Kabar Udang sebelumnya memperkenalkan betapa pentingnya biosekuriti. Biosekuriti diterapkan pada keseluruhan sistem budidaya berdasarkan prosedur berbasis sains untuk mengeliminasi atau mencegah adanya organisme penyebab penyakit misalnya virus, bakteri, maupun parasit. Beberapa instruksi penting dalam penerapan biosekuriti dan manajemen kesehatan udang adalah sebagai berikut:
- Menggunakan benur yang bebas patogen, yaitu menggunakan benur SPF atau SPR.
- Mencegah hadirnya pembawa penyakit (vektor) di kolam budidaya dengan menerapkan manajemen kualitas air. Mengurangi potensi hadirnya vektor tersebut dengan membatasi akses dan pergerakan teknisi maupun pengunjung yang tidak diperlukan, peralatan yang bebas patogen, dan masuknya agen potensial pembawa patogen misalnya burung dan kepiting.
- Menerapkan manajemen kesehatan udang dengan meminimalisir stres pada udang salah satunya dengan menjaga kualitas air.
- Memeriksa kesehatan udang harian lewat ancho. Dilakukan pengecekan pada tingkat konsumsi udang, kenampakan fisik (tidak ada bintik/bercak putih atau hitam), isi usus (harusnya penuh), tidak ada cacat pada ekor, dan tidak ada infeksi pada kaki atau antena.
- Memasang peralatan tambahan untuk mencegah hewan lain seperti burung, kepiting, dan hewan lain jika diperlukan.
- Menerapkan pengelolaan kebersihan di sekitar fasilitas tambak. Memperhatikan sampah dan limbah dengan mendaur ulang atau membuangnya ke tempat yang tidak akan mencemari kolam budidaya maupun lingkungan sekitar. Menyiapkan desinfektan pada setiap pintu masuk ke kolam atau fasilitas lain di area budidaya. Selain itu karyawan atau teknisi lapangan budidaya harus dijaga kebersihannya baik badan maupun pakaiannya dalam setiap aktivitasnya.
- Menjaga kebersihan peralatan yang digunakan. Usahakan tiap kolam memiliki alat yang digunakan spesifik pada kolam tersebut, tidak berpindah-pindah. Peralatan harus rutin dibersihkan dan didesinfeksi agar terbebas dari virus atau bakteri.
Serangkaian instruksi tersebut adalah pedoman yang dapat dijadikan pegangan sebagai pengetahuan dasar dan awal dari kesadaran pemilik tambak maupun teknisi lapangan untuk berikutnya diterapkan di tambak. Instruksi tersebut ada baiknya juga dilaksanakan dengan fleksibel atau mengikuti kebutuhan dan keadaan di tambak masing-masing.