang tinggi di dasar kolam. Selain itu, penyakit ini juga kerap terjadi saat pasca panen.
Bagaimana Cara Mengatasi Penyakit Udang Vaname?
Sekarang Anda sudah tahu berbagai jenis penyakit udang vaname yang bisa menyerang tambak Anda. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Berikut adalah langkah-langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mencegah munculnya penyakit udang:
- Terapkan Biosekuriti – Biosekuriti adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya ancaman penyakit di area tambak. Contohnya seperti melakukan sanitasi dan pembersihan kolam secara berkala.
- Berikan Probiotik – Probiotik berperan untuk melindungi udang dari serangan bakteri. Salah satu contoh yang kerap diberikan adalah Lactobacillus.
- Terapkan Quorum Sensing Control – Quorum sensing adalah sistem komunikasi antara bakteri vibrio dengan bakteri lainnya. Dengan mengontrol quorum sensing, risiko serangan penyakit dapat lebih diminimalisir.
- Berikan Imunostimulan – Untuk meningkatkan imun udang lebih jauh, Anda bisa memberikan imunostimulan. Contohnya seperti vitamin C atau beta glucan.
- Gunakan Benur SPF – Anda juga perlu menggunakan benur bersertifikat SPF (Specific Pathogen Free), sehingga udang yang Anda budidayakan tidak akan rentan terserang penyakit.
Walau kelihatannya sederhana, namun kelima langkah tersebut dapat membantu Anda mengurangi kemungkinan adanya serangan penyakit di tambak Anda.
Apabila Anda ingin belajar lebih lanjut tentang cara mencegah penyakit udang vaname, Anda bisa kunjungi artikel kami yang membahas tuntas tentang langkah-langkah pencegahan penyakit udang.
Baca juga:
- Penyakit DIV 1 pada Udang dan Cara Menanganinya
- Kenali Penyakit EHP: Penyebab Melambatnya Pertumbuhan Udang
Kesimpulan
Ada berbagai macam penyakit udang vaname yang perlu Anda waspadai, mulai dari yang disebabkan oleh virus hingga yang disebabkan oleh bakteri. Berikut daftarnya: Infectious Hepatopancreatic and Haematopoietic Virus (IHHNV)
- Sindrom Taura
- Covert Mortality Disease (CMD)
- White Spot Disease (WSD)
- Myonecrosis/Myo
- Yellow Head Disease (YHD)
- Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND)
- White Feces Disease (WFD)
- Vibriosis
- Black Spot Disease
Bila Anda ingin lebih memastikan keberhasilan budidaya udang Anda, pastikan Anda memantau parameter kualitas air tambak Anda melalui JALA App. Aplikasi ini memiliki beragam fitur menarik untuk Anda, contohnya seperti:
- Memantau 40+ parameter budidaya udang (Mulai dari data pakan dan data sampling, hingga data kualitas air)
- Membuat estimasi performa budidaya, mulai dari biomassa, survival rate, hingga harga jual udang
- Mengelola keuangan dan manajemen stok bisnis budidaya udang Anda
- Mengecek tren harga udang di berbagai daerah
Jadi tunggu apa lagi? Yuk install JALA App sekarang juga!