Tips Budidaya

Kapan Waktu yang Tepat untuk Panen?

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
5 Mei 2023
Bagikan artikel
Cover - Waktunya Panen.jpg

Panen merupakan momen paling ditunggu petambak untuk menuai hasil budidayanya. Selain itu, panen juga momen untuk mengevaluasi apakah kinerja SOP budidaya yang diterapkan sudah baik atau perlu dilakukan perbaikan. Petambak yang memutuskan panen setidaknya telah memiliki dua pertimbangan, yaitu pertimbangan teknis atau pertimbangan bisnis.

Menentukan saat yang tepat untuk panen bagi setiap petambak memiliki preferensi yang mungkin berbeda. Namun, secara umum terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan petambak sebelum memutuskan untuk panen:

  1. Melihat stabilitas kualitas air
  2. Cek anco atau sampling untuk memastikan estimasi size, biomassa, dan kualitas udang
  3. Memantau harga udang terkini
  4. Mencari pembeli udang

Evaluasi efektivitas manajemen pakan dan respon pertumbuhan udang

Banyak petambak menarget panen dilakukan setelah udang mencapai umur pemeliharaan 100-120 hari atau saat udang mencapai ukuran 20-40 g/ekor, atau dengan kata lain saat udang mencapai marketable size. Ukuran udang dicapai melalui program pakan yang telah dirancang. Namun, ada kalanya program pakan tidak berjalan dengan baik akibat berbagai faktor. Salah satu responnya adalah pertumbuhan udang tidak optimal.

Jika program pakan tidak direspon dengan baik dengan pertumbuhan yang optimal, evaluasi perlu dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan melihat kondisi kualitas air, cuaca, atau kesehatan udang.

Anda dapat memantau pencapaian pertumbuhan udang melalui grafik dengan menyesuaikan kondisi aktual (garis berwarna biru) dan target pertumbuhan (garis berwarna oranye).

growth-id.png Untuk melihat langsung efektivitas program pakan terhadap pertumbuhan udang, Anda juga perlu mengevaluasi pakan. Jika pakan harian selalu meningkat, tetapi pertumbuhan udang cenderung stagnan. Maka, harus dilakukan evaluasi faktor lain yang mungkin memiliki pengaruh.

feed-id.png Jika akar masalah ditemukan, maka harus segera ditangani agar tidak menyebabkan feed conversion ratio (FCR) membengkak.

Mempertimbangkan stabilitas kualitas air

Kondisi air yang sesuai akan membuat udang hidup dan tumbuh dengan optimal. Target budidaya tentu akan lebih mudah dicapai. Pada kondisi ideal, kualitas air yang stabil akan memudahkan petambak memutuskan panen pada saat udang mencapai umur atau ukuran yang ditargetkan. Sebaliknya, jika kualitas air drop maka dapat mengancam pertumbuhan udang atau menjadi penyebab kematian udang.

Kualitas air yang mengkhawatirkan dapat mengancam kesehatan udang, bahkan menyebabkan udang terkena penyakit yang mengharuskannya dilakukan panen total. Menahan budidaya dengan maksud mengobati udang atau memperbaiki kualitas air pada kondisi tertentu justru mengakibatkan kematian udang semakin tinggi. Dalam situasi ini, budidaya tidak dapat berjalan sesuai rencana.

Langkah preventif selalu dapat dilakukan dengan melakukan pemantauan rutin stabilitas kualitas air meliputi berbagai parameter fisik, kimia, dan biologi.

param-do-id.png Cek parameter fisika seperti suhu, pH, DO, salinitas, dan lain-lain.

param-bio-id.png Cek parameter kimia seperti nitrat, nitrit, amonia, dan parameter kimia lainnya.

param-plankton-id.png Cek parameter biologi seperti total plankton, total bakteri, dan lain sebagainya.

Saat stabilitas kualitas air terganggu, panen menjadi salah satu opsi. Tentu opsi ini sebaiknya baru diambil setelah usaha untuk memberikan perlakuan (treatment) perbaikan kualitas air dilakukan. Dengan maksud meminimalisir kematian udang, petambak bisa melakukan panen parsial atau panen total berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikutnya.

Misalnya, jika kepadatan tebaran awal tinggi dan terdapat tanda-tanda daya tampung kolam melebihi batas, maka keputusan panen parsial lebih tepat. Udang yang tersisa dapat terus dibudidayakan untuk mencapai target akhir.

Melihat daya tampung kolam

Carrying capacity atau daya dukung lingkungan diartikan sebagai batas lingkungan untuk menampung segala kehidupan dan pertumbuhan udang yang ada. Tambak udang carrying capacity yang mendukung ditandai dengan pertumbuhan udang (ADG) yang ideal, kualitas air stabil, dan tidak terjadi banyak penumpukan materi organik.

