
Dalam budi daya udang, salah satu indikator yang sering dijadikan acuan utama keberhasilan adalah rasio konversi pakan atau Feed Conversion Ratio (FCR). Banyak petambak atau praktisi akuakultur melihat angka 1:1 yang secara sederhana berarti setiap 1 kg pakan menghasilkan 1 kg udang sebagai pencapaian yang sangat baik. Tapi ketika ditelusuri lebih dalam, logika ini ternyata menyederhanakan realitas biologis dan ekologis yang jauh lebih kompleks.
Artikel ini akan mengupas bagaimana FCR 1:1 tidak bisa dijadikan patokan keberhasilan budi daya sepenuhnya dan ada apa saja faktor lain yang harus diketahui.
Alasan Mengapa FCR 1:1 Tidak Selalu Jadi Tolok Ukur Pertumbuhan Udang
1. Kandungan air dalam pakan
Ketika FCR 1:1 diterapkan pada 30 ton pakan yang ditebar maka akan menghasilkan 30 ton udang, ternyata tidak 100% nutrisi pada pakan diserap oleh udang sepenuhnya. Pelet udang umumnya mengandung 9-10% kadar air, artinya sekitar 3 ton pada pakan tersebut hanyalah air, sementara 27 ton sisanya berupa bahan kering yang terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat.





