Dalam kompleksnya parameter kualitas air tambak udang, dikenal salah satu senyawa dengan kandungan unsur nitrogen yaitu nitrit. Senyawa ini muncul dari proses siklus nitrogen dengan beberapa bahan utamanya adalah sisa pakan udang atau feses udang. Nitrit (NO2) merupakan senyawa peralihan dari proses nitrifikasi amonia menjadi nitrat. Nitrit mampu berikatan dengan amino atau amida dan membentuk turunan nitrosamine yang bersifat toksik.
Pada budidaya udang, konsentrasi nitrit memiliki batas atas, yaitu tidak boleh lebih dari 1 ppm. Potensi toksik dari nitrit bisa menjadi kenyataan jika konsentrasinya melebihi batas atas. Nitrit bisa meracuni udang dan memicu masalah lainnya.
Bagaimana nitrit berpengaruh pada udang?
Di dalam darah udang (haemolimph), nitrit dapat berikatan dengan haemocyanin yang merupakan transpor utama oksigen dalam tubuh udang. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan proses respirasi terganggu sehingga udang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen yang berdampak pada metabolisme, osmoregulasi, dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi pintu gerbang masuknya berbagai macam jenis penyakit seperti IMNV/Myo, White Spot, dan sebagainya.
Peningkatan kadar nitrit di air dapat dipengaruhi oleh kandungan oksigen terlarut, dimana saat kebutuhan oksigen tidak tercukupi maka proses nitrifikasi akan bergeser menjadi denitrifikasi yang menyebabkan perubahan nitrit menjadi nitrat lebih cepat dibandingkan amonia menjadi nitrit. Selain itu, proses nitrifikasi juga akan terhambat ketika kinerja dari bakteri nitrifikasi tidak maksimal terutama saat konsentrasi bahan organik di dasar tambak sedang tinggi. Sehingga nitrifikasi dan denitrifikasi dipengaruhi oleh ketersediaan bahan organik di tambak. Oleh karena itu, kebersihan dasar kolam menjadi salah satu faktor yang sangat perlu diperhatikan.
Bagaimana cara mengatasi tingginya nitrit?
Kebersihan dasar kolam dapat dikelola dengan melakukan siphon rutin dan penerapan bakteri probiotik dengan dosis yang tepat. Keseimbangan antara bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi dengan bahan organik di tambak akan membentuk kondisi air yang baik untuk kehidupan udang.
Konstruksi kolam yang baik akan sangat membantu dalam melakukan pembersihan kolam demi menjaga kondisi bahan organik di perairan tetap stabil. Selain itu, kandungan oksigen terlarut dalam air juga perlu dipantau dan dicatat secara rutin untuk memastikan kebutuhan oksigen perairan dapat terpenuhi untuk menghindari munculnya masalah di kemudian hari.
Referensi:
- Cahyadi, Wisnu. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
- Maynard, D. M. 1960. Circulation and heart function. In T.H Waterman (ed.). The Physiology of Crustacea. Vol. I. Academic Press, New York.