Dalam budidaya udang, pakan adalah salah satu komponen yang terpenting karena mendukung pertumbuhan udang. Tambak semi intensif, intensif, dan super intensif kebanyakan bergantung pada pakan buatan. Di saat yang sama, biaya pakan juga merupakan biaya terbesar di setiap siklus budidaya, yaitu sekitar 50-70% dari total biaya.
Besarnya biaya pakan merupakan kekhawatiran tersendiri bagi petambak, ditambah lagi dengan kenaikan harga pakan yang saat ini tengah melanda petambak udang. Harga pakan mengalami kenaikan karena naiknya harga bahan baku pakan yaitu tepung ikan. Lalu, apa yang dapat dilakukan petambak untuk menyiasati kenaikan harga pakan ini?
Tingkatkan efisiensi pakan
Efisiensi pakan akan menjadi lebih baik jika pakan tidak terbuang dan pakan yang dikonsumsi udang dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk pertumbuhannya. Karena itu, input pakan harus disesuaikan dengan kemampuan udang untuk makan dan kemampuan sistem kolam untuk melakukan sirkulasi produk sampingan dari pakan maupun hasil metabolisme udang. Pemberian pakan perlu dijaga agar tidak menumpuk pada suatu waktu, melainkan tetap merata sepanjang hari.
Untuk menjaga efisiensi, perhatikan aspek waktu pemberian pakan dan frekuensi. Sesuaikan jarak pemberian pakan agar udang dapat mencerna makanannya. Sebagai informasi, udang membutuhkan waktu 48-90 menit untuk mencerna makanan. Kemudian, dibutuhkan 4-6 jam bagi makanan tersebut untuk keluar melewati saluran pencernaan sebagai feses.
Anco menjadi alat bantu yang sangat berharga bagi petambak untuk menjaga efisiensi pakan, serta mencegah overfeeding. Pengecekan nafsu makan udang dilakukan menggunakan anco secara rutin setiap hari setelah pemberian pakan. Selain mengecek nafsu makan udang, anco membantu petambak melakukan kontrol rutin kesehatan udang serta mengevaluasi fluktuasi kualitas air, karena turun atau naiknya nafsu makan udang dapat dipengaruhi faktor kualitas air atau cuaca saat itu.
Baca juga: Cek Anco dan Sampling
Nilai rasio konversi pakan atau feed conversion ratio (FCR) adalah salah satu cerminan pemberian pakan yang efisien.Nilai FCR yang paling ideal ada di antara 1,1-1,2, dan dihitung dengan membagi jumlah pakan yang digunakan selama budidaya atau saat dilakukan sampling dengan biomassa atau berat udang saat akhir budidaya atau saat dilakukan sampling.
Digitalisasi manajemen pakan dengan JALA App
JALA App juga #HadirMembantu petambak agar lebih mudah memantau pemberian pakan dan perkembangan tambak dari mana saja dan kapan saja. Data pakan dapat diinput di JALA App. Digitalisasi data yang ditawarkan oleh JALA App adalah perhitungan jumlah pakan yang digunakan dan estimasi pakan di hari berikutnya. Dengan begitu, petambak terhindar dari pemberian pakan yang berlebih atau overfeeding. Selain itu, petambak juga dapat melihat prediksi jumlah dan pertumbuhan udang di kolam dan monitor kualitas air, sehingga turut dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Jangan korbankan kualitas pakan, tetap utamakan pakan terbaik bagi udang
Di tengah maraknya kenaikan harga pakan, petambak mungkin tergiur untuk beralih ke pakan yang lebih murah untuk menjaga anggaran agar tidak boncos. Namun, petambak harus tetap mengutamakan pertumbuhan dan kesehatan udang, dan ini baru dapat dicapai dengan pakan yang berkualitas tinggi.
Kualitas pakan udang dapat terlihat dari karakteristik fisiknya. Secara fisik, pakan harus memiliki warna dan ukuran yang seragam. Permukaannya halus, kering, tidak kotor, serta tidak menyatu dan menggumpal satu sama lain. Pakan dengan ukuran seragam akan lebih mudah dimakan oleh udang. Selain itu, pakan dengan daya tarik berupa tampilan dan aroma yang menarik akan lebih disukai oleh udang.
Nutrisi pakan juga merupakan penentu kualitas pakan. Protein adalah sumber utama nutrisi bagi udang, sehingga seringkali dijadikan acuan dalam pemilihan pakan. Pakan dengan protein 30-35% dianggap sudah cukup untuk kebutuhan metabolisme dan pertumbuhan udang. Jika protein terlalu rendah, meski dapat menekan biaya, namun pertumbuhan udang tidak akan optimal dan pakan cenderung tidak termakan dan terbuang sebagai limbah. Jika protein terlalu tinggi, kualitas air berisiko tercemar karena meningkatnya kandungan amonia, nitrit, dan nitrat.
Pakan berkualitas tentu akan membuat udang tumbuh dengan sehat. Karena itu, pemberiannya perlu diimbangi manajemen pakan yang baik agar hasil budidaya semakin maksimal.
Untuk menyiasati kenaikan harga pakan, petambak perlu memperhatikan efisiensi. Selain itu, evaluasi kembali program pakan agar target pertumbuhan tetap tercapai tanpa merusak kualitas air. Terakhir, jangan korbankan kualitas untuk menurunkan biaya. Tetap berikan pakan dengan nutrisi terbaik bagi udang agar budidaya semakin produktif berkelanjutan.