Semua Penyakit

Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus

Penyakit udang Infectious Hypodermal and Haematopoietic Necrosis (IHHN) disebabkan oleh virus bernama Infectious Hypodermal and Haematopoietic Necrosis Virus (IHHNV). Udang dalam fase juvenil, yaitu pada DoC sekitar 1-30 hari, yang terinfeksi IHHNV mengalami pertumbuhan yang tidak stabil. Bagian perutnya akan berwarna putih berkilauan, tubuhnya kebiruan, dan moncongnya cacat atau sedikit bengkok.

Indikasi Penyakit

Nama

IHHN atau infeksi hypodermal dan nekrosis hematopoietik

Tanda-tanda klinis

Pada udang juvenil, penyakit ini menyebabkan runt deformity syndrome (RDS). Pertumbuhan dan beratnya tidak stabil serta pembentukan karapasnya terhambat. Udang yang terinfeksi akan berenang ke permukaan air, diam tidak bergerak, kemudian berputar dan tenggelam ke dasar kolam. Perilaku ini mungkin dapat berulang hingga terjadi kematian. Selain itu, bagian perut dan moncong udang mengalami cacat.

Metode diagnosis

Membawa sampel udang untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut di laboratorium menggunakan uji histopatologi dan real-time PCR.

contoh-udang-yang-terkena-ihhnv.png Dampak IHHNV (Sumber: vinnbio.com)

Patogen

Nama

Infectious Hypodermal Haematopoietic Necrosis Virus (IHHNV) dari famili Parvoviridae

Tipe patogen

Virus

Sinonim

Belum ada data.

Karakter

IHHNV merupakan virus dengan rantai tunggal DNA dan memiliki rata-rata diameter sekitar 22 nm. Organ target dari virus ini adalah hipodermis, hemosit, organ hematopoetik, dan jaringan penghubung. IHHNV termasuk dalam jenis parvovirus kategori C-1, yaitu kategori yang dapat menyebabkan kematian massal dan dapat menyebar dalam suatu wilayah serta sulit untuk disembuhkan.

Dampak Patogen

Toksisitas

Saat virus ini menjangkit udang, kanibalisme bisa terjadi meskipun nafsu makan udang akan menurun dan potensi kematiannya meningkat. Dampak virus ini pada udang dewasa cenderung tidak terlalu signifikan, tetapi pada udang di fase post larva (PL) dan juvenil, yang terjadi adalah sebaliknya. Tingkat kematiannya bisa naik hingga 80-90% dalam dua minggu. Jika tidak menyebabkan kematian, virus ini bisa menyebabkan udang berukuran kecil saat waktunya panen karena pertumbuhannya terhambat.

Faktor predisposisi

Pemilihan benih udang yang kurang tersertifikasi dan kurangnya upaya dalam menjaga kualitas air dapat memicu munculnya patogen ini.

Transmisi

Virus ini dapat menginfeksi melalui peristiwa kanibalisme sesama udang. Selain itu, virus juga dapat ditularkan melalui kontak dengan individu yang membawa atau terkena virus, dari indukan ke anakan, serta melalui air yang di dalamnya terdapat udang yang terinfeksi IHHNV.

Epidemiologi

Penyakit ini pernah terjadi di Ekuador, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Peru, Taiwan, Cina, dan Thailand. Awal identifikasi terjadi pada tahun 1981 di Hawaii.

Inang atau vektor

Turunan IHHNV dapat menginfeksi Penaeus vannamei, Penaeus stylirostris, dan Penaeus monodon. Ada pula kemungkinan menyebar ke negara lain melalui sistem ekspor benur.

Dosis infeksi

Belum ada data.

Periode inkubasi

Setelah terinfeksi, penyakit ini mulai terlihat jelas 35 hari pasca tebar, dan durasi inkubasi virus ini 5-14 hari setelah terjadi kontak dengan virus.

Stabilitas dan Kelangsungan Hidup

Kerentanan terhadap obat

Belum ditemukan.

Kerentanan terhadap desinfektan/probiotik

Belum ditemukan.

Inaktivasi fisik

Belum ditemukan.

Penanganan dan Pencegahan

Peringatan dini

Mengamati fisik benur untuk melihat apakah terdapat kecacatan.

Pencegahan

Memilih benur bersertifikasi Specific Pathogen Free (SPF) terutama bebas IHHNV. Menjaga kualitas air tambak selama budidaya juga merupakan faktor penting dalam mencegah tersebarnya virus ini.

Pengobatan

Belum ada informasi.

Eradikasi

Melakukan manajemen kualitas air yang baik dan terkontrol, contohnya menjaga agar kisaran DO tetap optimal pada 5-9 ppm dan kisaran suhu pada 28-32°C. Lakukan juga pemantauan kualitas air secara mingguan, misalnya dengan mengukur parameter TAN, NH3, total alkalinitas, dan HCO3.

Regulasi dan Informasi Lain

Belum ditemukan.

Referensi

Baticados, M.C.L. 1998. Disease. In: Biology and Culture of Penaeus monodon. SEAFDEC Aquaculture Department. pp: 139-178. FAO Fisheries Technical Paper 402/2.

Ganjoor, M. 2015. A Short Review on Infectious Viruses in Cultural Shrimps (Penaeidae Family). Journal of Fisheries Science. 9 (3): 9-33.

Genics Pty Ltd. 2023. Genics Education Series: Infectious Hypodermal and Haematopoietic Necrosis Virus (IHHNV).

Infectious Hypodermal and Haematopoietic Necrosis Virus (IHHNV) of Penaeid Shrimp, Fisheries and Ocean Canada.

Infectious hypodermal and haematopoietic necrosis (IHHN) virus, Aquatic Animal Diseases Significant to Australia: Identification Field Guide 4th Edition Australia Government.

Mulyadi, M., C. R. Handayani, H. P. Kusumaningrum, dan A. Budiharjo. 2013. Prediksi Resistensi Udang Vaname (Litopenaus vannamei) terhadap Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV) dari Tambak Intensif dan Semi Intensif Jepara Menggunakan Marka RAPD. BIOMA. Vol. 15, No. 2 : 73-80.

Lightner, D.V. and R.M. Redman. 1998. Strategies for the Control of Viral Disease of Shrimp in the Americas. Fish Pathology. 33 (4): 165-180.

Lotz, J.M. 1997. Special Topic Review: Viruses, Biosecurity and Specific Pathogen-free Stocks in Shrimp Aquaculture. World Journal of Microbiology & Biotechnology. 13: 406-413.

Rodriguez, S.A.S., B. Gomez-Gil, and A. Roque. 2009. Shrimp Disease and Molecular Diagnostic Methods.