Tips Budidaya

Mengenal Teknik Ablasi Tangkai Mata pada Udang

Monica Anindita Lutfitasari
Monica Anindita Lutfitasari
4 Maret 2022
Bagikan artikel
get-to-know-the-eyestalk-ablation-technique-on-shrimp.jpg

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi benur udang adalah dengan menerapkan teknologi sederhana, contohnya teknik ablasi pada tangkai mata udang. Ablasi mata udang adalah proses pemotongan salah satu atau kedua tangkai mata pada udang atau krustasea yang dilakukan untuk memacu proses moulting (berganti kulit) udang dan/atau memijah. Dalam budidaya udang, teknik ini diterapkan untuk memicu pematangan gonad dan reproduksi indukan. Dengan demikian, proses penyediaan bibit dapat dilakukan dengan mudah serta sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Daftar Isi
Artikel Terkait

Cara efisien untuk menyediakan stok bibit udang

Teknik ablasi tangkai mata memanfaatkan sistem hormonal yang ada dalam tubuh udang. Pada tangkai mata udang, terdapat organ X yang berfungsi menghasilkan gonade inhibiting hormone (GIH) untuk menghambat perkembangan sperma, sel telur, dan organ lain yaitu organ Y. Organ Y berfungsi menghasilkan gonade stimulating hormone (GSH) untuk merangsang perkembangan dan pembentukan sperma pada induk jantan dan ovarium pada induk betina. Meski demikian, induk yang diablasi biasanya hanya induk betina karena perkembangan dan pembentukan sperma pada induk jantan belum terbukti menghasilkan manfaat reproduksi tambahan. 

Penelitian ablasi telah dilakukan di bagian lain dunia dan banyak spesies udang diketahui merespons teknik ini, salah satunya Litopenaeus vannamei. Oleh karena itu, teknik ablasi tangkai mata sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan dalam industri udang maupun di beberapa tambak udang. 

banner-cta-jala-app.png

Teknik ablasi dapat dilakukan dengan tiga metode, antara lain metode unilateral, enukleasi, dan kauterisasi. Ketiga metode ini sama-sama bertujuan untuk menghilangkan kelenjar sinus yang melepaskan hormon penghambat reproduksi. Namun, metode yang paling populer adalah ablasi unilateral karena caranya lebih mudah, cukup dengan memotong satu tangkai mata menggunakan gunting.

Saat ini, ablasi tangkai mata adalah satu-satunya teknik umum yang dapat memberikan hasil pematangan dan pemijahan yang sesuai prediksi serta mudah dilakukan. Namun, karena tangkai mata merupakan sumber dari banyak hormon termasuk yang dibutuhkan untuk moulting, keseimbangan gula, dan metabolisme, maka ada banyak efek samping merugikan yang timbul. Ablasi sering mengakibatkan udang yang dipijahkan mengalami kelelahan. Selain itu, udang juga berpotensi mengalami gangguan metabolisme asam lemak, berenang dengan miring, penurunan kualitas gamet, dan stres. Akan tetapi ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir stres, misalnya dengan menahan udang di air dingin sebelum dan sesudah ablasi. Proses ablasi tangkai mata juga harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak jaringan atau organ lain dari induk udang.

Jika Anda ingin mengawasi performa tambak dan kesehatan udang secara lebih terukur, Anda bisa menggunakan JALA App! Aplikasi ini dapat membantu Anda mencatat, memantau, dan memahami kondisi budidaya dengan lebih mendalam dan praktis.

Yuk daftarkan diri Anda segera di app.jala.tech dan unduh versi mobile-nya di Google Play Store atau App Store untuk memulai perjalanan budidaya Anda bersama JALA!

Referensi:

  • Calado, R. 2009. Marine Ornamental Shrimp: Biology, Aquaculture and Conservation. Wiley. United Kingdoms.
  • Coe, J.M., D.B. Holts, and R.W. Bulter. 1984. Guidelines for Reducing Porpoise Mortality in Tuna Purse Seining. National Oceanic and Atmospheric Administration, National Marine Fisheries Service. California.
  • Gnaneswar, C. 1997. Aquaculture in India. Dr.Chippagiri Gnaneswar. Ananthapuramu.
  • Gregory, N.G., and T. Grandin. 1998. Animal Welfare and Meat Production. CABI. United Kingdom.
  • Kordi K, M.G.H. 2008. Budi Daya Perairan Buku Kesatu. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. 520 hlm. Salim, G., dan S. Anggoro. 2019. Domestikasi Udang: Prospek Masa Depan Sumber Pangan dari Laut. Deepublish. Yogyakarta.
  • Lucas, J.S., and P.C. Southgate. 2012. Aquaculture: Farming Aquatic Animals and Plants. Wiley. United Kingdoms. 
  • Mente, E. 2008. Reproductive Biolgy of Crustaceans: Case Studies of Decapod Crustaceans. Science Publishers. New Hampshire.
  • Pattinaja, Y.I., R. Nadeak, L. Suhono, A. Widodo, A. Purwanto dan Wahyu. 2019. Ensiklopedia Kelautan dan Perikanan. Zifatama Jawara. Sidoarjo
  • Subramoniam, T. 2016. Sexual Biology and Reproduction in Crustaceans. Elsevier Science. United Kingdom.
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.