Yellow Head Disease
Hepatopankreas berubah warna menjadi kekuningan. Seperti nama penyakitnya, cephalothorax atau kepala hingga thorax udang juga berwarna kekuningan dan membengkak. Bagian tubuh lain juga ikut memutih, sedangkan warna insang dapat berubah menjadi putih, kuning, atau coklat. Udang akan tampak sekarat di dekat permukaan atau tepi kolam, serta berhenti makan secara tiba-tiba. Kematian massal hingga 100% dapat terjadi 2-4 hari setelah udang berhenti makan.
Karena udang dengan penyakit YHD tidak selalu menunjukkan tanda-tanda di atas, penting untuk mengkonfirmasi diagnosis dengan pewarnaan insang dan pengecekan hemolimfa. Diagnosa lebih lanjut dapat dilakukan dengan uji RT-PCR.
Yellow Head Virus genotipe 1 (YHV1)
Virus
Yellow-head baculovirus (YBV), Yellow-head disease baculovirus (YHDBV).
YHV1 termasuk virus bacilliform atau berbentuk batang dengan sitoplasma terbungkus ssRNA, berukuran 44 ± 6 x 173 ±13 nm. Virus ini termasuk dalam virus patogen kategori C-1, yaitu kategori yang dapat menyebabkan kematian massal dan dapat menyebar dalam suatu wilayah serta sulit untuk disembuhkan.
Sejauh ini, YHV memiliki 10 genotipe. Genotipe 2 dikenal sebagai Gill Associated Virus (GAV). Genotipe 3, 4, 5, 6, 9, dan 10 belum terbukti menyebabkan penyakit, sedangkan genotipe 7 dan 8 menyebabkan penyakit terhadap udang Penaeus monodon dan Fenneropenaeus chinensis, namun belum ditemukan pada udang vaname.
Jika penyakit ini menginfeksi udang, mortalitas atau tingkat kematiannya meningkat menjadi 100% dalam jangka waktu 3 hingga 5 hari setelah terjangkit. Adapun penyakit ini tercatat dapat muncul pada DoC 50-70 saat udang berukuran 5-15 gram.
Perubahan pH atau DO secara mendadak.
Penularan YHV1 umumnya terjadi secara horizontal melalui peristiwa kanibalisme atau melalui air dan menginfeksi telur. Penularan juga dapat terjadi secara vertikal, yaitu dari indukan jantan maupun betina melalui infeksi permukaan atau kontaminasi jaringan sekitar telur yang telah dibuahi. Virus masih dapat menginfeksi jika berada di air selama 72 jam.
YHV1 pertama kali dikenal pada awal 1990-an dan menyebabkan kematian massal udang Penaeus monodon di Thailand. Penyebarannya telah mencapai Sri Lanka, Indonesia, Filipina, China, Taiwan dan Malaysia.
YHV1 dapat menyebar melalui inang, indukan atau benur yang tidak tersertifikasi. Beberapa jenis udang budidaya (Penaeus monodon, P. japonicus, Litopenaeus vannamei, dan P. stylirostris) juga dapat menjadi inang. Beberapa di antaranya dapat menjadi karier atau pembawa virus.
Belum ada data.
Tanda-tanda klinis muncul setelah 2-4 hari infeksi, dan butuh waktu 3 hingga 5 hari mencapai kematian.
Belum ada data.
Belum ada data.
Virus YHV1 dapat diinaktivasi dengan pemanasan pada suhu 60°C selama 15 menit atau dengan memberikan perlakuan klorin 30 ppm.
YHD dapat terjadi jika nafsu makan udang meningkat, tetapi menurun secara drastis hingga fase akhir terjadinya penyakit. Deteksi secara fisik dapat dilihat dengan perubahan warna pada kepala udang menjadi kuning cerah.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga agar udang tidak stres dengan memantau kualitas air agar tetap di kondisi optimal. Setelah panen, sedimen dan zat organik harus dihilangkan dengan cermat dan hati-hati. Pemilihan benur udang yang tersertifikasi bebas virus juga penting untuk mencegah terjadinya YHD.
Jika terjadi penyakit, hindari perubahan mendadak pada parameter fisik dan kimia air. Selain itu, belum ada metode vaksinasi yang dikembangkan.
Kolam didesinfeksi menggunakan klorin 30 ppm setidaknya 4 hari untuk membunuh udang dan karier potensial. Udang yang mati dikubur atau dibakar kemudian kolam dikeringkan. Air yang digunakan untuk siklus berikutnya juga perlu diberikan perlakuan desinfeksi untuk menghilangkan potensi adanya organisme pembawa dengan menambahkan 20-30 ppm klorin.
Bower, S.M. 1996. Synopsis of Infectious Disease and Parasites of Commercially Exploited Shellfish: Yellow-head Virus Disease (YHD) of Penaeid Shrimp. Fisheries and Oceans Canada.
FAO. FAO Fisheries Technical Paper 402/2.
Flegel, T.W., D.F. Fegan, S. Kongsom, S. Vuthikomudomkit, S. Sriurairatana, S. Boonyaratpalin, C. Chantanachookhin, J.E. Vickers and O.D. Macdonald. 1992. Occurrence, diagnosis and treatment of shrimp diseases in Thailand. In: W. Fulks and K.L. Main (eds.). Diseases of Cultured Penaeid Shrimp in Asia and the United States. The Oceanic Institute, Honolulu, p. 57-112.
Ganjoor, M. 2015. A Short Review on Infectious Viruses in Cultural Shrimps (Penaeidae Family). Journal of Fisheries Science. 9 (3): 9-33.
Genics Pty Ltd. 2023. Genics Education Series: Yellow Head Virus (YHV) variants 1 and 7.
Lotz, J.M. 1997. Special Topic Review: Viruses, Biosecurity and Specific Pathogen-free Stocks in Shrimp Aquaculture. World Journal of Microbiology & Biotechnology. 13: 406-413.
OIE. 2009. Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals: Yellow Head Disease.