
Ganggang merupakan salah satu jenis plankton, jika plankton ini tumbuh berlebihan di tambak udang dapat menimbulkan berbagai masalah serius, seperti menurunnya kualitas air, berkurangnya kadar oksigen terlarut, dan menghambat penetrasi sinar matahari. Plankton yang berlebihan umumnya disebabkan oleh kandungan nutrien yang tinggi dari pakan atau feses udang, kurangnya aerasi, paparan cahaya matahari yang tinggi, dan tidak adanya predator alami atau kompetitor mikroba.
Kondisi ini dapat menyebabkan stres hingga kematian pada udang, sehingga pengendalian plankton menjadi langkah penting dalam budi daya udang yang sehat dan produktif. Mari kita bahas pentingnya pengendalian plankton sebagai bagian dari manajemen kualitas air dalam budi daya udang.
Jenis-Jenis Plankton di Tambak Udang
Ada banyak jenis plankton yang sering ditemukan dan memiliki tanda yang berbeda sesuai kondisi tambak yang sedang dialami.
- Diatom (ganggang coklat): Berwarna coklat jernih yang muncul di fase awal budi daya, kemunculannya menandakan bahwa air tambak yang stabil, bersih, dan salinitas sedang–tinggi.
- Ganggang hijau: Berwarna hijau tua hingga muda yang menandakan cahaya dan nutrien cukup, oksigen terlarut (DO) sedang tinggi pada siang hari. Sehingga perlu dipantau agar tidak meledak.
- Ganggang biru-hijau (Blue Green Algae/cyanobacteria): Berwarna hijau kebiruan dan berlendir, pertanda bahwa air kaya akan limbah organik dan nutrien. Perlu diperhatikan karena bisa menghasilkan racun dan menurunkan kualitas air.
- Euglenoid: Berwarna hijau kemerahan atau coklat kehijauan, menunjukkan tanda banyak bahan organik dan kondisi air tidak stabil.
Tanda-Tanda Tambak Mengalami Ledakan Plankton
Ketika tanda-tanda seperti ini mulai terlihat di tambak, jangan diabaikan. Perlu terus dipantau dan dicegah segera agar plankton tidak semakin banyak menyebar.