Industri Udang

Fakta Positif yang Menjadi Fondasi Optimisme Industri Udang Indonesia

Rizka Sholeha
Rizka Sholeha
12 September 2025
Bagikan artikel
Cover - Optimisme Petambak Indonesia.webp

Industri udang Indonesia sedang menunjukkan sinyal optimisme yang kuat. Meski menghadapi tantangan global, mulai dari harga udang yang tidak menentu, persaingan ketat di pasar global, hingga isu penyakit yang terus menyerang. Tapi di balik hal itu, ada fakta-fakta positif yang memberikan optimisme bagi masa depan industri ini yang justru datang dari petambak dan peningkatan konsumsi udang Indonesia.

Berikut 3 fakta positif yang menguatkan optimisme industri udang Indonesia:

Daftar Isi
Artikel Terkait

1. Produktivitas Tambak yang Terus Meningkat

Salah satu fakta paling menonjol yang terungkap adalah adanya peningkatan produktivitas tambak udang di Indonesia. Kinerja budi daya udang nasional mengalami peningkatan yang didorong oleh berbagai faktor, termasuk perubahan perilaku budi daya dan adopsi teknologi.

Terlihat dari peningkatan produktivitas yang mencapai 42,27 ton/ha di tahun 2024, hal ini sangat dipengaruhi oleh kawasan Indonesia Timur yang menjadi pendongkrak produktivitas udang Indonesia. Angka ini membuktikan bahwa dengan manajemen yang tepat, potensi hasil panen yang maksimal sangat mungkin untuk dicapai.

Pencapaian produktivitas di Indonesia Timur ini dapat menjadi tolak ukur bagi seluruh petambak di Indonesia. Bukan hanya tentang angka, melainkan bukti nyata bahwa inovasi dan manajemen budi daya yang efektif mampu menjawab tantangan. Jika kita dapat mereplikasi praktik budi daya yang sukses ini ke daerah-daerah lain, maka lonjakan produksi nasional yang signifikan bukan lagi mimpi. Pemerintah dan pelaku industri perlu berkolaborasi untuk menyebarkan pengetahuan yang digunakan oleh para petambak di Indonesia Timur agar industri udang kita bisa lebih merata dalam hal efisiensi dan produktivitas.

2. Ketahanan dan Optimisme Petambak yang Luar Biasa

Di tengah gempuran ketidakpastian ekonomi, petambak udang di Indonesia masih menunjukkan semangat yang luar biasa. Sebanyak 73,3% petambak masih berupaya mempertahankan padat tebarnya, meskipun mereka sadar akan risiko yang dihadapi. Selain itu, isu penyakit tetap menjadi perhatian utama bagi 40,3% petambak, tapi hal itu tidak menghentikan mereka untuk tetap optimis.

Ketahanan petambak adalah aset terbesar industri udang kita. Mereka adalah tulang punggung yang memastikan pasokan tetap berjalan di tengah kondisi yang sulit. Tapi, perlu ada upaya yang lebih serius dalam mitigasi risiko, khususnya terkait penyakit. Edukasi tentang praktik biosekuriti yang ketat, penyediaan benur berkualitas, dan sistem deteksi dini penyakit harus menjadi prioritas. Dengan demikian, optimisme petambak tidak akan luntur dan industri udang kita akan semakin tangguh.

3. Potensi Pasar Domestik Sebagai Solusi Jangka Panjang

Selama ini, industri udang Indonesia terlalu bergantung pada pasar ekspor, terutama ke Amerika Serikat. Hanya saja dinamika global yang terus berubah, seperti perubahan isu tarif Trump membuat kita harus mencari solusi baru. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa konsumsi seafood per kapita di Indonesia mencapai 41,25 kg/orang/tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan konsumsi udang di AS yang hanya sekitar 22,28 kg/orang. Ini adalah bukti nyata bahwa pasar domestik kita memiliki potensi yang sangat besar untuk menyerap produksi udang lokal.

Fokus pada pasar domestik bukanlah pilihan, melainkan keharusan yang dapat dipertimbangkan. Ketergantungan pada pasar ekspor membuat industri udang kita rentan terhadap gejolak politik dan ekonomi di negara tujuan. Dengan mengoptimalkan pasar dalam negeri, kita bisa menciptakan stabilitas harga yang lebih baik dan mengurangi risiko ekspor yang tidak menentu. Kampanye untuk mendorong konsumsi udang di dalam negeri, dengan menekankan manfaat kesehatan dan kualitas udang lokal harus digencarkan. Selain itu, pengembangan rantai pasok dari tambak ke konsumen akhir harus lebih efisien agar harga udang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Dengan demikian, industri udang kita tidak hanya akan tumbuh, tetapi juga akan menjadi pilar ketahanan pangan nasional.

SO25 Banner Indo.png

Kesimpulan

Industri udang Indonesia memang tengah diuji, tapi tiga fakta positif seperti peningkatan produktivitas, ketahanan petambak, dan besarnya potensi pasar domestik menunjukkan bahwa masa depan sektor ini jauh dari kata suram. Justru dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa menjadikan udang bukan hanya primadona ekspor, tapi juga simbol ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi nasional. Untuk mengetahui lebih dalam seputar perkembangan industri udang, unduh laporan Shrimp Outlook 2025 secara gratis dan dapatkan wawasan strategis untuk menyongsong masa depan akuakultur yang lebih cerah.

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.