Hatchery udang vaname adalah salah satu kunci penting dalam industri udang. Mengacu pada data dari dataindonesia.id, Indonesia mencatat produksi udang budidaya mencapai 943 ribu ton di tahun 2021. Jika diasumsikan rata-rata udang yang dipanen adalah 20 gram tiap ekornya dan tingkat survival rate (SR) mencapai 80%, setidaknya kita membutuhkan lebih dari 56,5 miliar ekor benur setiap tahunnya.
Kebutuhan akan benur jauh lebih besar jika mengacu pada target produksi 2 juta ton pada 2024. Oleh karena itu, bisnis hatchery bisa dikatakan cukup menjanjikan, melihat kebutuhan yang besar dan potensi kebutuhan yang terus bertambah.
Sebenarnya apa itu hatchery udang vannamei? Bagaimana proses produksi benur dan apa saja aspek penting dalam operasional hatchery? Simak selengkapnya pada pembahasan di bawah ini.
Apa itu Hatchery Udang Vannamei?
Hatchery udang adalah usaha pembenihan benur atau benih udang. Pondasi dasar hatchery adalah produksi benur berkualitas yang konsisten dan lokasi yang dekat dengan sentra budidaya udang.
Hatchery yang modern dan berstandar tinggi sangat diperlukan untuk menghasilkan jumlah benur dengan kualitas prima untuk memenuhi kebutuhan budidaya. Benur dengan performa baik saat dibudidayakan atau memiliki survival rate (SR) tinggi akan berkontribusi pada kelancaran budidaya.
Hatchery juga perlu menjaga kualitas produk benurnya karena persaingan di pasar semakin ketat. Untuk itu, setiap hatchery memerlukan sertifikasi untuk menjamin standar mutu benur yang dihasilkan yaitu dengan mengantongi CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik).
Bagaimana Proses Produksi Benur di Hatchery?
Proses produksi benur diawali dengan mempersiapkan indukan udang hingga mengembangkan telur menjadi post-larva (PL). Selengkapnya berikut rincian proses produksi benur di hatchery:
Persiapan indukan
Indukan udang diperoleh dari penangkapan di alam atau yang berasal dari udang yang telah didomestifikasi. Indukan yang siap bertelur biasanya berumur 1 tahun dan memiliki berat >40 gram. Dalam satu kali bertelur, indukan udang memiliki kemampuan bertelur mencapai 100.000 hingga 250.000.
Udang betina masuk pada masa reproduksi efektif pada umur 8-10 bulan. Artinya, pada masa tersebut udang betina akan menghasilkan jumlah telur secara maksimal dan rutin.
Pembuahan udang betina oleh udang jantan
Calon indukan yang didapat biasanya akan mengeluarkan feromon, dan feromon ini akan merangsang udang jantan. Setelah terangsang, udang jantan akan membuahi udang betina.
Telur menetas
Setelah udang betina dibuahi oleh udang jantan dan bertelur, telur tersebut akan menetas setelah 12-18 jam. Sayangnya, tidak semua telur udang bisa menetas. Proses setelah telur menetas hingga menjadi benur membutuhkan waktu 26-31 hari di hatchery.
Perkembangan benur
Telur yang menetas akan menjadi nauplii selama 2 hari, berkembang menjadi zoea selama 4-5 hari, kemudian menjadi mysis selama 3-4 hari. Mysis kemudian berkembang menjadi post-larva atau yang biasa disebut sebagai benur udang selama 10-15 hari. Benur tersebut yang kemudian ditebar di tambak.
Siklus Hidup Udang Vaname (Suwignyo, 1990 dalam Amiruddin, 2016)
Rata-rata benur yang dapat bertahan hingga post-larva adalah sekitar 40%. Hatchery yang memproduksi benur dengan hasil SR tinggi cenderung menghasilkan benur dengan performa yang baik saat di budidaya.
Apa Saja Aspek Penting dalam Operasional Hatchery Udang?
Untuk menghasilkan benur berkualitas, tentunya hatchery perlu melaksanakan sistem operasional yang baik. Oleh karena itu, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan, antara lain
Penerapan biosecurity
Menjaga biosecurity hatchery menjadi fokus utama dalam operasionalnya. Hatchery menjalankan prosedur yang ketat demi menghasilkan benur yang bebas penyakit. Seluruh proses di hatchery membutuhkan penerapan biosecurity yang ketat untuk mencegah kontaminasi patogen.
