Kondisi industri udang saat ini bisa dibilang tidak menentu dengan dinamika harga udang yang kurang bersahabat bagi petambak serta ancaman seperti penyakit udang. Di tengah kondisi ini, biaya budidaya udang vaname merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan oleh petambak untuk memaksimalkan profit.
Biaya budidaya mengacu pada biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi, dalam hal ini proses budidaya. Jika biaya ini dapat ditekan, maka petambak memiliki kesempatan untuk mencapai profit yang lebih besar.
Seperti apa tips menekan biaya budidaya udang vaname agar profit lebih optimal? Simak tipsnya dalam artikel ini.
Aspek-Aspek Biaya dalam Budidaya Udang
Biaya budidaya atau biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, fixed cost atau biaya tetap dan variable cost atau biaya tidak tetap.
1. Biaya tetap (fixed cost)
Fixed cost adalah biaya yang jumlahnya dapat dipastikan selalu sama dari siklus ke siklus. Dalam budidaya udang, biaya ini meliputi biaya sewa lahan, depresiasi nilai aset, dan gaji karyawan.
Biaya tidak tetap (variable cost)
Variable cost adalah biaya yang besarannya tidak menentu atau dapat berubah dari satu siklus ke siklus berikutnya. Biaya ini meliputi biaya pakan, benur, saprotam, energi (listrik dan BBM), serta biaya tidak langsung seperti biaya pemeliharaan.
Strategi Menekan Biaya Budidaya Udang
Langkah dalam menekan biaya budidaya udang dapat dilakukan selama perencanaan maupun berjalannya budidaya dan setelah siklus berakhir. Berikut strategi yang dapat dilakukan berdasarkan tahap budidayanya:
1. Menekan biaya pada tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan, petambak perlu menentukan lama budidaya dengan tepat, karena budidaya dan tingkat produksi dapat berpengaruh pada ongkos produksi.
Selain itu, biaya pakan akan selalu menjadi komponen terbesar dalam variable cost atau biaya operasional. Pakan merupakan biaya operasional tertinggi dalam budidaya udang, yaitu mencapai 60% dari total biaya operasional, sehingga pemilihan jenis dan program pakan harus dilakukan dengan mempertimbangkan biaya.
Selain itu, pertimbangkan tingkat intensifikasi budidaya dengan merefleksikan kapasitas lahan dan biaya. Tebaran yang terlalu tinggi juga membuat risiko yang dihadapi juga semakin tinggi. Solusinya adalah dengan menurunkan jumlah tebaran, karena tebaran rendah akan berdampak ke kebutuhan pakan dan pemberian perlakuan yang lebih sedikit sehingga lebih hemat biaya.
Baca juga: Cara Budidaya Udang Vaname di Tambak Tradisional [Lengkap!]
Ukuran kolam dan pengalaman petambak maupun tim teknis budidaya juga secara positif berpengaruh pada efisiensi biaya budidaya. Tingkat pengetahuan atau pengalaman karyawan dalam produksi juga berperan dalam menekan biaya selama produksi.
2. Menekan biaya pada tahap budidaya
Menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas budidaya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Manajemen komprehensif pada manajemen pakan sangat diperlukan, dimulai dari pemilihan pakan berkualitas, pemberian pakan yang efisien, dan penjagaan kesehatan udang, yang akan meningkatkan efisiensi pakan dan mewujudkan keuntungan secara ekonomis dari udang yang dipanen. Mengupayakan manajemen pakan yang baik akan berkontribusi besar pada efisiensi biaya produksi.
Selain pakan, terdapat juga biaya energi. Naiknya biaya energi terjadi saat budidaya berlangsung, yaitu untuk biaya listrik. Saat budidaya berlangsung, aerasi harus berjalan konstan. Kebutuhan aerasi semakin meningkat sejalan dengan semakin tingginya kepadatan tebar. Penggunaan aerator yang berkualitas dengan efisiensi energi yang digunakan dapat berperan menekan ongkos produksi, tentu tanpa mengurangi kecukupan oksigen bagi udang yang dibudidayakan.
3. Menekan biaya pada tahap pasca-budidaya
Setelah panen, evaluasi juga perlu dilakukan untuk melihat apakah selama siklus terdapat perlakuan yang tidak perlu, manajemen pakan yang kurang optimal, ataupun aspek lain yang dapat disesuaikan di siklus berikutnya. Tujuannya, agar biaya budidaya pada siklus berikutnya dapat ditekan tanpa mengurangi hasil.
Tabel di bawah ini merangkum berbagai aspek biaya budidaya sesuai prioritas karena besaran biaya yang perlu dikeluarkan. Tercantum juga strategi menekan biaya untuk masing-masing aspek sehingga profitabilitas dapat ditingkatkan.
Kesimpulan
Biaya budidaya udang vaname dapat dibagi menjadi biaya tetap dan biaya tidak tepat. Untuk menekan biaya budidaya guna meningkatkan profitabilitas, petambak dapat mempertimbangkan tingkat intensifikasi, tebaran, dan ukuran kolam. Selain itu, kebutuhan budidaya perlu diprioritaskan berdasarkan persentase biaya yang dikeluarkan, dengan urutan berikut:
- Pakan
- Energi
- Saprotam
- Benur
- Biaya tidak langsung
Apa Anda terlibat di industri udang dan ingin mempelajari lebih banyak tentang strategi biaya budidaya udang? Temukan informasi selengkapnya dengan download e-book Shrimp Outlook 2024 dan dapatkan insight mendalam seputar industri udang!