Apa itu Nanobubble?
Nanobubble merupakan salah satu sistem teknologi baru dalam budidaya. Nanobubble berupa gelembung gas berukuran <200nm dalam bentuk cair dan memiliki karakteristik cenderung tenggelam perlahan di dalam perairan secara bebas dan mampu meningkatkan pergerakan molekul air. Melalui pemanfaatan oksigen terlarut dalam perairan, nanobubble mampu mengoptimalkan kadar oksigen agar tetap stabil dalam waktu yang cukup lama. Oksigen dalam nanobubble akan menangkap partikel atau polutan yang tersuspensi dalam cairan dan terapung ke permukaan. Nanobubble biasanya digunakan untuk melakukan penguraian zat berbahaya dalam air, sirkulasi gas yang ada pada perairan, dan gelombang ultrasonik.
Manfaat Teknologi Nanobubble
Nanobubble mampu meningkatkan oksigen terlarut (DO) hingga empat kali lipat dari jumlah DO yang hanya menggunakan aerator biasa. Selain meningkatkan DO, nanobubble juga mampu meningkatkan kelimpahan fitoplankton. DO tinggi mampu meningkatkan keberagaman fitoplankton, sehingga kualitas perairan pun juga akan meningkat menjadi lebih baik. Melalui penelitian, fitoplankton yang melimpah berasal dari kelompok Chrysophyta yang dimana merupakan pionir dari baiknya kualitas perairan.
Kombinasi dari nanobubble dengan penggumpalan partikel dipercaya mampu untuk menghilangkan polusi di perairan, termasuk mengurangi jumlah total nitrogen, total dissolved solids (TDS), kandungan amonia dan fosfat, serta mampu menyeimbangkan suhu air. Karakteristik dari nanobubble mampu memasuki bahan padat melalui gelembung yang berukuran kecil, sehingga mampu menguraikan bahan organik di dalam perairan budidaya.
Perairan yang menggunakan teknologi nanobubble memiliki parameter kualitas air yang jauh lebih baik, sehingga membantu dalam menekan virus dan bakteri yang terdapat di hepatopankreas udang. Hal ini dikarenakan oksigen terlarut dalam perairan mampu bertahan lama dan sangat berguna dalam proses biologis hidup udang dan proses penguraian zat yang berbahaya dalam perairan. Semakin banyak dan bertahan lama gelembung yang dihasilkan dari sebuah teknologi nanobubble, maka oksigen terlarut dalam perairan akan bertahan lama dan kualitas perairan menjadi lebih stabil. Salah satu bakteri yang mampu dilakukan pencegahan melalui teknologi nanobubble adalah Vibrio sp.
Aplikasi Teknologi Nanobubble
Penggunaan teknologi nanobubble biasanya sering digunakan dalam proses transportasi sistem tertutup. Transportasi ikan ataupun udang biasanya menggunakan sistem aerasi agar kebutuhan oksigen terlarut terpenuhi selama perjalanan. Permasalahan utamanya adalah kebutuhan oksigen terlarut akan menurun akibat sisa akumulasi sisa metabolisme dan amonia.
Kadar kebutuhan oksigen terlarut menggunakan teknologi nanobubble akan bertahan lebih lama dibandingkan menggunakan aerator biasa. Pada sistem transportasi sistem tertutup, pengaruh dari kepadatan benih dan lama perjalanan juga berpengaruh pada kebutuhan oksigen terlarut. Sehingga, salah satu upaya yang dilakukan adalah mencukupi kebutuhan oksigen terlarut menggunakan teknologi nanobubble.
Nanobubble juga memiliki peranan yang sangat penting baik dalam proses budidaya. Teknologi nanobubble dapat diaplikasikan mulai dari pra panen hingga pasca panen. Penggunaan teknologi nanobubble juga mampu meningkatkan produksi budidaya. Manfaat yang berlimpah dari penggunaan teknologi ini dapat diterapkan para pembudidaya sehingga mampu meningkatkan proses budidaya secara efektif dan efisien.
Jika Anda memutuskan untuk menggunakan teknologi nanobubble, pastikan Anda menggunakan JALA App untuk mendukung keberhasilan budidaya Anda!
JALA App dapat membantu Anda mencatat, memantau, dan memahami kondisi budidaya dengan lebih mendalam dan praktis. Daftarkan diri Anda segera di app.jala.tech dan unduh versi mobile-nya di Google Play Store atau App Store untuk memulai perjalanan budidaya Anda bersama JALA!
Referensi: Fuadi, Anwar, Muhammad S., Usman. (2020). Teknologi Tepat Guna Budidaya Ikan Lele dalam Kolam Terpal Metode Bioflok Dilengkapi dengan Aerasi Nano Bubble Oksigen. Jurnal Vokasi. Vol. 4 No. 1 (39-45). Mahasri, Gunanti, Laksmi S., Sudarno, Prayogo, Galang D. P., dan Ade I. H., (2019). Nanobubble Aquaculture System : Its Effect Towards Immune Response and Infection of Vibrio sp. in Vannamei Shrimp (Litopenaus vannamei). Indian Veterinary Journal. Volume 96 (05) : 21-23. Mauladani, Syifa, Asri I. R., Muhammad F. A., Arief H., Rizki N. S., Aprian F. P., Agus D., Ahmad S., Hardi J., Dedi C., Henry K. H. S., Wendy T. P., Ujang K. A. K., Alfian N., dan Nurul T. R., (2020). Studi Kelayakan Ekonomi Budidaya Udang Litopenaeus vannamei : Investasi Nanobubble dalam Meningkatkan Produktivitas Hasil Panen. Jurnal Akuakuktur Indonesia. Volume 19 (1): 30-38. Susanti, Lily, Suyoto W. U., Noverina D. T., (2020). Dissolved Oxygen, Temperature, and Total Ammonia Nitrogen Management of Penaeus vannamei Postlarvae 10 Hatchery Using Nanobubble Technology. Proceedings of the International Conference on Fisheries and Aquaculture. Volume 6 Issue 1 : 21-28. Takarina, Noverita Dian, Suyud W. U., Lily S., Nurul T. R., Dedi C., Hardi J., Henry K. H. S., Rizki N. S. (2020). Phytoplankton Biodiversity Trends in Nanobubble Aerated Shrimp Farming at Probolinggo Coast, East Java. Jurnal Biodiversitas. Volume 21 Nomor 12. Pages : 5906-5914. Zaidy, Azam Bachur, Agung D. A., dan Adang K. (2021). Pengaruh Penggunaan Nanobubble dalam Transportasi Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei). Jurnal Akuatika Indonesia. Vol 2 Nomor 2. Hal 50-56.
_Penulis merupakan alumni Universitas Diponegoro Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. _