Tips Budidaya

FCR Udang Vaname: Pengertian dan Cara Menghitungnya

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
21 September 2023
Bagikan artikel
berapa-fcr-anda.jpg

Manajemen pakan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan udang yang optimal, dasar kolam yang bersih, kualitas air yang stabil, dan biaya produksi yang lebih rendah. Untuk mengukur seberapa baik manajemen pakan di tambak, Anda bisa menggunakan FCR.

Nilai rasio konversi pakan atau Feed Conversion Ratio (FCR) adalah salah satu indikator yang dapat mengukur efisiensi pemberian pakan di suatu tambak.

Mengapa Anda wajib menghitung FCR? Dan bagaimana cara meningkatkan efisiensi FCR udang vaname di tambak Anda? Mari kita cek jawabannya satu per satu di artikel ini!

Daftar Isi
Artikel Terkait

Apa itu FCR pada Udang Vaname?

FCR atau Feed Conversion Ratio adalah rasio konversi pakan yang menjadi indikator efisiensi manajemen pakan selain waktu, frekuensi, pola pemberian, dan kualitas pakan itu sendiri.

Nilai FCR yang rendah menandakan bahwa manajemen pakan yang diterapkan dan kualitas pakan yang diberikan sudah bagus. Begitu pula sebaliknya, nilai FCR yang tinggi mengindikasikan bahwa manajemen pakan yang diterapkan kurang baik.

Biasanya, rentang nilai FCR yang dianggap ideal oleh petambak adalah 1,1 hingga 1,2. Walau begitu, FCR budidaya sistem intensif umumnya bisa mencapai angka 1,4.

Bagaimana Cara Menghitung FCR Udang Vaname?

Nilai FCR udang vaname didapatkan dari pembagian jumlah pakan yang diberikan selama periode budidaya dengan biomassa udang. Berikut rumusnya:.

Sebagai contoh, jumlah pakan yang dihabiskan selama budidaya di suatu tambak mencapai 1100 kg, sedangkan biomassa udang sebesar 1000 kg. Untuk mendapatkan nilai FCR, bagi 1100 dengan 1000.

Pembagian ini akan menghasilkan angka 1,1, dan itulah nilai FCR tambak tersebut.

BANNER_ARTIKEL_4.png

Apa Penyebab FCR yang Tinggi?

Walaupun FCR yang baik adalah FCR yang rendah, tapi ada kalanya angka FCR yang dihasilkan cukup tinggi. Ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan tingginya angka FCR, yaitu:

Suhu Air yang Tinggi

Hal ini umum terjadi di kolam yang ditutupi plastik (seperti green house). Padahal, udang bisa tumbuh secara optimal pada suhu 28-30 derajat Celsius.

Biasanya, udang dapat makan dengan jumlah yang banyak saat suhu air tinggi, tetapi yang diserap oleh tubuhnya justru rendah atau tidak sebanding dengan jumlah pakan yang diberikan.

Jumlah Pemberian Pakan yang Berlebihan

Memberikan pakan secara berlebihan juga dapat menyebabkan FCR udang vaname meningkat, karena total jumlah pakan jadi melampaui total biomassa yang diukur.

Oleh karena itu, petambak harus menetapkan patokan jumlah pakan yang dibuat berdasarkan jumlah udang yang ada, evaluasi Average Body Weight (ABW), dan juga Survival Rate (SR).

Selain itu, petambak juga perlu menentukan patokan maksimum pakan agar tidak terjadi pemberian pakan berlebihan meskipun pakan yang disimpan di anco habis.

Frekuensi Pemberian Pakan yang Terlalu Sering

Pemberian pakan normalnya dilakukan 3 hingga 5 kali sehari. Selain itu, jarak pemberian pakan yang disarankan adalah 3 hingga 4,5 jam.

Dengan begitu, frekuensi pemberian pakan yang tepat akan meminimalisir adanya sisa pakan yang tidak termakan.

Arus Air yang Berlebihan dari Kincir

Jika semua kincir dinyalakan saat pemberian pakan maka ada kemungkinan pakan terbawa arus ke tengah kolam tanpa sempat termakan oleh udang.

Solusinya adalah memberikan pakan secara manual (dengan cara menebar mengelilingi kolam), kemudian sebagian kincir dimatikan agar pakan tidak terbawa ke tengah kolam dan kincir dinyalakan kembali 1 jam setelah pemberian pakan.

Kekurangan Aerasi

Kincir yang cukup akan menghasilkan oksigen yang cukup juga. Kekurangan oksigen biasanya terjadi setelah 50 hari budidaya atau saat sedimen semakin menumpuk.

Imbasnya adalah proses dekomposisi oleh mikroorganisme dan munculnya produk sampingan berupa amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida. Hal ini perlahan-lahan akan mempengaruhi alkalinitas dan pH di tambak.

