Tips Budidaya

Waspada Titik Mati di Tambak

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
19 Agustus 2021
Bagikan artikel
alert-point-dead-in-the-pond.jpg

Apakah ada area di tambak yang menumpuk klekap atau plankton mati, tidak ada aerasi, dan tidak ada arus air yang melewatinya? Waspada area tersebut menjadi titik atau zona mati!

Titik mati merupakan area hipoksia atau area yang rendah oksigen. Hipoksia terjadi saat oksigen terlarut (DO) berada pada konsentrasi di bawah 2 ppm. Area tersebut tidak menguntungkan bagi kehidupan udang dan dapat menyebabkan kematian (Baca artikel sebelumnya: Kebutuhan Oksigen di Tambak Udang).

Mengidentifikasinya cukup mudah, misalnya dengan kecerahan air yang sangat rendah. Disebabkan berkumpulnya alga. Area tersebut juga rentan terkumpul sedimen lumpur atau lumut yang tumbuh di dinding kolam. Area tersebut menjadi sangat tinggi kebutuhan oksigennya (BOD).

Apa penyebab terbentuknya titik mati?

Naiknya kandungan unsur hara (terutama fosfor dan nitrogen) atau disebut juga eutrofikasi merupakan penyebab utama terbentuknya titik mati. Eutrofikasi ini dipicu oleh tingginya komponen organik yang berasal dari feses udang, pakan yang tidak termakan, dan hasil dekomposisi bakteri pengurai di area tersebut. Titik mati rentan berkumpulnya plankton, terutama kelompok blue-green algae (BGA) (Baca juga: Blooming Plankton di Tambak Udang).

Titik mati dapat terjadi pada area yang kecil dengan sirkulasi yang rendah. Di tambak udang titik mati sering terjadi pada kolam dengan bentuk persegi atau persegi panjang dengan pojok kolam bersudut siku-siku. Suplai oksigen pada area ini menjadi sangat rendah. Area ini juga rentan menumpuk berbagai bahan organik dan klekap.

Apa akibat adanya titik mati?

Titik mati ditandai dengan tingginya alga yang menyebabkan turunnya penetrasi sinar matahari (kecerahan air menurun), naiknya karbon dioksida (minim DO), dan tingginya unsur hara (eutrofikasi). Efek utama adanya titik mati adalah menurunnya DO yang menyebabkan hipoksia.

Ikan atau udang yang kekurangan suplai oksigen dapat menjadi stres dan rentan terserang penyakit atau parasit. Rendahnya oksigen juga dapat memicu tumbuhnya bakteri patogen yang banyak merupakan bakteri anaerob. Amonia dan nitrit dapat berkumpul pada area mati ini, padahal dua senyawa tersebut merupakan senyawa toksik.

Bagaimana cara mengatasi titik mati di tambak?

Modifikasi kolam

Modifikasi kolam diperlukan untuk meminimalisir pojok kolam dengan sudut lancip. Pada kolam persegi atau persegi panjang lebih banyak menghasilkan titik mati, terutama pada pojok kolam. Kolam persegi atau persegi panjang tetap bisa digunakan, tetapi dengan sedikit modifikasi pada tiap pojoknya. Yaitu dengan membuat pojok kolam lebih membulat atau memperbesar sudut pojok kolam.

Solusi lainnya yaitu dengan membuat kolam dengan bentuk bulat atau poligonal (6-8 sudut). Bisa juga dengan menggunakan kolam dengan desain kolam raceway. Ditambah dengan arus sirkulasi yang baik maka akan meminimalisir titik mati.

Tambah aerasi

Aerasi atau usaha untuk adanya suplai oksigen pada titik mati akan membuat area tersebut lebih sehat. Opsi ini bisa dilakukan jika solusi sebelumnya yaitu mengubah konstruksi pojok kolam belum memungkinkan. Menambah sirkulasi air pada titik mati juga perlu dilakukan agar tidak ada penumpukan bahan organik pada area tersebut (Baca juga: Peran Kincir Menjaga Oksigen Terlarut). Penambahan aerasi dan sirkulasi bisa dilakukan dengan menambahkan aerator atau jet bubble yang membuat air tersirkulasi.

Aerasi yang tepat juga akan membuat sirkulasi limbah atau sedimen di titik mati menjadi lebih baik. Menempatkan jet bubble secara simetris pada tiap pojok kolam persegi juga dapat meminimalisir titik mati (Baca juga: Tips Menentukan Letak dan Jumlah Kincir).

Adanya titik mati menurunkan efektivitas kolam budidaya. Titik mati tidak baik bagi kehidupan udang dan menimbulkan penumpukan berbagai bahan organik toksik. Memodifikasi konstruksi pojok kolam merupakan opsi utama atau bisa juga dengan menambah aerasi pada tiap pojok. Memilimalisir titik mati akan mengembalikan efektivitas keseluruhan dari luas kolam.

 

Referensi dan bahan bacaan lanjutan:
Beyer, J. (2015). Are Dead Zone Killing Your Fish? Pond Trade Magazine.
Brainkart. (2021). Tank Design - Aquaculture Engineering.
Chislock, M. F., Doster, E., Zitomer, R. A. & Wilson, A. E. (2013) Eutrophication: Causes, Consequences, and Controls in Aquatic Ecosystems. Nature Education Knowledge, 4(4):10
Diaz, R. J. and Rosenberg, R. (2008). Spreading Dead Zones and Consequences for Marine Ecosystems. Science. 321 (5891): 926–929
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.