Persiapan lahan tambak udang vaname adalah langkah penting yang perlu dilakukan petambak sebelum memulai budidaya untuk pertama kali atau saat mempersiapkan siklus berikutnya. Persiapan tambak udang yang tepat akan menciptakan ekosistem yang kondusif untuk pertumbuhan udang selama budidaya hingga panen. Apa saja langkah persiapan tambak udang yang perlu diketahui petambak? Simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!
Tahap Persiapan Tambak Udang Sebelum Memulai Budidaya
Sebelum memulai budidaya, petambak perlu melakukan tujuh langkah berikut, dari pembersihan hingga aerasi.
1. Pembersihan
Tahap pertama dalam persiapan lahan tambak udang vaname adalah pembersihan. Pembersihan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode kering atau basah.
Pada pembersihan metode kering, tambak udang dibiarkan di bawah matahari selama 10-30 hari. Untuk pembersihan dengan tujuan pergantian siklus, limbah di dasar kolam dibersihkan dan dibuang. Kemudian alat berupa sikat plastik digunakan untuk membersihkan lumut, sedangkan untuk pembersihan organisme yang menempel lebih kuat dilakukan dengan bilah bambu atau alat keras dan tumpul lainnya.
Waktu pembersihan sebaiknya dilakukan siang hari dimana kondisi plastik benar-benar kering sehingga organisme penempel mudah lepas. Namun, metode ini tidak dapat diterapkan ke semua bagian kolam.
Untuk area tambak yang tidak bisa dibersihkan dengan metode kering, petambak dapat menggunakan metode basah. Caranya adalah menyemprotkan air dengan tekanan tinggi untuk membuang sisa limbah yang belum terangkat.
2. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua organisme yang ada dalam kolam agar tidak membahayakan benur. Sterilisasi biasanya memakan waktu 5-7 hari. Prosedurnya adalah menggunakan kaporit (klorin) atau TCCA pada lapisan/dinding kolam plastik, atau HCl 50% untuk kolam beton. Agar lebih efektif, sterilisasi dilakukan pada siang hari saat matahari terik. Selain kolam, sterilkan juga peralatan tambak yang nantinya akan digunakan untuk berbudidaya.
3. Pengapuran
Selanjutnya, tambak yang sudah dibersihkan diisi dengan air lalu didiamkan semalaman. Kemudian, bilas tambak dan ulangi proses ini sampai pH air mencapai nilai di atas 7.
Langkah selanjutnya adalah pengapuran. Pengapuran bermanfaat untuk meningkatkan pH mencapai nilai 7,8-8,5, yang ideal untuk fisiologi dan metabolisme udang. Jika pH sudah di atas 7, kapur dapat diberikan dengan dosis 100-250 kg/ha. Jenis kapur yang dapat digunakan di antaranya kalsium karbonat (CaCO3) atau dolomit [CaMg(CO3)2]
4. Pembasmian Hama
Sementara itu, petambak juga perlu memastikan tidak ada hama yang masuk ke dalam lingkungan budidaya. Hama yang dimaksud di antaranya burung, kucing, dan hewan lainnya dapat membawa penyakit. Mengurangi potensi hadirnya hama tersebut dilakukan dengan membatasi akses dan pergerakan teknisi maupun pengunjung yang tidak diperlukan, serta penggunaan alat tambahan untuk menghalau hama.
5. Pengisian Air
Langkah berikutnya adalah pengisian air. Air diisi dengan ketinggian 100 cm dan salinitas di atas 15 ppt. Lakukan pengecekan kualitas air untuk memastikan parameternya sudah sesuai dengan kondisi ideal untuk udang.
6. Penumbuhan plankton
Berikutnya, petambak perlu menumbuhkan plankton di tambaknya. Plankton dibutuhkan selama proses budidaya sebagai sumber makanan alami, produsen oksigen, dan menurunkan intensitas cahaya yang masuk ke kolam agar lebih nyaman bagi udang.
Pemberian pupuk dapat dilakukan untuk mendukung pertumbuhan plankton di tambak. Larutkan pupuk ke dalam air, lalu siramkan ke seluruh permukaan tambak secara merata. Kemudian, diamkan tambak selama 7-14 hari sebelum menebar benur. Pertumbuhan plankton akan terlihat dari perubahan warna air yang menjadi hijau kecoklatan.
7. Aerasi
Langkah terakhir dalam persiapan tambak udang vaname adalah aerasi dengan bantuan aerator. Tujuannya adalah menyediakan suplai oksigen terlarut (DO) dalam air tambak bagi udang, serta menghindari titik mati pada kolam.
Aerator dinyalakan 24 jam sebelum menebar benur untuk menciptakan sirkulasi air. Aerasi yang tepat akan membuat sirkulasi limbah atau sedimen di titik mati menjadi lebih baik.
Studi Kasus
Agar persiapan tambak udang dilakukan dengan lebih matang, petambak perlu melakukan pencatatan data. Pencatatan data bahkan sebelum budidaya dimulai memastikan lingkungan tambak sudah ideal bagi pertumbuhan udang yang optimal.
Sebagai contoh, Pak Jali melakukan pencatatan parameter kualitas air saat melakukan pengisian air kolam.
Karena melihat bahwa parameter pH masih belum ideal pada masa awal persiapan karena berada di atas rentang normal 7,8-8,5 sedangkan tebar tinggal tiga hari lagi, Pak Jali melakukan penggantian air secara bertahap untuk menurunkan pH. Sesudahnya, Pak Jali melakukan pengukuran kembali dengan hasil berikut:
Kini, pH berada di rentang ideal sehingga air lebih siap untuk proses tebar benur sehingga aklimatisasi bisa berjalan lebih lancar. Dengan memantau sejak masa persiapan, Pak Jali dapat mengetahui jika air kolamnya sudah ideal untuk memulai budidaya dan meningkatkan tingkat keberhasilan budidaya.
Kesimpulan
Setelah pembuatan tambak, petambak perlu melakukan persiapan lahan tambak udang vaname yang mencakup tujuh langkah, yaitu:
- Pembersihan
- Sterilisasi
- Pengapuran
- Pembasmian hama
- Pengisian air
- Pemberian pupuk
- Aerasi
Dengan mengikuti semua langkah ini, petambak dapat memulai budidaya dengan lebih produktif. Selama budidaya berlangsung, pastikan untuk mencatat dan memantau perkembangan di tambak secara rutin dengan JALA App.
Dengan JALA App, Anda dapat mencatat lebih dari 40 parameter budidaya untuk semakin memahami kondisi tambak dan mengambil langkah yang tepat. Tunggu apa lagi? Daftarkan diri Anda di app.jala.tech atau unduh versi mobile-nya dari Google Play Store atau App Store!