Solusinya dengan mempertimbangkan jumlah kincir dan kekuatannya agar jumlah oksigen benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan.

4 Tips untuk Meningkatkan Efisiensi FCR Udang Vaname

Untuk menghindari masalah akibat tingginya FCR, berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan oleh petambak:

1. Selektif dalam Memilih Pakan

Kualitas pakan dapat berpengaruh terhadap nilai FCR. Oleh karena itu, petambak harus selektif dalam memilih pakan untuk diberikan kepada udang.

Sebelum memilih pakan, lakukan riset kecil untuk membandingkan satu merek pakan dengan yang lain. Pilih yang kandungannya sesuai dan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi udang.

Lalu, saat akan memberi pakan, pastikan kondisi fisik pakan bagus (tidak berjamur, tidak mengapung, tidak berdebu, kering, dan ukurannya seragam).

2. Mengontrol Pemberian Pakan Melalui Anco

Anco adalah alat untuk membantu petambak memantau jumlah pakan yang dikonsumsi udang. Petambak dapat menggunakan anco untuk mempertimbangkan apakah jumlah pakan yang diberikan perlu ditambah atau dikurangi.

Dengan kata lain, alat ini dapat membantu petambak mencegah overfeeding atau underfeeding sebagai upaya untuk menjaga nilai FCR agar tetap stabil.

3. Memasang Kincir untuk Menambah Aerasi

Kincir tambak berfungsi untuk memastikan ketersediaan oksigen, terutama di tambak dengan padat tebar tinggi.

Alat ini mampu menghasilkan percikan air yang kuat. Sehingga gelembung-gelembung udara dalam air akan muncul dan konsentrasi oksigen terlarut (DO) pun akan meningkat.

DO yang cukup akan menjaga nafsu makan udang sehingga pakan yang diberikan akan dimakan habis oleh udang. Nilai FCR pun juga tetap terkontrol.

Walau begitu, pastikan Anda meletakkan kincir di tempat yang sesuai dan memperhatikan kekuatannya supaya arus air yang dihasilkan tidak terlalu tinggi.

4. Menerapkan Metode Pemberian Pakan yang Tepat

Pakan yang diberikan dengan cara ditebar secara asal berpotensi menimbulkan penumpukan. Selain berdampak buruk pada kualitas air, penumpukan pakan secara di kolam berpotensi membuat pakan terbuang sia-sia dan tidak dimakan oleh udang.

Sebaiknya berikan pakan dengan cara mengelilingi kolam agar pakan tersebar merata. Saat memberikan pakan, kincir tambak juga dapat dimatikan sementara agar arus air tidak terlalu tinggi.

Selain mengatur cara pemberian pakan, pemilihan jam pemberian pakan juga harus tepat. Sebagai contoh, ketika udang memasuki Day of Culture (DoC) lebih dari 30 hari, pakan dapat diberikan lima kali dalam sehari, yaitu pukul 08.00, 12.00, 16.00, 20.00, dan 24.00.

Berikan jeda yang cukup di antara pemberian pakan supaya udang dapat mencerna dengan baik.

Kesimpulan

FCR adalah indikator yang dapat menunjukkan seberapa baik manajemen pakan di suatu tambak. Angkanya diambil dari total jumlah pakan yang diberikan selama periode budidaya dibagi dengan biomassa udang.

Semakin rendah angka FCR, semakin bagus. Tapi terkadang ada beberapa hal yang menyebabkan tingginya angka FCR, mulai dari suhu air yang tinggi, overfeeding, frekuensi pemberian pakan yang berlebihan, arus air yang tinggi, hingga aerasi yang kurang.

Untuk mengatasi angka FCR yang tinggi, Anda bisa menerapkan 4 langkah berikut:

  1. Selektif dalam memilih pakan
  2. Mengontrol pemberian pakan melalui anco
  3. Memasang kincir untuk menambah aerasi
  4. Menerapkan metode pemberian pakan yang tepat

Selain empat tips di atas, pastikan pakan diberikan pada waktu dan frekuensi yang tepat, dengan jumlah yang sesuai padat tebar. Setelah itu, mulailah mencatat pemberian pakan harian dalam aplikasi manajemen budidaya, yaitu JALA App.

Di JALA App, petambak dapat mencatatkan jumlah dan waktu pemberian pakan di setiap kolam. Nantinya, petambak juga dapat melihat estimasi, target, dan FCR aktual dalam bentuk grafik visual agar mudah dipahami. Dari situ petambak dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan performa budidaya agar produktif berkelanjutan.

Jadi tunggu apa lagi? Yuk mulai gunakan JALA App sekarang!

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.