Pakan menjadi salah satu komponen utama dalam tambak udang. Pertumbuhan udang ditopang oleh pemberian pakan. Berbeda dengan manusia, bagi udang sumber utama nutrisinya adalah protein.
Protein merupakan jenis makronutrien dengan persentase tertinggi pada komposisi pakan udang. Menentukan level protein penting untuk formulasi manajamen pakan dan biaya pakan yang efektif. Protein merupakan faktor penting yang memicu pertumbuhan udang, tetapi juga menjadi komponen yang membuat pakan udang lebih mahal. Kadar protein pada pakan biasanya dinyatakan sebagai persentase crude protein misalnya 30%, 35%, 45%, dan seterusnya. Dikatakan tinggi yaitu jika berada pada kisaran 35-45%. Dikatakan menengah hingga rendah jika persentase crude protein 30-35% atau di bawahnya.
Yang perlu diperhatikan juga saat memutuskan level protein pada pakan yang digunakan yaitu manajemen pakan dan kualitas airnya. Sehingga antara pakan, udang, dan kualitas air saling mendukung untuk menghasilkan produksi yang optimal.
Protein tinggi menghasilkan pertumbuhan tinggi, tapi ada konsekuensinya
Pakan dengan protein tinggi dihasilkan dari komposisi bahan baku yang mengandung protein lebih tinggi misalnya tepung ikan dan tepung kepala udang. Pakan dengan kadar protein tinggi biasanya memiliki aroma yang lebih tajam sehingga menjadi daya tarik lebih bagi udang.
Efek positifnya, pertumbuhan udang dengan kadar protein yang tinggi menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih cepat. Pemanfaatan pakan bisa menjadi lebih tinggi, artinya pakan lebih disukai udang sehingga sisa pakan semakin diminimalisir.
Namun terdapat efek samping, yaitu efeknya ke kualitas air juga tercatat menjadikan total amonia, nitrit, dan nitrat relatif lebih tinggi. Pada penggunaan pakan berprotein tinggi juga mungkin terjadi surplus penggunaannya untuk mtabolisme dan pertumbuhan. Kelebihan tersebut akhirnya dibuang sebagai kotoran udang.
Menggunakan pakan tinggi protein mungkin dapat memacu pertumbuhan, tetapi akan membuat biaya operasional budidaya tinggi dan juga meningkatkan limbah.
Protein rendah, pertumbuhan lebih rendah?
Pakan dengan protein rendah bisa lebih efisien dalam sintesisnya oleh udang. Pakan dengan protein 30-35% dianggap sudah cukup untuk kebutuhan metabolisme dan pertumbuhan udang. Pakan dengan protein rendah mungkin dapat menekan ongkos produksi, tetapi harus diperhatikan palatability dan kualitas dari pakan. Karena juga dapat berpotensi terbuang dan menjadi limbah.
Saat ketercernaan protein tinggi juga berefek pada pertumbuhan udang, ketika sebaliknya justru akan meningkatkan amonia. Kuncinya yaitu pada kecukupan nutrisi, jika terlalu rendah maka pertumbuhan udang tidak optimal meskipun ongkos budidaya bisa ditekan dan meminimalisir pergeseran kualitas air.
Intinya, Manajemen Pakan
Dalam budidaya udang juga dikenal strategi pergiliran pakan, yaitu strategi untuk meningkatkan efisiensi biaya budidaya. Pergiliran yang dimaksud yaitu pakan berprotein tinggi digilir dengan pakan berprotein rendah. Pergiliran dilakukan tanpa mengurangi laju pertumbuhan ikan sehingga efisiensi biaya produksi dan hasil panen semakin tinggi.
Pergiliran pakan didasari pada beberapa hal, misalnya umur udang, ukuran dan berat udang. Selain itu, strategi ini mempertimbangkan kebutuhan udang terhadap diet protein yang tergantung pada beberapa kondisi, misalnya ukuran badan, berat, sistem budidaya, kepadatan tebar, faktor lingkungan, nilai biologi sumber protein, energi non protein, salinitas dan suhu kolam budidaya. Sehingga pakan tinggi protein belum tentu menjadi pilihan terbaik dalam budidaya udang.
Pakan udang yang baik merupakan pakan yang dapat dicerna dengan baik, memiliki keseimbangan nutrisi, dan mendukung metabolisme tubuh. Yang terpenting adalah evaluasi kualitas protein, termasuk attractant dari pakan yang membuat pakan mudah ditemukan dan dimakan oleh udang. Pakan terbuang tidak hanya mengurangi efisiensi biaya budidaya tetapi juga berpengaruh pada kualitas air.
Senyawa nitrogen memiliki peran penting dalam sistem akuakultur, sebagai sumber nutrisi tetapi juga dapat menjadi sumber racun. Mayoritas nitrogen masuk pada sistem budidaya udang pada airnya sebagai amonia. Amonia sendiri merupakan hasil katabolisme protein dan juga berasal dari pakan yang tidak termakan sehingga menjadi sampah. Pemberian pakan yang berlebihan dapat meningkatkan ekskresi sampah nitrogen, apalagi pakan dengan level protein 35-45%. Amonia bersama dengan nitrit merupakan senyawa nitrogen yang memiliki kadar racun tinggi bagi udang. Tingkat racun dari amonia dan nitrogen kemudian juga dipengaruhi oleh pH, suhu, salinitas, dan DO.
Yang perlu selalu kita jadikan pemahaman adalah bersama dengan pemberian pakan, ada beberapa kondisi yang juga mengiringinya. Yaitu udang menjadi tumbuh lebih cepat, konversi pakan, kesehatan udang, biaya budidaya, dan efeknya terhadap lingkungan. Pakan yang efisien akan menekan ongkos budidaya dan mendukung pertumbuhan udang.
Anda dapat mencatat dan memantau pemberian pakan harian di JALA App. Aplikasi manajemen tambak udang ini tak hanya membantu mengelola pemberian pakan udang saja, tetapi juga memungkinkan Anda membuat estimasi performa budidaya, mengelola keuangan tambak dan inventori, dan masih banyak lagi.
Yuk, daftarkan diri Anda di app.jala.tech atau download aplikasinya di Google Play Store atau App Store!