Industri Udang

Hari Perikanan Dunia Ingatkan Pentingnya Aspek Keberlanjutan dalam Berbudidaya

Vanessa
Vanessa
21 November 2023
Bagikan artikel
Cover - Hari Ikan Nasional.jpg

Tanggal 21 November diperingati sebagai World Fisheries Day atau Hari Perikanan Dunia. Tidak hanya diperingati secara global, di Indonesia sendiri Hari Ikan Nasional (Harkannas) juga diperingati setiap tahun di tanggal yang sama. Seperti apa makna dan sejarah Hari Perikanan Dunia, dan apa signifikansinya di industri akuakultur khususnya budidaya udang?

Sejarah Hari Perikanan Dunia dan Harkannas

Hari Perikanan Dunia pertama kali diperingati pada tahun 1984. Peringatan ini ditetapkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara global tentang pentingnya sumber daya perikanan dan akuakultur. Selain itu, FAO juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam industri ini, serta meningkatkan kesejahteraan dan menegakkan hak pekerja khususnya dalam komunitas perikanan berskala kecil.

Di Indonesia sendiri, Harkannas ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2014 dan dilandasi pertimbangan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki potensi perikanan yang perlu dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk bangsa. Melalui Harkannas, diharapkan akan terdapat kesadaran yang lebih tinggi terkait pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan mendukung ketahanan pangan dan gizi nasional, serta edukasi tentang ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi.

Signifikansi dalam Industri Akuakultur dan Budidaya Udang

Meskipun Harkannas dapat dikatakan lebih berfokus pada jenis pangan ikan, namun terdapat beberapa makna dari Harkannas yang dapat dipetik sebagai pengingat bagi petambak udang dan siapapun yang terlibat di sepanjang rantai produksi udang:

1. Memastikan produksi yang berkelanjutan

Keuntungan hasil budidaya yang tidak mengedepankan keberlanjutan belum bisa dikatakan sebagai keberhasilan. Budidaya yang berkelanjutan harus memenuhi tiga aspek yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial. Keberlanjutan secara ekologi artinya berbudidaya tanpa merusak lingkungan. Keberlanjutan secara ekonomi artinya budidaya dapat terus berjalan tetapi juga ada keuntungan yang didapat. Sedangkan, keberlanjutan sosial meliputi budidaya yang tidak mengganggu lingkungan sosial tetapi justru membawa dampak positif.

Salah satu langkah paling sederhana namun perlu dijadikan kebiasaan oleh petambak untuk menjaga keberlanjutan adalah melalui menjaga kualitas air. Monitoring kualitas air memastikan air dapat menjadi lingkungan hidup yang aman dan ideal bagi udang. Tidak cukup sampai di situ, limbah air pun perlu diberi perlakuan yang benar sebelum dibuang agar tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.

Baca juga: IPAL: Kepentingan Siapa?

2. Meningkatkan kesadaran semua petambak

Untuk mewujudkan industri budidaya udang yang lebih produktif berkelanjutan, harus dilakukan edukasi bagi petambak besar hingga kecil. Petambak yang berbudidaya secara masif harus sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan, karena semakin intens budidaya, semakin besar dampaknya terhadap lingkungan. Edukasi tidak selalu harus dilakukan secara satu arah, namun juga secara dua arah melalui pendampingan maupun kelompok atau komunitas petambak sebagai wadah diskusi dan berbagi informasi.

Baca juga: Manfaat Bergabung Kelompok Pembudidaya

Salah satu inisiatif JALA sebagai solusi end-to-end budidaya udang adalah menggandeng kelompok-kelompok petambak lokal di berbagai daerah. Selain meningkatkan produktivitas budidaya udang, JALA memberi pelatihan tambak udang pada petambak kecil agar dapat memanfaatkan teknologi seperti JALA App dan Baruno agar dapat melakukan budidaya berbasis data. Pendampingan juga dikemas dalam bentuk penerapan sistem biosekuriti, dan upgrade tambak menjadi semi intensif.

3. Kolaborasi dari semua pihak

Terakhir, adanya Harkannas mengingatkan kita semua akan pentingnya kolaborasi dari semua pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, pemilik tambak, petambak, dan semua yang terlibat dalam industri budidaya udang untuk mewujudkan peningkatan produktivitas dan berkelanjutan di semua tingkat. Pemberian edukasi, pendampingan, hingga dukungan sarana prasarana budidaya tidak dapat dilakukan hanya di beberapa daerah pusat, namun diupayakan secara merata di berbagai daerah produsen udang di Indonesia.

Hari Perikanan Dunia adalah kesempatan bagi semua pihak yang terlibat dalam industri akuakultur untuk turut mendukung produktivitas dan keberlanjutan. Dengan berfokus pada praktik budidaya yang baik, kita semua dapat berkontribusi positif untuk masa depan sumber daya akuakultur.

Artikel Terkait
Semua artikel
JALA (PT JALA Akuakultur Lestari Alamku) Mengklarifikasi Tidak Terlibat dengan HS (Harapan Sejahtera) Group
JALA (PT JALA Akuakultur Lestari Alamku) Mengklarifikasi Tidak Terlibat dengan HS (Harapan Sejahtera) Group
2 Mei 2024 1 menit baca
Potensi Pasar Udang Vaname di Indonesia [2024]
Potensi Pasar Udang Vaname di Indonesia [2024]
4 April 2024 4 menit baca
Apa itu Benur? Ini Pengertian dan Asal Usulnya!
Apa itu Benur? Ini Pengertian dan Asal Usulnya!
3 April 2024 3 menit baca
Apa itu Hatchery Udang Vaname? Ini Perannya bagi Bisnis Udang!
Apa itu Hatchery Udang Vaname? Ini Perannya bagi Bisnis Udang!
2 April 2024 5 menit baca
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.