Salah satu aspek penting dalam budidaya udang vaname adalah sampling mingguan. Sampling atau pengamatan terhadap beberapa udang dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan atau kondisi udang serta menghitung kebutuhan pakan udang. Sayangnya, banyak petambak enggan melakukan sampling karena merasa bahwa sampling justru menyebabkan udang mati dan tambak mengalami kerugian. Lalu, seperti apa cara sampling yang benar untuk menghindari kerugian?
Pentingnya sampling
Melalui sampling mingguan, petambak dapat:
Menghitung size udang. Sampling juga bermanfaat untuk menghitung size udang dan laju pertumbuhan udang. Size merupakan sistem ukuran udang berdasarkan jumlah udang per 1 kg.
Mengetahui kondisi udang. Sampling membantu mendeteksi adanya udang yang sakit atau stres. Dengan mengidentifikasi masalah ini melalui sampling, petambak dapat mengambil tindakan sejak dini.
Baca juga: Cek Anco dan Sampling
Mengapa udang sakit atau mati setelah sampling?
Melihat banyaknya manfaat sampling, petambak disarankan untuk melakukannya secara rutin. Frekuensi idealnya adalah seminggu sekali. Namun, jika udang justru sakit atau mati setelah sampling, petambak perlu mengevaluasi beberapa hal, yaitu:
Dasar kolam kotor. Dasar kolam yang kotor dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri patogen yang menyebabkan udang menjadi sakit. Karena itu, pastikan dasar kolam titik sampling rata dan bersih. Hindari dasar kolam teraduk saat dilakukan sampling,
Jaring tidak steril. Jaring yang tidak steril justru dapat menjadi media penyebar penyakit pada udang. Selalu sterilkan jaring yang akan digunakan untuk sampling terlebih dahulu menggunakan desinfektan untuk membunuh patogen yang mungkin menempel. Selain itu, jika jaring akan digunakan untuk sampling di beberapa kolam, sterilkan jaring sebelum berpindah kolam.
Kurangnya biosekuriti. Kerugian yang dialami petambak sebagian besar dapat disebabkan oleh penerapan biosekuriti yang kurang maksimal. Biosekuriti sendiri merupakan upaya mencegah masuk dan tersebarnya organisme penyebab dan pembawa penyakit dalam lingkungan budidaya, dan harus diterapkan pada semua fase dalam budidaya termasuk sampling. Beberapa bentuk penerapan biosekuriti adalah pembersihan kolam (siphon), pemantauan kualitas air rutin, serta memastikan kebersihan dari petambak atau teknisi yang melakukan sampling. Selain itu, jika akan sampling di kolam yang ditengarai terdapat penyakit, lakukan sampling di urutan paling akhir, dan selalu sterilisasi jaring setiap berpindah kolam.
Baca juga: Memahami Pentingnya Biosekuriti
Catatan penting lain saat sampling
Saat ingin melakukan sampling, pastikan udang tidak sedang dalam fase molting untuk hasil yang lebih akurat. Selain itu, sampling sebaiknya dilakukan saat kondisi tidak terlalu terik dan 2-3 jam setelah pemberian pakan agar pengambilan udang lebih mudah. Kemudian, jangan memberi makan mengganti air sebelum dan saat dilakukan sampling.
Catat data sampling Anda di JALA App
Input dan pantau data sampling Anda dengan mudah di JALA App! Dengan memiliki catatan yang lengkap, Anda akan lebih mudah mengetahui kondisi tambak terkini dan mengambil keputusan terbaik untuk budidaya Anda. Download dan daftarkan diri Anda di JALA App untuk budidaya yang lebih produktif berkelanjutan!