Tips Budidaya

9 Ciri Benur Udang Vaname yang Bagus dan yang Kurang Baik

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
16 April 2019
Bagikan artikel
benur-berkualitas-awal-sukses-budidaya.jpg

Bagi petambak udang vaname, benur yang berkualitas merupakan salah satu pondasi utama untuk mencapai hasil tambak yang produktif.

Namun, memahami ciri-ciri benur yang baik sering kali menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, artikel ini akan mengungkap tuntas ciri-ciri benur udang vaname yang perlu diperhatikan oleh para petambak.

Dengan informasi yang tepat, Anda akan dapat memilih benur yang memiliki potensi terbaik untuk kesuksesan tambak udang Anda. Yuk kita mulai!

Daftar Isi
Artikel Terkait

Apa yang Dimaksud dengan Benur Berkualitas?

Menurut Juliadi (2012), benur yang baik didefinisikan sebagai benur dengan Survival Rate (SR) yang tinggi sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Biasanya, benur yang berkualitas berasal dari indukan yang berkualitas di fasilitas unit pembenihan (hatchery) yang memiliki standar kerja yang baik.

Hatchery yang baik akan mencatat setiap perkembangan dari tiap-tiap fase pertumbuhan dan perkembangan larva udang, terutama jika terjadi masalah pada salah satu fase pertumbuhan, misalnya pertumbuhannya terlambat 1-2 hari atau terjadi kematian.

Alasannya, masalah tersebut sedikit banyak akan berpengaruh pada masa pertumbuhan udang jika sudah dalam tahap budidaya di tambak. Contohnya seperti menghambat Average Daily Growth (ADG) udang atau menurunkan Survival Rate (SR) udang.

the-strategy-to-choose-the-right-shrimp-fry.jpg

Benur yang telah memasuki fase post-larva (PL) artinya sudah siap untuk dikirim ke tambak. Pastikan tahap pengiriman benur mengikuti standar biosecurity dan sebisa mungkin mempersingkat waktu di perjalanan.

Selain itu, sebelum benur udang vaname benar-benar diserahkan petambak, atau sebelum ditebar ke tambak, benurnya harus dipastikan dulu kualitasnya.

Ciri-Ciri Benur Udang Vaname yang Baik

Benur yang baik akan menunjukkan beberapa tanda yang terlihat secara kasat mata. Beberapa ciri benur yang baik dijabarkan secara lebih rinci di bawah ini:

1. Memiliki Sertifikat SPF

Benur udang vaname dengan SPF atau Specific Pathogen Free telah bebas dari patogen tertentu yang bisa menyebabkan penyakit. Benurnya juga telah melewati karantina ketat karena dihasilkan dari fasilitas pembenihan yang menerapkan standar biosecurity tinggi.

2. Bentuk Fisik Benur Baik

Tubuh dan organ benur harus utuh, transparan, tidak berwarna pucat, antena dan ekornya dapat membuka, serta isi ususnya tidak putus.

Selain itu, bentuk tubuhnya harus lurus, warna matanya mengkilap, antena benurnya utuh, ekornya tidak cacat, dan tidak ada bercak di kulitnya. Organ tubuhnya pun sudah sempurna serta bebas patogen.

3. Ukuran Benur Seragam

Benur yang digunakan sebaiknya berukuran minimal PL 10 dengan asumsi organ pencernaannya sudah sempurna. Minimal keseragamannya adalah 80%.

4. Pergerakan Benur Aktif

Pergerakan benur yang baik dan sehat dapat diamati. Umumnya, benur sehat akan melakukan fototaksis positif, artinya benur cenderung bergerak mendekati cahaya dan tersebar merata di wadah atau melawan pergerakan arus.

Benur yang baik juga reaktif terhadap rangsangan (melentik ketika wadah tempatnya berada dikejutkan), dan gerakan berenangnya aktif, yaitu melawan arus dan kepalanya cenderung mengarah ke dasar.

5. Benur Lulus Uji Stres Lebih dari 95%

Tidak hanya tanda fisik yang terlihat secara kasat mata, petambak juga perlu memastikan kualitas benur dari uji stres.

Uji stres dilakukan untuk menentukan tingkat kelangsungan hidup benur. Uji stres dapat dilakukan menggunakan air tawar atau formalin 100 ppm selama 30 menit. Benur yang sehat akan lulus uji stres dengan tingkat kelangsungan hidup lebih dari 95%.

banner-cta-jala-app.png

Ciri-Ciri Benur Udang Vaname yang Kurang Baik

Setelah Anda mengetahui ciri-ciri benur udang vaname yang sehat, berikut adalah ciri-ciri benur yang kurang baik dan perlu Anda hindari:

1. Ukuran Benur Bervariasi

Ukuran benur yang bervariasi atau berbeda-beda (blantik) akan berpengaruh pada pertumbuhannya di kolam. Pertumbuhan udang menjadi tidak seimbang dan memicu terjadinya persaingan pakan. Hasilnya, tingkat kanibalisme benur akan meningkat dan tingkat kelangsungan hidupnya menjadi rendah.

2. Organ Tidak Lengkap

Benur yang kurang baik memiliki usus dan hepatopankreas berukuran kecil. Organ lainnya seperti ekor dan antena juga tidak aktif bergerak.

3. Warna Benur Pucat atau Memerah

Apabila warna benurnya kurang bagus, contohnya seperti cenderung pucat, memerah, dan tidak transparan. Artinya kualitas benurnya kurang baik.

4, Pergerakan benur lambat

Benur yang dalam keadaan kurang baik biasanya bergerak lambat, berputar-putar, mengikuti pergerakan arus, atau bahkan sama sekali diam. Keadaan ini juga menandakan bahwa benur dalam kondisi lemah.

Kesimpulan

Benur udang vaname yang biasa digunakan oleh petambak untuk mulai berbudidaya adalah benur yang telah memasuki fase post-larvae. Benur ini bisa didapatkan dari indukan berkualitas di hatchery berstandar tinggi dan terpercaya.

Sebaiknya pilih hatchery yang sudah benar-benar terbukti kualitas benurnya dan mendapat testimoni baik dari petambak. Selain itu, pastikan hatchery telah berizin supaya lebih terjamin.

Anda bisa menjadikan list di atas sebagai check list sebelum hatchery mengirimkan benur ke Anda. Setelah benur diterima, pastikan Anda juga melakukan pemeriksaan ulang sebelum menebarnya ke tambak.

Selain menggunakan benur yang berkualitas, Anda perlu rutin mengecek berbagai parameter budidaya. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan JALA App untuk mendukung keberhasilan budidaya Anda!

Sebab, JALA App dapat membantu Anda mencatat, memantau, dan memahami kondisi budidaya dengan lebih mendalam dan praktis. Daftarkan diri Anda segera di app.jala.tech dan unduh versi mobile-nya di Google Play Store atau App Store untuk memulai perjalanan budidaya Anda bersama JALA!

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.