Tips Budidaya

4 Jenis Tambak Udang: Dari Tradisional hingga Supra Intensif

Kalyca Krisandini
Kalyca Krisandini
19 Januari 2024
Bagikan artikel
Cover - Jenis-Jenis Tambak.webp

Tambak udang adalah salah satu faktor penting dalam budidaya karena berperan sebagai habitat udang dibudidayakan, baik udang vaname, udang windu, udang jerbung, dan jenis udang lainnya. Di beberapa tempat, tambak juga digunakan untuk berbudidaya udang air tawar.

Lokasi tambak udang biasanya berada di pesisir pantai untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan air. Namun, tak jarang tambak berlokasi di area pemukiman, selama dekat dengan sumber air dan pengelolaan limbahnya dirancang dengan baik.

Jenis-Jenis Tambak Udang

Tak hanya lokasi, jenis tambak juga memengaruhi jalannya budidaya dan hasil yang didapatkan saat panen. Lantas, apa saja jenis tambak udang yang biasa diterapkan petambak? Temukan pembahasannya di bawah ini.

4 Jenis Tambak Udang untuk Budidaya

Meskipun sekilas terlihat sama, sebenarnya tambak udang terdiri dari empat jenis. Jenis-jenis ini dibedakan tidak hanya berdasarkan padat tebar udang, melainkan juga program pakan, penggunaan teknologi seperti kincir dan autofeeder, dan pengaplikasian treatment seperti probiotik. Berikut penjelasannya:

1. Tambak Udang Tradisional

Tambak udang tradisional atau dikenal juga sebagai tambak ekstensif adalah tambak dengan padat tebar yang rendah, yaitu <50 PL/m² dengan luas tambak dalam satu petak sekitar 3-10 ha/petak. Karena padat tebarnya rendah, teknik pengelolaannya cenderung lebih sederhana dibandingkan ketiga jenis lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk budidaya sistem ini juga relatif lebih rendah.

Umumnya petambak yang berbudidaya di tambak ini mengandalkan pakan alami berupa plankton. Tambak jenis ini juga memanfaatkan sebagian besar kondisi pasang-surut air laut. Risiko serangan penyakit di tambak ini pun juga kecil.

2. Tambak Udang Semi Intensif

Tambak udang semi intensif adalah tambak dengan padat tebar <100 PL/m² dengan luas tambak dalam satu petak antara 1-3 ha/petak. Karena padat tebarnya satu tingkat lebih tinggi, teknik pengelolaannya lebih kompleks dibandingkan tambak udang tradisional.

Tambak jenis ini mulai memanfaatkan kincir untuk menjaga suplai oksigen terlarut. Petakan tambak dilengkapi dengan saluran inlet dan outlet untuk sirkulasi air. Selain itu, tambak ini juga mengandalkan pakan buatan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi udang.

3. Tambak Udang Intensif

Tambak intensif adalah tambak dengan padat tebar yang tinggi, yaitu sekitar >100 PL/m² dengan luas tambak dalam satu petak sebesar 0,2-0,5 ha/petak. Kedalaman tambak jenis ini biasanya dibuat lebih dari 1 meter untuk memastikan ruang gerak yang cukup bagi udang.

Dalam pengelolaannya, petambak mulai harus memperhatikan pengendalian hama dan penyakit, ketersediaan pakan, dan urusan limbah. Semakin tinggi padat tebarnya, biasanya udang akan lebih rentan terserang penyakit, membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk tumbuh, dan limbah yang dihasilkan akan semakin banyak.

4. Tambak Udang Supra Intensif

Tambak udang supra intensif adalah tambak dengan padat tebar paling tinggi, biasanya >200 PL/m² dengan kedalaman bisa melebihi 2 meter. Pengelolaan tambak jenis ini paling kompleks, membutuhkan biaya yang lebih tinggi, serta paling berisiko dibandingkan ketiga jenis lainnya. Sebagai contoh, tingkat kematian benur bisa jadi relatif lebih tinggi karena populasi udang di kolam juga tinggi.

Kebutuhan tambak jenis ini tentunya juga lebih banyak. Anda bisa saja membutuhkan 8 kincir dalam satu kolam demi menunjang suplai oksigen terlarut. Selain itu, karena buangan yang dihasilkan lebih banyak, Anda membutuhkan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau IPABA (Instalasi Pengolahan Buangan Akuakultur) yang memadai agar tambak tidak mencemari lingkungan.

Manakah Jenis Tambak Udang yang Tepat untuk Anda?

Setiap petambak tentu menginginkan tambak udangnya produktif dan menguntungkan. Salah satu faktor yang memengaruhi adalah jenis tambak yang Anda pilih. Oleh karena itu, sebaiknya pertimbangkan faktor-faktor di bawah ini sebelum memilih jenis tambak udang.

Tujuan produksi

Sesuaikan tambak udang dengan tujuan produksi Anda. Apabila fokus pada produksi secara masif, tambak udang intensif atau supra intensif lebih sesuai. Sementara itu, jika tujuan distribusinya adalah pasar lokal atau skala kecil, tambak tradisional atau semi intensif menjadi pilihan yang lebih realistis dengan sumber daya yang lebih terbatas.

Kemampuan finansial

Pemilihan jenis tambak perlu disesuaikan pula dengan kemampuan finansial dan ketersediaan modal. Biaya operasional tambak intensif dan supra intensif tentunya lebih tinggi dibandingkan tambak tradisional dan semi intensif. Selain itu, semakin tinggi padat tebar tambak, semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja di tambak.

Kemampuan manajemen dan pengetahuan budidaya

Tambak dengan padat tebar yang tinggi membutuhkan perhatian lebih besar. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan manajemen yang baik untuk mengurusnya. Pengetahuan seputar budidaya juga menjadi pertimbangan mengingat banyaknya aspek yang harus dijaga di tambak dengan padat tebar tinggi, seperti pakan buatan dan suplai oksigen terlarut.

Kesimpulan

Berdasarkan padat tebarnya, tambak udang dibagi menjadi 4 jenis, yaitu

  • Tambak udang tradisional
  • Tambak udang semi intensif
  • Tambak udang intensif
  • Tambak udang supra intensif

Apapun jenis tambak udang Anda, salah satu hal yang terpenting adalah pengelolaan budidaya itu sendiri. Anda dapat menggunakan JALA App, aplikasi manajemen budidaya yang siap #HadirMembantu perjalanan budidaya Anda. Catat lebih dari 40 parameter budidaya dan pantau kondisi tambak udang Anda dari mana saja dan kapan saja, langsung dalam genggaman.

Mari berbudidaya dengan lebih produktif dan efisien bersama JALA App! Akses melalui app.jala.tech atau download aplikasinya di Google Play Store atau App Store.

Referensi Ansori, A. (2015). Analisis Kelayakan Tambak Udang Windu (Penaeus monodon) Ekstensif di Desa Purworejo Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur (skripsi). Universitas Lampung, Bandar Lampung. Diambil tahun 2024, dari https://digilib.unila.ac.id/8230/15/BAB%20II.pdf

Farionita, I. M., Aji, J. M., & Supriono, A. (2018). Analisis Komparatif Usaha Budidaya Udang Vaname Tambak tradisional dengan Tambak Intensif di Kabupaten Situbondo. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis (JEPA), 2(4), 255–266. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2018.002.0.1

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.