Carrying capacity biasanya menurun seiring dengan bertambahnya umur budidaya. Salah satu risiko menurunnya daya dukung lingkungan adalah menjadi rentan terinfeksi penyakit, terutama akibat tingginya penumpukan materi organik. Panen parsial menjadi salah satu solusi untuk menjaga carrying capacity tetap ideal. Salah satu alasan dilakukannya panen parsial adalah karena biomassa udang melebihi kapasitas kolam.

biomass-id.png

Di JALA App, biasanya carrying capacity yang melampaui batas akan ditandai dengan grafik kuning yang turun, menandakan rekomendasi untuk menurunkan biomassa.

Frekuensi panen parsial dapat dilakukan sebanyak 1-3 kali dalam setiap siklus dengan tenggang waktu 7–10 hari. Jumlah udang yang dipanen dihitung dengan mengurangi perkiraan jumlah udang yang masih bisa tertampung dalam 2 minggu ke depan didasarkan berat rata-rata udang (Average Body Weight = ABW) saat panen parsial dan rata-rata pertumbuhan harian (Average Daily Growth = ADG) udang saat sampling. Jumlah biomassa udang yang diambil dalam setiap kali panen parsial adalah sekitar 10–20% dari estimasi biomassa udang dalam kolam.

Penjelasan di atas merupakan dasar keputusan jika panen dilakukan berdasarkan situasi dan kondisi. Anda dapat melakukan pemantauan rutin kondisi terkini tambak melalui aplikasi pencatatan dan monitoring budidaya udang JALA App. Daftar gratis ke app.jala.tech atau unduh aplikasinya di Play Store atau App Store.

Bagi petambak yang tengah menetapkan keputusan untuk panen, langkah selanjutnya adalah melihat harga saat ini. Harga beli udang di tambak sangat fluktuatif, utamanya dipengaruhi oleh prinsip supply and demand.

Harga udang yang relatif stabil biasanya pada udang dengan ukuran besar, yaitu udang di atas ukuran 40 ekor/kg. Ukuran udang yang marketable atau telah memiliki harga jual yang baik biasanya dimulai dari ukuran 100. Pada ukuran tersebut juga dianggap petambak telah memperoleh untung. Namun, sering kali petambak meningkatkannya hingga ukuran yang lebih baik, misalnya hingga ukuran 30. Semakin besar udang, semakin mahal harganya. Namun, pertimbangan ini sebaiknya dibarengi dengan perhitungan ongkos produksi. Semakin lama budidaya, semakin besar ongkos produksinya. Perhitungan diperlukan untuk memastikan telah sampai pada titik 'untung' optimal.

Harga udang bahkan akan berbeda pada tiap daerah dan tiap pembeli (off-taker), sehingga memilih waktu dan pembeli yang tepat adalah langkah berikutnya dalam menentukan keputusan panen.

Memilih pembeli hasil panen

Kondisi harga udang menjadi faktor penting bagi petambak untuk memutuskan waktu panen dan memilih pembeli udangnya. Pilih pembeli yang tidak hanya menawarkan harga tertinggi, tetapi pertimbangkan keamanan transaksi dan metode panen yang baik. Track record atau rekam jejak yang baik juga perlu menjadi pertimbangan dalam memilih pembeli.

Pembayaran paling ideal adalah dengan pembayaran tunai atau cash, terutama pada pembeli yang baru dikenal. Namun, untuk pembeli yang sudah dipercaya dapat mempertimbangkan untuk pembayaran tempo. Kemudian pada teknis metode panen, pilih pembeli yang mengutamakan transparansi. Transparansi panen meliputi tahap sampling kualitas dan ukuran udang, cek akurasi timbangan, proses penimbangan, dan pembayaran.

Memilih JALA Harvest: Pilihan terbaik penjualan hasil panen budidaya Anda

JALA memenuhi ekspektasi Anda, menawarkan transaksi aman dan terpercaya serta mengedepankan metode panen yang baik. Pembayaran udang hasil panen lebih cepat dan aman karena dibayar segera setelah panen selesai. Panen juga dapat dilakukan kapan saja di berbagai daerah di Indonesia.

JALA-Harvest-id.png Temukan harga yang ditawarkan melalui fitur Harga Udang JALA Tech (harga.jala.tech) atau kontak 0813-2551-4194 untuk pertanyaan lebih lanjut.

— Sekian berbagai pertimbangan dalam penentuan waktu panen. Berikutnya mengenai teknis panen, panen sebaiknya dilaksanakan pada waktu pagi hari atau sore hari dan dapat dilakukan secara sebagian/parsial atau total. Panen dilakukan dengan cepat dan efisien untuk menjaga mutu udang.

Panen adalah proses yang cepat, dapat dilakukan dalam beberapa jam tetapi dapat berpengaruh pada hasil 3 bulan proses budidaya. Kualitas udang menjadi yang paling dipengaruhi. Proses panen yang baik menghasilkan kualitas udang yang baik.

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.