Tips Budidaya

Ayo Makan Udang!

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
17 April 2020
Bagikan artikel
ayo-makan-udang.jpg

Kita mengenal slogan memakan makanan bergizi "empat sehat lima sempurna". Tidak lain untuk mendukung aktivitas harian dan juga menjaga tubuh tetap sehat. Variasi makanan menjadi penting untuk mencapai itu. Apakah udang sudah masuk daftar variasi menu makanan Anda?

Udang yang masuk dalam komoditi perikanan ternyata angka konsumsinya masih kalah jauh dengan negara-negara lain. Padahal terdapat sederet manfaat mengonsumsi udang atau jenis perikanan lain. Informasi nilai gizi mengonsumsi udang harus terus disebarluaskan.

Angka konsumsi produk perikanan Indonesia masih kecil

Angka konsumsi ikan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir sebenarnya menunjukkan kenaikan tiap tahunnya. Angka konsumsi ikan per kapita adalah angka konsumsi ikan tiap orang per tahun. Pada 2020 Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan angka konsumsi ikan mencapai 56,39 kg/kapita.

TahunAngka Konsumsi Ikan (Kg/kapita)
201954,49
201850,69
201747.12
201643,88
201541,1
201437,2

Namun angka ini tergolong masih jauh di bawah jika dibandingkan negara tetangga yaitu Malaysia yang mencapai 70 kg/kapita, Singapura 80 kg/kapita, atau Jepang yang mencapai 100 kg/kapita.

Provinsi dengan konsumsi ikan tertinggi adalah Maluku, Kepulauan Riau, dam Sulawesi Tenggara yang masing-masing angka konsumsinya 55,13 kg/kapita, 52,56 kg/kapita, dan 52,51 kg/kapita. Sedangkan provinsi dengan angka konsumsi terendah adalah NTT, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta masing-masing 29.94 kg/kapita, 25,26 kg/kapita, dan 23,14 kg/kapita (Sumber: KKP). Sedihnya, konsumsi udang oleh masyarakat Indonesia ternyata masih sangat rendah. Pada 2017 dan 2018 hanya mencatatkan 1,16 kg/kapita dan 1,23 kg/kapita. Padahal produksi udang kita telah menembus ratusan ribu ton per tahunnya.

Tidak heran permintaan dari pasar lokal kurang seksi di mata penyuplai udang. Sedangkan pasar ekspor permintaan lebih stabil dan harga yang lebih bagus. Indonesia menjadi sangat bergantung pada ekspor, termasuk harga yang akan ditentukan dari tinggi rendahnya permintaan.

Menurut Agus Suherman (Dirjen PDSKP) yang dikutip dari laman berita CNN Indonesia, "kendala dalam mencapai target konsumsi bukan dari harga ataupun akses masyarakat dalam membeli ikan, namun dari sosialisasi masyarakat untuk mengetahui pentingnya makan ikan". Selain itu budaya kuliner, terutama daerah Jawa ikan bukan menu utama. Varian menu masih sangat terbatas, alias itu-itu saja.

Kenapa makan udang?

Udang memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan protein pada udang vaname hasil budidaya dapat mencapai 35%. Protein jauh lebih tinggi daripada kandungan karbohidrat dan lipid. Protein penting dalam pembentukan sel dan jaringan tubuh. Protein yang kemudian lebih detail terdapat asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh karena tidak dapat memproduksi sendiri sehingga harus didapatkan dari makanan yang kita makan. Kandungan karbohidrat dan lipid yang jauh lebih rendah menjadikannya rendah kalori dan dapat menjadi menu pilihan untuk diet sehat.

Selain itu udang mengandung sejumlah mineral penting seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), fosfor (P), dan zat besi (Fe). Meskipun kandungan mineral pada udang budidaya lebih rendah jika dibandingkan udang hasil tangkapan dari laut. Kalsium yang merupakan mineral tertinggi yang terkandung dalam udang berfungsi menjaga kesehatan tulang dan gigi. Zat besi diperukan dalam pembentukan sel darah merah.

