Budidaya udang erat berkaitan dengan kualitas air di tambak, karena air merupakan media utama pertumbuhan udang. Air yang berkualitas akan membantu udang untuk hidup dan tumbuh baik sehingga target produksi dapat tercapai. Kualitas air tambak udang yang menurun akan menimbulkan berbagai masalah seperti stres hingga penyakit pada udang. Karena itu, petambak perlu melakukan pemantauan kualitas air secara rutin.
Untuk memantau kualitas air, ada berbagai parameter yang perlu diperhatikan, yaitu parameter fisika, kimia, dan biologi. Namun, banyak petambak masih memilih untuk melakukan pemantauan secara visual saja karena dianggap cukup untuk mencerminkan kualitas air. Walau pemantauan visual saja tidak cukup dan tidak dapat menyediakan informasi lengkap tentang kualitas air, namun ada beberapa ‘sinyal’ yang dapat diketahui petambak melalui pemantauan visual.
Pengecekan kualitas air melalui warna kolam
Secara visual, parameter yang dapat dipantau adalah warna dan kecerahan. Berikut warna dari air di kolam udang yang umum ditemui dan artinya.
1. Cokelat muda
Warna cokelat muda di kolam udang merupakan tanda bahwa kondisi air baik. Warna ini terbentuk karena adanya plankton yang sangat baik untuk pertumbuhan udang.
2. Cokelat tua
Kolam Anda terpantau berwarna cokelat tua? Warna ini menandakan kurangnya fitoplankton. Meski kondisi air masih dapat dikatakan baik, namun Anda dapat mengencerkan air dengan cara siphon dasar kolam dan mengganti dengan air yang baru.
Baca juga: Mengganti Air, Meningkatkan Kualitas Air
3. Cokelat kebiruan
Jika kolam Anda berwarna cokelat kebiruan, tandanya terdapat populasi fitoplankton yang kurang baik bagi udang, seperti Chaetoceros sp., Milosira sp., dan Skeletonema sp. Segera lakukan penggantian air.
4. Cokelat kemerahan
Air dengan warna cokelat kemerahan juga tidak baik, bahkan berbahaya bagi udang karena mengandung fitoplankton beracun. Lakukan penggantian air dan lakukan pemberian kapur serta pupuk urea untuk menetralkan kondisi air.
5. Cokelat kehijauan
Cokelat kehijauan menandakan kondisi air baik karena mengandung plankton yang menguntungkan bagi budidaya udang, namun kecerahannya masih kurang, sehingga perlu diencerkan.
6. Cokelat kehitaman jernih
Warna cokelat kehitaman jernih umumnya dijumpai pada tambak baru. Tandanya, air mengandung asam organik yang merupakan zat berbahaya bagi udang. Perlu dilakukan reklamasi tanah untuk mengatasinya.
7. Hijau muda
Warna kolam udang hijau muda merupakan warna terbaik karena artinya, kolam Anda mengandung plankton Chorella sp. yang menguntungkan bagi budidaya udang.
8. Hijau tua
Warna hijau tua diakibatkan oleh adanya fitoplankton beracun. Selain itu, air akan tampak berlendir karena udang menjadi sakit. Lakukan penggantian air kemudian berikan treatment kapur dolomit untuk menetralkannya.
9. Hijau kekuningan
Air yang berwarna hijau kekuningan kurang fitoplankton. Lakukan pemberian pupuk untuk mendukung pertumbuhan fitoplankton yang bermanfaat bagi budidaya udang.
10. Hijau kebiruan
Warna ini berasal dari banyaknya alga hijau biru atau blooming blue-green algae (BGA). Blooming BGA disebabkan oleh kelebihan unsur hara yaitu nitrogen dan fosfor di kolam, dan berbahaya karena menurunkan transparansi air dan DO, serta menghasilkan racun. Siasati dengan mengurangi dan memanipulasi input nutrien ke dalam tambak dan melakukan pengadukan air.
Selain warna, Anda juga dapat memantau adanya busa di permukaan tambak. Munculnya busa dapat menandakan pembuangan fitoplankton yang mati ataupun aktivitas mikroba yang mendaur ulang nitrogen di tambak. Walau tidak terlalu berbahaya, pastikan untuk membuang busa agar tidak semakin terakumulasi dan meracuni udang.
Mengecek air secara visual saja tidak cukup, lakukan monitoring rutin dengan alat ukur kualitas air yang tepat
Meski petambak dapat memperoleh informasi dari pemantauan visual, ada berbagai parameter lain yang membentuk keseluruhan kondisi air di tambak, yaitu parameter fisika, kimia, dan biologi. Parameter fisika meliputi suhu, warna, dan kecerahan. Parameter kimia termasuk oksigen terlarut, pH, dan salinitas, sedangkan parameter biologi mencakup keberadaan plankton dan bakteri dalam air. Monitoring kualitas air dilakukan sebagai upaya memantau, mencatat, dan mengevaluasi kualitas air sebagai acuan untuk mengambil langkah yang paling tepat di tambak. Pengukuran variabel kualitas air sangat penting untuk dilakukan sebagai bagian dari manajemen kualitas air dan dasar pengambilan keputusan.
Baca juga: Ragam Metode Pengukuran Kualitas Air di Tambak Udang
Alat ukur yang tepat dapat membantu petambak mengetahui dan mencatat kualitas air dengan lebih akurat dan praktis. JALA Baruno #HadirMembantu petambak sebagai solusi mengukur empat parameter sekaligus yaitu suhu, pH, DO, dan salinitas. Keempat parameter ini merupakan yang terpenting untuk diperhatikan karena sangat berpengaruh pada pertumbuhan udang. Data yang terukur juga tersimpan di cloud JALA sehingga dapat diakses kapan pun, dari mana pun melalui JALA App. Dengan satu alat saja, petambak sudah dapat melakukan pengukuran hingga 30 kolam udang.
Data dan informasi mengenai kondisi kualitas air pada tambak udang dapat diketahui dengan monitoring rutin untuk mengetahui tingkat kesesuaian kualitas air tambak udang pada kondisi sekarang. Tanpa monitoring kualitas air, petambak tidak dapat mengetahui kondisi budidaya dan mengantisipasi masalah seperti penyakit udang yang mengancam.