
Fosfat (PO₄) berperan penting dalam ekosistem budi daya udang yang mendukung pertumbuhan plankton sebagai sumber pakan alami, membantu proses fisiologis udang, serta sebagai indikator kualitas air yang optimal. Sehingga, pengelolaan kadar fosfat secara seimbang bertujuan untuk menghasilkan lingkungan yang sehat, produktif, dan berkelanjutan.
Fosfat bisa didapat dari proses pemupukan, seperti penggunaan TSP atau pupuk kandang, tapi perlu diperhatikan jenis pupuk yang digunakan tidak memicu tersebarnya penyakit atau patogen. Selain itu, fosfat juga dapat berasal dari sisa pakan dan feses udang yang terakumulasi di dasar tambak. Dekomposisi bahan organik turut menyumbang kandungan fosfat di perairan, begitu pula dengan input dari air baku yang digunakan, baik dari air sungai maupun air laut.
Simak artikel berikut untuk mengetahui kegunaan fosfat dan bagaimana menerapkannya dengan bijak.
Peran dan Manfaat Fosfat di Tambak Udang
Fosfat memiliki banyak keuntungan untuk kelestarian ekosistem tambak.
- Sumber nutrisi untuk fitoplankton. Fosfat merupakan nutrisi yang digunakan fitoplankton untuk tumbuh, kemudian akan menjadi sumber pakan alami bagi larva dan benur udang.
- Produktivitas tambak. Ketersediaan fosfat yang cukup mendorong produksi makanan alami di tambak, air tambak yang kaya fosfat ditandai dengan warna kehijauan.
- Kuantitas dan kualitas air. Nilai fosfat yang optimal di tambak berada di kisaran 0,1-1,0mg/L yang berasal dari dekomposisi sisa pakan, ekskresi udang, limbah organik, hingga pemanfaatan pupuk buatan.
- Pertumbuhan udang. Penambahan fosfor dalam media pemeliharaan secara tepat dapat meningkatkan laju pertumbuhan udang, dalam hal panjang maupun bobotnya.
Risiko Jika Kadar Fosfat Tidak Terkontrol
Walaupun fosfat memiliki banyak manfaat, tapi keberadaannya juga harus dikontrol agar tetap menjaga keseimbangan tambak udang.