Lemak jenuh dan kalori dalam udang tergolong rendah dibandingkan jenis sumber protein lainnya seperti telur ayam, daging ayam, atau daging sapi. Sebaliknya, lemak tak jenuh lebih tinggi dan inilah yang menjadi indikator seafood atau sari bahari yang berkualitas tinggi. Namun pada udang hasil budidaya di tambak kandungan lemak jenuh lebih tinggi dan lemak tak jenuh lebih rendah. Dikarenakan perbedaan aktivitas udang dan sumber makanannya. Meskipun secara angka masih lebih rendah jika dibandingkan dengan telur maupun daging ayam.

Manfaat mengonsumsi udang secara umum:

  1. tinggi protein, berguna pada pembentukan sel dan jaringan tubuh,
  2. tinggi kalsium, menjaga kesehatan tulang dan gigi,
  3. anti inflamasi alami karena kandungan selenium yang tinggi,
  4. antioksidan, berupa astaksantin dan beta karoten,
  5. kandungan mineral yang tinggi sehingga membantu keseimbangan tubuh, produksi enzim, dan kesehatan tulang dan gigi,
  6. mengandung taurin yang berfungsi mempertahankan keseimbangan sel membran pada jaringan aktif misal jaringan otak dan jantung, dan
  7. dilengkapi juga vitamin A, D, E, B12, dan B3.

Bolehkah makan udang setiap hari?

Mempertimbangkan kebutuhan protein tubuh manusia, maka udang dapat menjadi sumbernya dan dapat dikonsumsi bahkan tiap hari. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah kebutuhan nutrisi diantaranya pertimbangan jumlah harian yang disarankan, untuk protein adalah 0,8 gram per kg berat badan. Misalnya berat badan orang dewasa adalah 70 kg maka dalam sehari membutuhkan 56 kg/hari (0,8 x 70). Jika dalam 100 gram udang menyediakan 19,4 gram protein maka baru 35% yang kemudian dapat dilengkapi dari sumber protein lain misalnya protein nabati atau protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Kemudian cara memasak juga harus diperhatikan. Anggapan selama ini udang tinggi akan kolesterol yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Padahal yang salah adalah cara memasaknya sehingga total kolesterol berlebih, misalnya memasak udang dengan cara digoreng. Menurut Arif Sabta Aji yang merupakan dosen gizi dan kesehatan, "cara memasak udang yang dianjurkan adalah dikukus, direbus, atau dibakar pokoknya selain digoreng". Jumlah udang yang dimakan juga harus menyesuaikan kebutuhan, misalnya dengan jumlah 100 gram per hari masih aman.

Udang memiliki citarasa yang unik karena memiliki rasa yang netral bahkan saat dimakan tanpa dimasak sekalipun. Salah satunya adalah rasa manis yang alami, asam glutamat dan asam aspartat adalah zat yang menyebabkan rasa manis ini pada udang. Warna merah udang yang kian mempercantik dan menggugah selera makan disebabkan pigmen astaksantin, yang juga bermanfaat sebagai antioksidan.

Kita telah mengetahui serangkaian manfaat yang kita peroleh jika mengonsumsi udang. Simak juga bincang-bincang JALA bersama ahli gizi Dr. Arif Sabto Aji di kanal YouTube JALA. Terbukti udang tidak kalah dibandingkan telur dan daging ayam yang lebih populer sebagai sumber protein hewani sehari-hari. Bahkan pada beberapa aspek lebih baik seperti rendah asam lemak jenuh.

JALA bersama jaringan start-up kelautan dan perikanan Indonesia (Digifish Network) bersatu bersama petambak melawan pandemi Covid-19 dengan menyediakan sumber protein bagi masyarakat Indonesia. Bahkan kini masyarakat bisa memesan udang dari rumah dan hanya menunggu pesanan diantar tanpa perlu keluar rumah. Sehat bersama dan bersama melawan Covid-19!

 

Referensi:
Dagal, J.S., A.G. Ponniah, H.I. Khan, E.P.M. Babu, K. Ambasankar, and K.P.K. Vasagan. 2013. Shrimp – A Nutritional Perspective. Current Science. 14 (11): 1487-1491.
Gunalan, B., Nina T.S., Soanderapandian P., and T. Anand. 2013. Nutritive Value of Cultured White Leg Shrimp Litopenaeus vannamei. International Journal of Fisheries and Aquaculture. 5 (7): 166-171.
Muhammad Gigih Wijaya. 2015. Karakteristik Kandungan Gizi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dari Sistem Budidaya yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.

 

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.