Lokasi yang mendukung
Hatchery juga memerlukan lokasi yang mendukung karena suplai air bersih dan bebas cemaran industri sangat dibutuhkan. Jika lokasi hatchery tercemar oleh bahan organik yang tinggi atau cemaran limbah industri, proses produksi akan terhambat.
Indukan berkualitas
Memiliki indukan berkualitas juga penting bagi hatchery. Diperlukan indukan dengan gen unggul agar menghasilkan benur yang berkualitas. Indukan yang paling krusial adalah indukan yang bebas dari infeksi penyakit. Jika indukan terinfeksi penyakit, penyakit tersebut dapat menurun ke benur yang dihasilkan.
Pakan berkualitas untuk indukan
Selain itu, indukan udang juga memerlukan pakan berkualitas agar energi dan nutrisi saat memasuki masa bertelur selalu tersedia. Cumi segar, kerang, dan cacing darah (polychaeta) merupakan pakan berkualitas yang harus disediakan bagi indukan udang.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Petambak Sebelum Memesan Benur ke Hatchery
Saat ini sudah banyak hatchery skala rumah tangga. Perlu diwaspadai tidak semua hatchery rumahan memberikan jaminan bebas penyakit pada benur yang dihasilkan. Oleh karena itu, petambak perlu berhati-hati karena benur merupakan salah satu faktor penting dalam suksesnya budidaya. Berikut dua hal yang perlu diperhatikan petambak:
Pastikan benur bebas penyakit dan memenuhi standar
Benur berkualitas menurut petambak adalah benur yang bebas penyakit. Meski demikian, masih banyak aspek lain yang menentukan. Beberapa di antaranya adalah ukuran fisik yang seragam, aktif, responsif terhadap rangsangan, dan sebagainya.
Baca juga: Benur Berkualitas Awal Sukses Budidaya
Pastikan hatchery menyertakan sertifikat bebas penyakit
Saat memesan benur, pastikan hatchery akan menyertakan sertifikat bebas penyakit dari hasil uji laboratorium. Beberapa perusahaan hatchery biasanya melampirkan sertifikat benur yang dihasilkan oleh QA Lab hatchery yang menjamin benur bebas dari infeksi penyakit atau dikategorikan SPF (specific pathogen-free).
Lebih lagi, sertifikat benur bebas penyakit ini dapat dikategorikan wajib. Oleh karena itu, petambak setidaknya merasa aman bahwa benur tidak membawa potensi penyakit. Meskipun tidak serta merta selama budidaya tidak dapat terinfeksi, petambak harus tetap menerapkan biosecurity ketat.
Kesimpulan
Hatchery udang adalah tempat pembenihan benur udang dan memiliki peran penting dalam industri udang. Hatchery menopang ketersediaan benur berkualitas untuk budidaya. Untuk menjamin produksi benur yang berkualitas, hatchery memerlukan sertifikasi yaitu CPIB.
Terdapat 4 aspek penting dalam operasional hatchery udang vaname, antara lain
- Penerapan biosecurity
- Lokasi yang mendukung
- Indukan berkualitas
- Pakan berkualitas untuk indukan
Petambak juga perlu melakukan 2 hal ini sebelum memesan benur ke hatchery:
- Memastikan benur bebas penyakit dan memenuhi standar
- Memastikan hatchery menyertakan sertifikat bebas penyakit
Perkembangan benur dari hatchery di tambak perlu didukung dengan pengelolaan operasional yang baik. Untuk itu, JALA App #HadirMembantu Anda mencatat, memantau, dan memahami kondisi udang dan tambak Anda secara praktis.
Temukan lebih banyak manfaat dengan mendaftar JALA App! Akses melalui website atau download aplikasinya di Google Play Store atau App Store.
Referensi
Amiruddin, A. (2016). Optimasi Salinitas yang Berbeda pada Larva Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Stadia Pl 1 sampai 10 pada Wadah yang Terkontrol (skripsi). Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar. Diambil tahun 2024, dari https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/588-Full_Text.pdf
Dugassa, H. And D. G. Gaetan. 2018. Biology of White Leg Shrimp, Penaeus vannamei: Review. World Journal of Fish and Marine Species. 10 (2): 5-17.
FAO. Cultured Aquatic Species Information Programme Penaeus vannamei (Boone, 1931). Fisheries and Aquaculture Department, Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Key pointers for a successful shrimp hatchery | The Fish Site
Peran Sentral Hatchery Udang, Inti Akua | Trobos Aqua.com