Industri Udang

5 Ciri-Ciri Udang yang Tidak Layak Ekspor

Rizka Sholeha
Rizka Sholeha
23 Desember 2025
Bagikan artikel
Cover - Shrimp Trade.webp

Udang menjadi komoditas primadona Indonesia yang memiliki peluang ekspor yang tinggi. Terlihat dari Indonesia yang menempati urutan keempat sebagai negara pengekspor udang terbesar di dunia setelah Ekuador, India, dan Vietnam. Udang vaname menjadi udang unggulan ekspor di Indonesia karena memiliki nilai gizi lebih tinggi dan dapat dibudidayakan dalam densitas tinggi. Data dari Shrimp Insights menunjukkan selama Januari-September 2025, volume ekspor udang Indonesia mencapai 154.201 ton, atau setara dengan nilai USD 1.330 juta.

Agar Indonesia semakin tangguh dalam menghadapi persaingan ekspor, salah satu caranya dengan menjaga kepercayaan pasar global dengan selalu memberikan kualitas terbaik. Kriteria udang yang memenuhi kualitas ekspor ditentukan dalam proses sortasi. Berikut beberapa kriteria udang yang tidak lolos dalam sortasi pabrik pemrosesan:

Daftar Isi
Artikel Terkait

1. Terdapat Bintik Hitam (Black Spot)

Udang dengan bintik hitam akan ditolak oleh pabrik karena beberapa negara tujuan ekspor seperti Jepang tidak menoleransi udang yang terindikasi bintik hitam. Adanya bintik hitam ini dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari terhadap kulit udang, biasanya terjadi pada waktu panen ketika petambak terlambat menyimpan udang di wadah es. Bintik hitam ini juga bisa disebabkan oleh hormon di kepala udang yang memicu timbulnya bercak hitam.

2. Terdapat Lumut di Tubuh Udang

Amerika dan China tidak menolerasi udang dengan lumut pada tubuhnya. Adanya lumut bisa disebabkan karena kecerahan air yang tinggi pada waktu budi daya, sehingga sinar matahari menembus air kolam dan memicu pertumbuhan lumut. Lumut yang menempel pada udang saat proses penerimaan di pabrik bisa disebabkan karena kurangnya pencucian pasca panen.

3. Warna Kecoklatan dan Under Color

Beberapa negara tujuan ekspor terutama China meminta secara khusus kualitas udang yang berwarna putih cerah atau masih terlihat segar, sehingga beberapa pabrik akan menolak udang yang berwarna kecoklatan dan under color. Warna kecoklatan biasanya disebabkan oleh stres pada udang ketika panen dan penanganan pasca panen yang terlalu lama. Sedangkan under color disebabkan oleh proses pasca panen yang terlalu lama. Udang yang mati karena kesalahan teknis budi daya juga memicu under color ketika proses di pabrik.

Login untuk Baca Artikel Selengkapnya
Gunakan akun Jala Anda untuk membaca artikel ini. Jika Anda belum memiliki akun, silakan daftar di Jala App.
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.