Dalam budidaya udang yang produktif berkelanjutan, kualitas dan keamanan produk sangat penting untuk diperhatikan, khususnya untuk meningkatkan daya saing udang Indonesia di pasar ekspor. Untuk memberi insight baru bagi petambak seputar topik tersebut, JALA dan Forum Informasi Budidaya (FIB) bersama mengadakan webinar online SHRIMPS TALK pada 25 Agustus 2023 lalu.
SHRIMPS TALK kali ini menghadirkan dua narasumber yaitu Dr. Hassanudin Atjo (Ketua SCI Sulawesi) yang membawakan materi tentang Tantangan Ekspor Udang dan Strategi Daya Saing di Pasar Global, dan Innes Rahmania, A.Pi. S.Sos., MM (Pembina Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Utama KKP) yang membawakan tentang Pembinaan Mutu Komoditas Udang. Terdapat 65 audiens yang mengikuti webinar ini.
Tantangan Ekspor Udang dan Strategi Daya Saing di Pasar Global
Dalam materi pertama, Dr. Atjo memaparkan bahwa Indonesia berada pada peringkat kelima dalam produsen utama udang dunia, setelah Ekuador, China, Vietnam, dan India. Padahal, secara potensi Indonesia memiliki garis pantai yang jauh lebih panjang sehingga area yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya udang pun lebih banyak. Salah satu alasan Ekuador dan Vietnam dapat mengungguli Indonesia dalam produksi udang adalah adanya penerapan sistem budidaya multi step yang dapat menekan Harga Pokok Penjualan atau HPP, sedangkan budidaya one step masih lebih umum di Indonesia.
Untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar ekspor terdapat empat aspek penting untuk diperhatikan, yaitu kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan pangsa pasar. Saat ini, tujuan utama ekspor udang Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), namun AS pun mulai banyak mengimpor udang dari negara lain seperti Ekuador.
Tantangan ekspor udang Indonesia di antaranya mutu udang yang kalah bersaing karena sistem budidaya ramah lingkungan yang masih terbatas, penanganan pascapanen yang belum maksimal, serta rantai pasok dan distribusi yang panjang. Selain itu, HPP dan biaya logistik pun masih tinggi, khususnya karena pusat sarana-prasarana dan hilirisasi masih berfokus di pulau Jawa, sementara banyak area budidaya terdapat di luar Jawa.
Karena itu, untuk meningkatkan daya saing dibutuhkan perbaikan dan standarisasi sistem budidaya pada setiap level teknologi. Input produksi, SDM, dan hilirisasi juga perlu distandarisasi di semua wilayah produsen udang di Indonesia. Elaborasi pengembangan inovasi, teknologi, dan regulasi sangat diperlukan agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.
Pembinaan Mutu Komoditas Udang
Berikutnya dalam materi kedua, Ibu Innes membuka dengan neraca ekspor-impor tahun 2018-2022, dimana dari permintaan pasar udang sebesar 7.34%, Indonesia baru mengekspor 5.85%. Udang di Indonesia sendiri memiliki ragam olahan mulai dari daging, kepala dan kulit, hingga kakinya. Udang dapat diolah menjadi produk beku, produk lumatan, maupun produk lainnya untuk diekspor. Namun, permasalahan yang sering dihadapi adalah terkait mutu udang yang diekspor. Misalnya, pada udang yang diekspor ke AS masih ditemukan masalah hygiene practice yang kurang baik. Terdapat kasus seperti bakteri Salmonella, udang dinilai kotor, hingga ditemukannya antibiotik pada udang.
Selain itu, udang yang tidak segar juga menjadi permasalahan yang disebabkan oleh buruknya penanganan saat panen, khususnya karena kekurangan sistem rantai dingin. Diperlukan sarana-prasarana sistem rantai dingin dan tempat panen yang baik.
Saat ini, sudah ada regulasi terkait sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang dapat menjadi acuan, seperti dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2021. Selain itu, mutu udang perlu dijaga dari hulu ke hilir. Pada level tambak, sangat penting untuk tambak memiliki sertifikasi CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik) untuk meningkatkan daya saing hasil budidaya. Pengekspor tidak hanya perlu menghasilkan produk sesuai SNI, tapi juga melihat persyaratan dari masing-masing negara tujuan, khususnya terkait ketelusuran dan keberlanjutan.
Kedua materi disambut baik oleh para petambak. Mereka juga menyampaikan berbagai pertanyaan terkait upaya penerapan sistem budidaya multi step serta menjaga mutu dan umur simpan produk udang. JALA berharap materi yang dibagikan bermanfaat bagi petambak untuk semakin menyadari pentingnya menjaga kualitas dan keamanan udang budidaya mereka.
Apabila Anda petambak udang dan ingin mengelola tambak dengan lebih efisien sehingga menghasilkan udang berkualitas, Anda bisa menggunakan JALA App. Aplikasi manajemen tambak udang ini #HadirMembantu dengan berbagai fitur untuk mendukung jalannya budidaya.
Akses JALA App via website atau download aplikasinya di Google Play Store atau App Store!