
Manajemen kualitas air tambak udang tidak bisa dilepaskan dari pengendalian senyawa nitrogen. Senyawa ini berperan penting dalam ekosistem tambak, tetapi jika tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan kualitas air dan berdampak langsung pada kesehatan serta pertumbuhan udang.
Simak artikel berikut untuk mengetahui peran nitrogen dan bagaimana cara mengendalikannya di tambak udang!
Jenis-Jenis Senyawa Nitrogen di Tambak
Senyawa nitrogen di tambak umumnya terdiri dari amonia, nitrit, dan nitrat. Amonia di perairan hadir dalam dua bentuk, yaitu amonia bebas (NH₃) dan amonia terionisasi atau ion amonia (NH₄⁺). Pengukuran di tambak biasanya dinyatakan sebagai Total Amonia Nitrogen (TAN), yaitu gabungan dari kedua bentuk tersebut.
Perbandingan antara amonia bebas dan ion amonia sangat dipengaruhi oleh pH dan suhu air. Pada kondisi pH dan suhu tinggi, proporsi amonia bebas akan meningkat. Padahal, bentuk amonia bebas bersifat paling toksik bagi organisme akuatik. Secara umum, batas aman TAN di tambak udang adalah 0,1 ppm, sementara kadar amonia bebas di atas 0,6 ppm dapat bersifat mematikan. Menariknya, peningkatan kadar CO₂ di air dapat menurunkan toksisitas amonia. Hal ini terjadi karena CO₂ menurunkan pH air, sehingga menekan pembentukan amonia bebas.
Faktor yang Memengaruhi Toksisitas Amonia
Tingkat toksisitas amonia tidak hanya ditentukan oleh konsentrasinya, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan dan biologis. pH merupakan faktor utama, di mana kenaikan pH hingga mendekati 9 dapat meningkatkan toksisitas amonia secara signifikan dan berisiko menyebabkan kematian udang.
Salinitas juga berperan penting, pada salinitas tinggi (hingga 40 ppt), amonia cenderung kurang toksik. Sebaliknya, pada salinitas rendah (sekitar 15 ppt), efek toksik amonia dapat meningkat. Oksigen terlarut (DO) berfungsi sebagai kunci dalam proses konversi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi nitrit menjadi nitrat bahkan membutuhkan oksigen lebih besar dibandingkan konversi amonia menjadi nitrit.
Suhu air memengaruhi keseimbangan bentuk amonia, semakin tinggi suhu maka semakin besar proporsi amonia bebas yang terbentuk, sehingga toksisitasnya pun meningkat. Selain faktor lingkungan, usia udang juga menentukan tingkat toleransi terhadap amonia. Udang yang lebih tua cenderung lebih tahan terhadap efek toksik, sedangkan udang muda jauh lebih rentan. Akumulasi amonia di tambak ini dapat menurunkan kualitas air, meningkatkan kebutuhan oksigen, dan pada akhirnya menghambat laju pertumbuhan udang.





