Keberhasilan budidaya udang tidak lepas dari kolam udang yang berkualitas. Kolam udang dengan kondisi yang ideal dapat mendukung pertumbuhan udang hingga panen serta menghindari risiko kegagalan karena penyakit. Apa saja yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas kolam udang? Simak selengkapnya dalam artikel ini.
Jenis-jenis Kolam Budidaya Udang
Ada berbagai jenis kolam udang tergantung bentuk dan bahannya. Berikut perbandingan beberapa jenis kolam udang:
1. Kolam kotak
Kolam kotak cocok dibuat di lingkungan dengan lahan tanah karena tanah mampu membuat dinding kolam lebih kuat. Kolam kotak dapat digunakan untuk semua tingkat intensifikasi budidaya, mulai dari tradisional hingga supra-intensif. Selain itu, lahan tambak dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal karena kolam kotak dapat dibangun saling berdekatan. Jika Anda ingin berbudidaya di kolam kotak, pastikan bahwa kolam memiliki pengamanan yang kuat untuk mencegah abrasi.
2. Kolam bundar
Kolam bundar cocok untuk lahan pasir karena lebih tahan terhadap abrasi. Jenis kolam ini juga cocok untuk budidaya skala rumah tangga yang tidak memerlukan ukuran kolam yang terlalu besar. Dari segi sistem padat tebar, kolam bundar cocok untuk sistem intensif hingga supra-intensif. Keunggulan kolam bundar adalah tidak adanya sudut mati pada kolam, sehingga pakan dan perlakuan dapat tersebar secara merata. Namun, bentuk kolam yang bundar membuat lahan produksi tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Ketiadaan sudut di kolam juga menyebabkan arus kincir lebih cepat mendorong kotoran ke tengah kolam sehingga pembersihan harus dilakukan dengan lebih intens.
3. Kolam beton
Kolam beton adalah salah satu jenis kolam udang berdasarkan bahannya. Bahan beton populer karena dianggap lebih kokoh dan tahan lama untuk berbudidaya. Selain itu, penggunaan beton dapat mengurangi penurunan tanah akibat tekanan air dan mempermudah proses sterilisasi. Namun, jenis kolam ini membutuhkan biaya yang lebih besar dan waktu konstruksi yang lebih lama.
4. Kolam terpal
Kolam terpal adalah jenis kolam udang yang konstruksinya lebih terjangkau dibandingkan dengan kolam beton, sehingga cocok untuk petambak yang baru merintis atau memiliki modal yang lebih terbatas. Kolam jenis ini juga lebih mudah dibongkar pasang dan dibersihkan. Namun, jenis kolam ini rawan bocor dan lembab sehingga harus diwaspadai di musim hujan.
5. Kolam tanah
Kolam tanah adalah kolam yang dibuat dengan dengan menggali lubang yang cukup luas untuk dijadikan kolam, sehingga prosesnya lebih mudah. Namun, jenis kolam ini sangat rentan terhadap serangan hama. Kualitas tanah yang kurang baik juga dapat menyebabkan kualitas air dengan cepat sehingga menghambat pertumbuhan udang.
Faktor Utama yang Harus Diperhatikan
Setelah mempelajari berbagai jenis kolam udang, Anda perlu mengetahui beberapa faktor penting sebelum membuat kolam udang:
1. Pemilihan lokasi
Lokasi merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum membuat kolam udang. Pastikan lokasi dekat dengan sumber air yang cukup, serta tidak berpotensi memicu konflik dengan sesama petambak maupun masyarakat sekitar. Kolam harus bisa dibangun tanpa menimbulkan efek negatif bagi alam.
Baca juga: Pemilihan dan Survei Lokasi
2. Kualitas bahan
Pilih bahan dasar yang kokoh untuk mencegah kebocoran atau kerusakan. Jika menggunakan beton, pilih campuran yang sesuai dengan standar konstruksi kolam budidaya. Siapkan bahan yang cukup, sesuai dengan luas kolam dan padat tebar benur yang direncanakan. Setelah kolam selesai dikonstruksi, periksa kembali kolam untuk memastikan kekokohannya, dan lakukan pemeriksaan kondisi fisik kolam secara teratur.
3. Pembuangan air
Kolam udang harus memiliki sistem drainase yang berfungsi dengan baik untuk memaksimalkan pembuangan air. Pastikan air tidak menggenang di sekitar tambak dan mengganggu kegiatan budidaya maupun lingkungan sekitar.
4. Keamanan kolam
Pastikan juga untuk menjaga keamanan kolam dari hewan liar maupun orang yang tidak berkepentingan. Ini dapat dilakukan dengan pemasangan penghalau burung berupa senar atau tali, serta pembuatan pagar keliling.
5. Pembuangan limbah
Limbah budidaya harus dibuang dengan benar untuk menghindari dampak negatif ke lingkungan sekitar maupun risiko penyakit. Sediakan sistem pengelolaan limbah yang efektif untuk mengolah buangan dari kolam seperti kotoran udang, kelebihan pakan, dan bahan organik lainnya. Ini akan membantu Anda untuk berbudidaya secara berkelanjutan.
Kesimpulan
Berdasarkan bentuk dan bahannya, terdapat beberapa jenis kolam udang, yaitu:
- Kolam kotak
- Kolam bundar
- Kolam beton
- Kolam terpal
- Kolam tanah
Dalam melakukan konstruksi kolam udang, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, di antaranya pemilihan lokasi yang sesuai, bahan yang berkualitas, sistem drainase yang memadai, konstruksi yang aman, serta pembuangan limbah yang baik. Dengan memperhatikan faktor ini, kolam udang Anda dapat menunjang pertumbuhan udang secara optimal sehingga budidaya akan produktif dan berkelanjutan.
Selain membuat kolam udang yang ideal, pastikan untuk terus mencatat dan memantau perkembangan budidaya secara rutin dengan JALA App. Dengan JALA App, Anda dapat mencatat lebih dari 40 parameter budidaya untuk semakin memahami kondisi tambak dan mengambil langkah yang tepat. Tunggu apa lagi? Daftarkan diri Anda di app.jala.tech atau unduh versi mobile-nya dari Google Play Store atau App Store!