
Tuntutan produksi yang tinggi mengharuskan pelaku tambak udang mengejar target produksi dan terkadang melewatkan salah satu aspek penting, yaitu carrying capacity. Carrying capacity atau daya dukung budi daya merupakan tingkat kesesuaian ekologi yang menentukan kapasitas maksimum biomassa atau air sisa budi daya yang dapat ditampung oleh ekosistem tambak. Idealnya ditentukan oleh keseimbangan antara laju produksi air sisa budi daya dan proses daur ulang atau pembuangannya.
Carrying capacity tambak udang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti luas dan kedalaman tambak, sistem aerasi yang digunakan termasuk jumlah serta kapasitas kincir air, dan ketersediaan oksigen terlarut (DO). Selain itu, jenis pakan dan cara pengelolaannya, pengelolaan air sisa budi daya, serta kondisi kualitas air juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem tambak dan mendukung pertumbuhan udang.
Simak artikel berikut untuk mengetahui carrying capacity secara tepat!
Pentingnya Mengetahui Carrying Capacity untuk Tambak Udang
Petambak seharusnya mulai peduli tentang carrying capacity ini untuk menjaga budi daya tetap optimal, sehingga akan bermanfaat untuk:
- Memastikan jumlah udang tidak melebihi kapasitas lingkungan agar kualitas air tetap stabil.
- Mencegah stres dan penyakit karena udang yang hidup dalam kondisi optimal memiliki daya tahan lebih baik.
- Memaksimalkan produksi dengan mengetahui kepadatan yang sesuai, pertumbuhan udang optimal, dan menghasilkan panen yang maksimal.
- Menjaga agar tambak tetap produktif untuk siklus budi daya yang berkelanjutan.
Cara Menghitung Carrying Capacity
Perhitungan carrying capacity dapat dilakukan dengan pendekatan sederhana hingga metode ilmiah yang lebih kompleks. Berikut adalah metode praktis yang dapat digunakan petambak: