Industri Udang

Mencari Market Ekspor Udang Baru

Vanessa
Vanessa
3 Juli 2024
Bagikan artikel
Cover - Mencari Market Baru Udang Indonesia.webp

Per kuartal tiga tahun 2023, Indonesia menempati posisi keempat di jajaran negara eksportir udang vaname. Sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia di pasar ekspor, bisnis ekspor udang terus diupayakan untuk ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia. Bahkan, ekspor udang ditargetkan untuk meningkat hingga 250% pada tahun 2024 ini.

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sasaran pasar ekspor udang Indonesia di antaranya Amerika Serikat (AS), Jepang, ASEAN (9 negara), dan Uni Eropa (27 negara), dengan pertumbuhan positif 12,97% per tahun pada tahun 2022. Namun, pangsa pasar udang Indonesia di pasar global masih cukup rendah yaitu sekitar 6 persen.

Saat ini, AS merupakan negara teratas dalam tujuan ekspor Indonesia. Berdasarkan data BKIPM, tahun 2022 lalu, persentase ekspor produk udang dalam kemasan ke AS mencapai 81,82%. Demikian juga dengan produk udang olahan, tujuan ekspor didominasi oleh AS dengan persentase sebesar 59,28%. Besarnya persentase ini membuat Indonesia sangat bergantung pada pasar udang AS.

Ketika AS melayangkan tuduhan dumping dan petisi countervailing duty ke negara-negara produsen udang di tahun 2023, industri udang Indonesia juga terpengaruh. Tuduhan dan petisi tersebut secara tidak langsung menyebabkan harga udang mengalami penurunan. Harga udang yang turun menyebabkan petambak terpaksa menghentikan produksi untuk sementara.

Baca juga: Mengungkap Dampak Tuduhan Dumping dan Countervailing Duty bagi Industri Udang Indonesia

Pasar Alternatif yang Potensial

Untuk meningkatkan pangsa pasar Indonesia di pasar ekspor udang, penting untuk tidak hanya berfokus pada negara yang selama ini menjadi importir udang dalam jumlah besar seperti AS, tapi juga mengeksplorasi negara-negara lain yang menjanjikan untuk dijadikan tujuan ekspor baru. Berikut beberapa negara yang memiliki potensi sebagai alternatif tujuan ekspor untuk komoditas udang:

Arab Saudi

Negara pertama yang berpotensi sebagai tujuan ekspor udang dari Indonesia adalah Arab Saudi. Berdasarkan seafoodsource.com, Arab Saudi memberlakukan larangan sementara terhadap udang yang diimpor dari India karena adanya kasus penyakit bintik putih. Negara ini memang memiliki persyaratan ketat terkait risiko biosekuriti dan keamanan produk yang diimpor. Arab Saudi sebetulnya memiliki produksi udang budidaya yang cukup tinggi, namun pasar domestiknya masih sangat bergantung pada impor. Volume impor udang Arab Saudi diperkirakan akan terus meningkat 2.5% per tahunnya.

Uni Emirat Arab (UEA)

Uni Emirat Arab (UEA) adalah negara lain yang berpotensi untuk menjadi tujuan ekspor udang Indonesia karena permintaannya yang tinggi terhadap produk seafood. Pada tahun 2022, UEA mengimpor 51 ribu ton udang. Saat ini, UEA paling banyak mengimpor dari Ekuador dan Argentina, sehingga sebetulnya Indonesia masih memiliki potensi untuk memasuki pasar ini.

Korea Selatan

Korea Selatan juga dapat menjadi pasar potensial bagi ekspor udang Indonesia. Korea Selatan memiliki sumber daya yang menjanjikan untuk akuakultur serta konsumsi seafood yang tinggi. Namun, impor udang di Korea Selatan masih jauh lebih tinggi daripada ekspornya. Korea Selatan mengimpor udang dari Vietnam, Thailand dan Ecuador, dengan udang vaname sebagai jenis udang utamanya. Bahkan, Korea Selatan menjadi importir ketiga terbesar untuk udang vannamei dari Vietnam setelah AS dan Jepang.

Prancis

Menelusuri potensi ekspor udang di benua Eropa, Prancis adalah salah satu negara tujuan yang menjanjikan. Pasalnya, negara ini memiliki permintaan udang yang tinggi, dengan peningkatan 21% dari 2015 ke 2020. Namun, produksi udang nasional tidak cukup untuk memenuhi permintaan ini, sehingga Prancis bergantung pada impor udang. Dari keseluruhan impor udang oleh Prancis, 90% merupakan udang kupas mentah dan udang HOSO (udang utuh) mentah.

China

Selain Korea Selatan dan UEA, negara lain di Asia yang memiliki potensi besar menjadi alternatif pasar ekspor udang adalah China. Salah satunya karena performa pertumbuhan pasar udang China yang cukup signifikan. Dilansir dari bisnis.com, pertumbuhan pasar udang China di tahun 2018 hingga 2022 mengalami kenaikan sebesar 49% per tahun. Selama ini, Indonesia belum maksimal dalam mengupayakan ekspor udang ke China. Oleh karena itu, pertumbuhan pasar yang besar tersebut harapannya dapat memacu upaya Indonesia untuk mengekspor ke China.

Potensi Pasar Udang Domestik

Selama ini Indonesia sangat mengandalkan pasar ekspor untuk komoditas udang. Namun, gejolak pasar global yang tidak dapat diprediksi menuntut Indonesia untuk mengoptimalkan peluang di dalam negeri. Penyerapan yang tinggi di pasar domestik akan memperkuat reputasi Indonesia sebagai negara produsen udang.

Sayangnya, pasar udang domestik dapat dikatakan belum cukup kuat per tahun 2023. Konsumsi produk udang di tengah masyarakat masih sangat kecil. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa nilai median konsumsi udang di 514 kabupaten/kota di Indonesia hanya mencapai 0,43 kg/kapita.

Meski demikian, Indonesia masih bisa meningkatkan potensi pasar udang domestik asalkan diiringi strategi penyerapan yang tepat. Para pelaku industri udang dan stakeholder perlu bahu membahu mengupayakannya.

Langkah yang dapat diupayakan adalah edukasi atau kampanye konsumsi udang serta memproduksi udang dengan nilai tambah. Selain itu, petambak udang juga dapat mengupayakan peningkatan kualitas udang sejak masa budidaya, contohnya dengan menjaga kualitas air agar tetap ideal.

Asumsinya, median konsumsi udang perlu ditingkatkan menjadi 0,5 kg/kapita dengan produksi udang mencapai 300.000 ton/tahun. Jika median konsumsi udang tersebut dikalikan dengan 280 juta populasi Indonesia, hasilnya adalah 140.000 ton udang untuk diserap pasar lokal setiap tahun. Angka tersebut sudah mencapai kurang lebih 47% dari produksi udang dan ketergantungan pada pasar ekspor dapat ditekan.

Tantangan dan Solusi

Melihat banyaknya negara dengan permintaan yang tinggi untuk komoditas udang impor, Indonesia sepatutnya mengoptimalkan industri budidaya udang dari hulu ke hilir untuk meningkatkan daya saingnya di pasar global. Pemerintah pusat dan lokal dapat bekerja sama dengan membangun hatchery yang dapat menghasilkan benih unggulan serta membangun kawasan tambak untuk menggenjot produksi.

Sementara itu, petambak dapat menerapkan cara budidaya yang baik, misalnya dengan mengimplementasi biosekuriti untuk memastikan udang yang dihasilkan berkualitas dan bebas penyakit, serta meminimalisir dampak ke lingkungan sekitar. Selain itu, dibutuhkan juga produk olahan udang bernilai tambah untuk meningkatkan peluang penetrasi pasar.

Kesimpulan

Indonesia adalah salah satu dari empat negara eksportir udang terbesar. Tingginya volume ekspor membuat Indonesia sangat bergantung pada pasar ekspor, terutama AS. Namun, dengan adanya gejolak pasar udang dunia yang tidak dapat diprediksi, Indonesia juga perlu menggeser fokus pada peningkatan serapan konsumsi udang di pasar domestik.

Apakah Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang performa ekspor, dinamika industri, dan produksi udang Indonesia? Temukan wawasan selengkapnya di ebook Shrimp Outlook 2024 dari JALA!

Artikel Terkait
Semua artikel
Memahami Pentingnya Persetujuan Lingkungan bagi Usaha Tambak Udang
Memahami Pentingnya Persetujuan Lingkungan bagi Usaha Tambak Udang
9 Juli 2024 4 menit baca
Budidaya Udang Berkelanjutan: Teknis, Sistem, dan Bisnis
Budidaya Udang Berkelanjutan: Teknis, Sistem, dan Bisnis
5 Juli 2024 2 menit baca
Ranking Indonesia di Peta Persaingan Eksportir Udang Dunia
Ranking Indonesia di Peta Persaingan Eksportir Udang Dunia
28 Juni 2024 4 menit baca
Kunjungan Komisi II DPRD Sulawesi Tenggara ke JALA: Memperkuat Potensi Budidaya Udang di Sulawesi Tenggara
Kunjungan Komisi II DPRD Sulawesi Tenggara ke JALA: Memperkuat Potensi Budidaya Udang di Sulawesi Tenggara
25 Juni 2024 2 menit baca
Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.