JALA bekerja sama dengan Forum Informasi Budidaya Udang untuk mengadakan webinar SHRIMPS TALK yang kedua pada Kamis, 16 November 2022 dengan tema “Mengenal Budidaya Udang Lebih Dekat”.
Webinar kali ini diikuti oleh 287 audiens yang sebagian besar merupakan petambak udang, serta menghadirkan dua pembicara: Sidrotun Naim, Ph. D, M.P.A. dan Dr. Romi Novriadi, S. Pd. Kim., M.Sc. SHRIMPS TALK dimulai dengan kata sambutan oleh Bang Jack (Founder Forum Informasi Budidaya) dan Liris Maduningtyas (CEO JALA). Dalam sambutannya, Mbak Liris menyampaikan kondisi industri udang saat ini, wawasan harga udang, serta memperkenalkan rangkaian solusi JALA untuk membantu petambak lebih dekat dengan ahli budidaya dan meningkatkan produktivitas.
Dalam sesi pertama, Ibu Naim membagikan tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam Budidaya Udang. Ibu Naim sendiri adalah pakar udang yang dikenal dengan julukan The Doctor of Shrimp. Penyakit adalah salah satu tantangan terbesar dalam budidaya udang, khususnya penyakit AHPND, WSSV, dan IMNV. Ibu Naim bersama dengan Nusantics telah mengembangkan peralatan ShrimProtect untuk mengecek penyakit udang dengan metode PCR kuantitatif.
Selain itu, Ibu Naim juga membagikan tips melakukan deteksi dini terhadap penyakit udang, dan mengingatkan pentingnya melakukan pengujian agar penyakit dapat diidentifikasi dengan jelas. Namun, yang terpenting adalah tahap pencegahan. Petambak wajib memahami upaya pencegahan penyakit dengan menjaga kualitas air dan memiliki pemahaman tentang pakan yang baik.
Pada sesi kedua, Dr. Romi Novriadi membagikan presentasinya yaitu Pengembangan Pakan Ekonomis untuk Udang Vannamei. Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga bahan baku secara global menyebabkan meningkatnya harga pakan. Untuk menghadapinya, dibutuhkan bahan baku lokal alternatif yang lebih ekonomis dan berkelanjutan. Yang terpenting dalam mengembangkan pakan adalah memperhatikan profil nutrisi, energi, dan tingkat daya cerna pakan. Selain itu, penambahan aditif atau suplemen yang tepat juga dapat meningkatkan kekebalan udang sehingga lebih tahan terhadap penyakit.
Dr. Romi sendiri telah mengembangkan pakan dengan penambahan jagung DDGS sebagai pengganti tepung bungkil kedelai. Kelebihan jagung DDGS adalah tidak mengandung zat anti-nutrisi seperti pada tepung bungkil kedelai yang menghambat pertumbuhan udang.
Kedua materi yang dibagikan disambut dengan antusias oleh para petambak. Mereka pun menanyakan berbagai tips terkait menghadapi penyakit udang serta cara meracik pakan sendiri.
Tertarik dengan dunia budidaya udang dan ingin mempelajari materi terkini untuk menunjang produktivitas tambak Anda? Pastikan untuk follow Instagram JALA di @jalaindonesia agar tidak ketinggalan jadwal SHRIMPS TALK dan acara lainnya dari JALA. Sampai jumpa di SHRIMPS TALK berikutnya!
Baca juga: