
Pada 2 April 2025 lalu, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan besaran tarif resiprokal untuk produk impor dari 185 negara, tak terkecuali Indonesia. Saat pertama kali diumumkan, tarif resiprokal atau timbal balik yang dikenakan Trump ke Indonesia sebesar 32%. Angka tarif ini diberlakukan karena AS mengklaim bahwa 185 negara tersebut mengenakan tarif impor yang tidak proporsional terhadap produk AS.
Tarif baru yang diumumkan Trump berpotensi mengguncang perekonomian global dan merugikan negara-negara berkembang yang mengandalkan ekspor ke AS. Kebijakan tarif ini juga diperkirakan membuat harga kebutuhan pokok di AS naik serta menimbulkan kekhawatiran akan potensi resesi global.
Pengertian Tarif dalam Konteks Perdagangan Global
Tarif adalah pajak yang dibebankan pemerintah terhadap barang dan jasa yang diimpor dari negara lain. Ketika produk melintasi perbatasan suatu negara, pengimpor membayar pajak ini kepada pemerintah negara asalnya (bea masuk), dan biasanya dihitung sebagai persentase dari nilai barang.
Sementara itu, tarif resiprokal mengacu pada ketentuan sebuah negara untuk menyamai pajak impor (tarif) yang dikenakan negara lain terhadap barang-barangnya. Sederhananya, jika Negara A mengenakan tarif 10% untuk impor dari Negara B, maka Negara B merespon dengan mengenakan tarif 10% yang sama untuk barang dari Negara A.
Tujuan sebuah negara menetapkan tarif resiprokal biasanya untuk memastikan perdagangan yang adil antarnegara. Inilah yang juga menjadi tujuan utama Trump menetapkan tarif baru, selain karena neraca perdagangan AS terhadap negara-negara mitranya mengalami defisit.
Tarif Trump dan Proyeksi Dampaknya ke Industri Udang Indonesia
Kebijakan tarif timbal balik Trump memengaruhi daya saing berbagai produk ekspor Indonesia di pasar Amerika secara langsung. Dampak ini akan terasa di sektor dengan rasio ketergantungan ekspor yang tinggi ke AS, seperti garmen dan tekstil, sepatu, karet, mebel, minyak sawit, serta komoditas perikanan dan hasil laut. Industri udang mesti waspada karena udang merupakan salah satu komoditas dengan persentase ekspor ke AS yang besar, mencapai 70%.
Pemberlakuan tarif Trump ini juga semakin menurunkan daya saing Indonesia di pasar udang global. Pasalnya, dua negara kompetitor Indonesia dalam produksi udang, yaitu Ekuador dan India, dikenakan tarif yang lebih rendah daripada Indonesia. Ekuador dikenakan tarif sebesar 10%, sedangkan India 26%.
Tarif Trump juga menimbulkan ketidakpastian di industri udang dan menurunkan confidence level atau tingkat kepercayaan diri terhadap pasar. Berdasarkan halaman Harga Udang JALA App, harga udang sempat mengalami penurunan pada minggu kedua bulan April 2025. Minggu berikutnya, harga udang naik kembali setelah Trump memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif selama 90 hari.
Ketidakpastian akibat tarif Trump tersebut juga membuat para pelaku industri menahan bahkan mengurangi pengeluaran. Dalam skala besar, dinamika di industri udang menjadi lebih lambat. Jika hal ini terus terjadi dalam jangka panjang, ekonomi akan menurun dan berpotensi menimbulkan resesi.
Saat ini, pemberlakuan tarif Trump ke Indonesia ditunda selama 90 hari dan tarif kembali menjadi sebesar 10%. Meskipun demikian, para pemangku kepentingan dan pelaku industri udang tetap perlu menyikapinya dengan langkah strategis, bukan reaktif.
Apa yang Bisa Dilakukan oleh Petambak?
Dalam menghadapi dampak tarif AS dan mewaspadai ketidakpastian yang terjadi, petambak udang diharapkan tetap tenang, tidak panik, dan mengambil langkah terukur terkait situasi terkini. Setidaknya berikut beberapa hal yang dapat dilakukan di level petambak:
- Melakukan efisiensi produksi udang. Langkah ini merupakan langkah yang paling realistis. Jika ekonomi mengalami resesi, tambak udang masih bisa dijalankan dengan biaya produksi yang rendah. Maka, penting bagi petambak untuk mencari celah efisiensi.
- Mendukung kampanye makan udang lokal. Pasar domestik Indonesia sebenarnya menyimpan potensi yang cukup besar, dengan angka konsumsi seafood per kapita tahun 2022 sebesar 41,25 kg/orang (Sumber: BPS). Oleh karena itu, pasar domestik bisa menjadi solusi terdekat untuk menyerap produksi udang Indonesia.
- Tetap berhati-hati dalam mengambil langkah. Isu tarif yang terjadi saat ini jauh lebih kompleks dari yang terlihat dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Sebagai petambak, sebaiknya bekali diri dengan informasi terkini dan sebisa mungkin kelola keuangan dengan baik agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Tips Mengelola Keuangan saat Menghadapi Proyeksi Resesi
Berkaitan dengan pengelolaan keuangan, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan oleh petambak, terutama untuk menghadapi proyeksi resesi. Tips tersebut di antaranya:
- Selalu buat anggaran yang terencana sebelum mulai berbudidaya.
- Berbudidaya sesuai SOP dengan pencatatan keuangan yang lengkap karena akan berguna jika ingin mengajukan kerjasama dengan lembaga.
- Bandingkan biaya antarsiklus dan identifikasi pengeluaran yang terlalu besar agar dapat diminimalisir.
- Cari bahan alternatif dengan harga yang lebih murah jika memungkinkan.
- Saat kondisi tidak menentu, jangan habiskan seluruh hasil panen, siapkan dana cadangan dan modal berbudidaya di siklus berikutnya.
- Sekecil apapun, investasi tetap penting, khususnya di tempat yang stabil seperti reksa dana dan obligasi.
Kesimpulan
Di tengah proyeksi resesi global yang mengkhawatirkan banyak pihak termasuk petambak, JALA selalu hadir bagi siapapun yang terlibat dalam industri budi daya udang di Indonesia. Petambak didorong untuk terus berbudidaya dengan data sebagai pendukung keberlangsungan industri udang.
Pencatatan data budi daya maupun keuangan di JALA App akan membantu petambak mengambil keputusan terbaik berdasarkan kondisi aktual. Selain itu, diharapkan petambak terus saling mendukung dan menjaga optimisme hingga keadaan kembali membaik.
Referensi
Indonesia Kena Tarif Impor 32 Persen, Berikut Rincian Tarif Trump Terhadap 15 Negara Asia | Tempo Ini Dampak Negatif Kebijakan Tarif Trump terhadap Ekonomi Domestik dan Global | Hukum Online Tarif Trump yang Mengguncang Ekonomi Global | Kompas.id