Padat tebar udang vaname adalah jumlah benur udang yang ditebar dalam satuan luas kolam tertentu. Dalam budidaya udang, menentukan padat tebar udang vaname yang optimal merupakan langkah penting sebelum menebar benur dan memulai siklus.
Padat tebar udang vaname juga merupakan penentu sistem budidaya yang terbagi menjadi 4 kategori berikut:
- Tradisional atau ekstensif (padat tebar <50 PL/m²)
- Semi intensif (padat tebar <100 PL/m²)
- Intensif (padat tebar 100-200 PL/m²)
- Supra intensif (padat tebar >200 PL/m²)
Baca juga: 4 Jenis Tambak Udang: Dari Tradisional hingga Supra Intensif Bagaimana dengan dampak, faktor, dan cara menghitung padat tebar udang vaname? Simak selengkapnya di bawah ini.
Dampak Padat Tebar Pada Kesuksesan Tambak
Padat tebar udang vaname adalah salah satu faktor penting yang patut diperhatikan demi keberhasilan budidaya. Padat tebar yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah memiliki dampak masing-masing pada jalannya budidaya.
Padat tebar terlalu tinggi
Tebar padat udang vaname yang terlalu tinggi dalam kolam yang tidak seberapa luas menyebabkan ruang gerak udang menyempit. Udang tidak dapat bergerak bebas dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi dengan baik. Akibatnya, laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup udang dapat menurun.
Padat tebar terlalu rendah
Di sisi lain, tebar padat udang vaname yang terlalu rendah memang membuat udang bergerak lebih bebas. Namun, pakan alami berupa plankton akan tumbuh lebih cepat (blooming plankton) di kolam dan mengarah pada penurunan kecerahan air.
Faktor Padat Tebar
Pada dasarnya, padat tebar ditentukan oleh jumlah tebaran benur dan luas kolam. Kedua aspek ini perlu diperhatikan agar padat tebar optimal dan mampu mendukung keberhasilan budidaya.
Benur yang ditebar dalam jumlah terlalu banyak di kolam kecil akan merugikan budidaya itu sendiri. Pertumbuhannya menjadi kurang maksimal karena tingkat kompetisi oksigen dan pakan semakin tinggi. Pencegahan penyakit akibat virus juga harus semakin diperketat.
Demikian juga, ketika jumlah benur yang ditebar terlalu sedikit di kolam yang luas, mikroorganisme lain seperti plankton akan tumbuh lebih cepat. Warna air dapat berubah pekat dan sinar matahari yang diperlukan untuk fotosintesis alga menjadi kurang optimal.
Cara Mengukur Padat Tebar Berdasarkan Jenis Tambak
Saat mempersiapkan siklus budidaya, Anda dapat mengukur padat tebar udang vaname sebelum melakukan tebar. Tujuannya untuk menghitung kemampuan ideal satu kolam dalam menampung benur yang nantinya berkembang menjadi udang.
Penghitungan padat tebar pada tambak dengan sistem yang lebih intensif perlu mempertimbangkan aerator dan kincir yang digunakan di satu kolam.
Namun, berikut rumus umum cara menghitung padat tebar udang vaname dalam satu kolam:
Padat tebar = Tebaran / Luas kolam
Keterangan satuan:
- Padat tebar: PL/m²
- Tebaran (jumlah benur): PL
- Luas kolam: m²
Sebagai contoh, Pak Jali hendak menebar benur sejumlah kira-kira 4000 PL di kolam A seluas 100 m². Maka padat tebar kolam A dihitung dengan langkah sebagai berikut:
Padat tebar = Tebaran / Luas kolam = 4000 PL / 100 m² = 40 PL/m²
Dari penghitungan tersebut, didapatkan hasil padat tebar kolam A milik Pak Jali sebesar 40 PL/m².
Kesimpulan
Padat tebar udang vaname adalah jumlah tebaran per luas kolam yang juga menjadi penentu sistem budidaya. Cara menghitung padat tebar udang vaname dilakukan dengan membagi jumlah tebaran (PL) dengan luas kolam (m²).
Setiap kali Anda hendak melakukan tebar benur di awal siklus, pastikan untuk mencatatnya di JALA App, aplikasi manajemen tambak udang dari JALA. Tidak hanya mencatat saja, JALA App #HadirMembantu petambak udang memantau dan menganalisis data budidaya.
Temukan banyak manfaat JALA App langsung, dari mana saja dan kapan saja. Akses melalui app.jala.tech atau download aplikasinya di Google Play Store atau App Store.
Referensi
Prihantoro, dkk. (2015). Pengaruh Padat Tebar terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Udang Windu (Penaeus monodon) pada Sistem Nurseri. Aquasains, 3(2), 253-258.